05. Ternyata Dia

107K 9.5K 161
                                    

Follow Instagram: @hisitiaaa_p dan @sitiaaa.25

Follow Instagram Rp:
@arkalister.d
@aluna.dqueen
@sakaorion.dtm
@solidarity.galaxy
@abian_melviano

(SPIN OFF ARKALUNA: ABIAN)


*****

Aluna tengah memilih baju yang cocok untuk dinner malam ini. Ia harus berpakaian anggun dan sopan. Gadis itu memakai gaun yang sudah di siapkan kemarin malam, rambut panjang sepinggangnya dibiarkan tergerai.

Wajah cantik itu di poles sedikit make up membuat Aluna jauh lebih cantik, wajahnya terlihat sangat mewah dan elegan ketika kaki jenjangnya memakai high heels membuat auranya sangat kuat. Siapa saja pasti terpesona.

Walaupun di luar Aluna nampak tenang. Namun di dalam hati, gadis itu tidak bisa mengendalikan detak jantungnya yang berdegup begitu kencang.

"Luna, udah siap?" Lani dari luar sana berteriak.

"Sebentar lagi, Bun." Aluna menyemprotkan parfum ke pergelangan tangan serta lehernya. Ia menghela napas di depan cermin.

"Tuhan kasih yang terbaik, Luna," tutur Aluna di depan cermin bermaksud menyemangati dirinya sendiri. Tangannya menggapai handphone di atas nakas lalu keluar kamar.

Mereka mengadakan makan malam di salah satu restoran yang sudah di sewa khusus oleh Rio.

"Gak usah tegang gitu, tunanganmu ganteng kok," ujar Rio. Melihat wajah tegang anak perempuannya membuat Rio ingin tertawa meledek.

"Belum jadi tunangan, Yah." Aluna mengoreksi ucapan Ayahnya.

"Bunda yakin kamu bakal suka." Sepanjang perjalanan Rio dan Lani tidak henti-hentinya meyakinkan Aluna bahwa ini keputusan terbaik, dan calonnya sangat-sangat tampan seperti Pangeran dari Negeri Dongeng.

20 menit perjalanan, Rio, Lani dan Aluna sampai di Hoku restoran. Restoran ini menyajikan semua jenis makanan asal negeri Sakura.

"Selamat malam." Aluna membulatkan matanya, laki-laki di didepannya ini sangat tampan walau sudah berkeriput. Mungkin seumuran dengan Ayahnya.

"Luna, kasih salam sama Om Geo." Lani menyenggol bahu Aluna. Gadis itu mengerjapkan matanya.

"A-halo, Om." Aluna tersenyum tipis sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Luna sudah besar, terakhir ketemu waktu usia 2 tahun. Cantiknya .." Aluna tersenyum kikuk. Jangan-jangan Aluna akan dijodohkan dengan lelaki tua ini. Aluna menggeleng cepat, tidak mungkin.

"Anakmu mana?" tanya Rio. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar restoran.

"Dia sebentar lagi sampai, sudah aku telepon." Tidak lama seorang cowok masuk kedalam ruangan.

"Ha-Lo?!"

"Lo ngapain disini?" Mereka dua sama-sama memekik.

Aluna dan cowok itu terkejut bukan main. Orang tua mereka menatap bingung. Apa anak-anak ini sudah saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu? Apa mereka teman di sekolah?

"Jangan gitu, ini tunangan kamu." Cowok itu mendengus mendengar ucapan Papanya.

"Halo Om, Tante. Saya Arka." Arka memperkenalkan dirinya lalu duduk di samping Geo.

"Arka kamu kenal dengan Luna?" tanya Rio. Arka mengangguk pelan.

"Bund, dia cowok yang sering Luna ceritain. Itu cowok Kudanil." Aluna berbisik kepada Lani. Lani memukul pelan tangan anak gadisnya.

ARKALUNA [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang