19

1.6K 242 201
                                    

Author pov.
Malam sudah berganti pagi, matahari pun telah menampakkan wujudnya untuk menyambut pergantian hari dan menemani orang-orang yang hendak beraktivitas.
Choi Jisu, gadis cantik yang sudah dalam keadaan rapi itu tersenyum manis saat menatap hoodie berwarna hitam sebelum diambilnya. Hoodie itu sudah menjadi penghuni di lemarinya selama kurang lebih tiga tahun. Namun aroma elegan dari buah-buahan yang bercampur dengan aroma bunga mawar itu belum hilang walaupun sudah tiga tahun lamanya menempel pada hoodie itu.
Lia sangat yakin, parfum sang pemilik hoodie itu pasti harganya setara dengan gadget mewah. Terbukti dari aromanya yang tidak mudah hilang.

*tok *tok *tok

Dengan cepat, lia menggambil hoodie itu, lalu segera melangkahkan kaki menuju ke pintu kamarnya yang baru saja diketuk.

*ceklek



"Good morning, sweetie."



Sebuah senyuman cantik langsung lia tunjukkan saat sang pengetuk pintu itu menyapanya dengan sangat manis.



"Good morning too, sunshine."



Gelak tawa seketika langsung memenuhi seisi rumah mewah itu setelah kedua anak yang entah memiliki hubungan apa itu saling memberikan panggilan yang berhasil membuat mereka merasa geli.



"Udah siap ?" Tanya gadis jangkung yang tidak lain adalah Hwang Yeji.

"Udah dong."

"Ya udah yuk."



Sambil tersenyum hangat, yeji mengulurkan tangannya. Dan tentu saja lia menyambut uluran tangan itu dengan bahagia.

Bahagia,
Sudah belasan tahun lia tidak lagi paham tentang kata itu. Dulu, waktu masih kecil, lia adalah orang paling bahagia, menurutnya. Karena kedua orang tua lia tidak pernah henti-hentinya memberikan kebahagiaan kepada lia dengan selalu berada di sisi gadis itu. Sampai pada suatu masa di mana bisnis keluarga mereka mulai berkembang dan makin sukses. Lia yang dulunya benar-benar bisa merasakan kebahagiaan, pada akhirnya terpaksa harus berpura-pura seolah dirinya adalah orang paling bahagia di muka bumi ini karena orang tua yang dulunya selalu memberi lia kebahagiaan, kini lebih memperhatikan bisnis ketimbang putri semata wayang mereka.
Ya,
Selama ini kebahagiaan yang selalu lia tunjukkan di depan banyak orang hanyalah sebuah kepura-puraan belaka.
Namun tidak sampai akhirnya lia dipertemukan kembali dengan Hwang Yeji, orang yang kini menjadi cinta pertamanya.
Kebahagiaan yang dulu sempat hilang seakan dibawa kembali namun oleh orang yang berbeda. Jika dulu kebahagiaan yang lia dapatkan itu berasal dari kedua orang tuanya, sekarang kebahagiaan itu lia dapatkan dari Hwang Yeji.



"Eh ? Hoodie gue kan ini ?"



Lia kembali tersenyum, namun kali ini dengan sedikit bodoh karena yeji mendapatinya membawa hoodie yang dulu yeji pinjamkan padanya.



"Hehehe."



Tanpa menghilangkan senyum bodohnya, lia menganggukkan kepala.



"Coba sini."

"Mau diminta sekarang ji ? Yah padahal masih mau gue pinjem. Gue ga punya jak.."

"Engga kok, siapa sih yang mau minta ? Maaf ya."



Dengan lembut dan sangat hati-hati, yeji memakaikan hoodie yang baru saja diambilnya itu, ke tubuh lia.

Tidak seperti biasanya, hari ini yeji dan lia berangkat ke kampus menggunakan motor. Karena kemarin lia mengatakan bahwa dirinya belum pernah naik motor sekali pun bahkan semenjak gadis cantik itu terlahir di dunia ini. Maka dari itu yeji berniat untuk mengajak lia menikmati bagaimana rasanya naik motor.

Social ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang