"Hal sulit memang mengikhlaskan apa yang telah pergi. Tidak akan kembali, dan menjadi abadi dalam sebuah kenangan."
*****
"Gue jualan Hoodie. Dikson deh kalau lo yang beli," ujar Saka pada Kai.
"Gak ada yang lebih elit gitu? Jualan kok Hoodie, padahal lo orang kaya," balas Kai heran.
Saka mendengus. "Heh, yang penting halal. Lagian yang kaya kan bukan gue, tapi orang tua gue," ucap Saka.
Kai dan Saka tengah berada di kamar Kai. Beberapa menit lalu Saka bertamu ke rumah Kai, setelah pergi mengantar Senja ke sekolah. Kai sampai di buat terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Saka, biasanya cowok itu jarang sekali bertamu.
"Lo ngapain kesini?" tanya Kai.
"Gue mau nawarin Hoodie, lo mau beli gak?" balas Saka serius.
"Kenapa? Coba cerita," ujar Kai. Maksud Kai bertanya seperti agar memancing apa yang tengah di rasakan Saka. Cowok itu terlalu memendam perasaannya sendirian, kesakitan sendirian, bahkan terluka pun sendirian.
Saka mengerut keningnya, setelahnya cowok itu tertawa renyah, merebahkan dirinya di kasur Kai.
"Cita-cita gue itu jualan Hoodie, dan Galaxy harus pakai Hoodie yang gue jual. Selain itu, gue juga mau di peluk Mama, Papa gue. Bisa gak, ya, Kai?"
Kai terdiam, ia tak mampu merespon apa yang di ucapkan Saka. Cowok itu tidak biasanya seperti ini.
Sejenak, mereka sama-sama terdiam. Kai menghela napas berat. "Bisa, Sa, gue yakin. Permintaan sederhana lo itu pasti di kabulin Tuhan."
"Kayaknya gue harus jadi kutu buku kayak Aksa supaya di peluk Mama, Papa. Kira-kira gue mati umur berapa ya?"
"Jangan ngomongin mati," tegur Kai. Cowok itu mendelik ke arah Saka.
Saka lagi-lagi tertawa renyah. "Mangkanya lo beli Hoodie gue, nanti kalo gue mati terus lo belum beli Hoodie gue. Gua bakal gentayangan."
Kai tertawa kecil setelahnya menangis mengingat percakapan paling berkesan untuk Kai. Jadi, ucapan cowok itu benar-benar terjadi.
Saka, pergi meninggalkan keinginan terakhirnya yang belum sempat terkabulkan.
100 anggota Galaxy Bhakti utama berkumpul di markas, memandang sebuah figura besar. Terpampang foto Saka tengah tersenyum lebar.
"Jadi ini alasan lo supaya kita beli Hoodie lo? Jadi ini kenangan dari lo, Sa?" lirih Kai.
"Gue sedih atas apa yang yang menimpa Galaxy, kita telah kehilangan satu anggota yang begitu berarti bagi Galaxy, bagi kita semua," ujar Arka. Jelas sekali raut wajah cowok itu sedih, marah, kecewa.
Ayu, Andre, dan Pak Gino telah di jebloskan ke penjara. Dan sekarang mereka tinggal menunggu vonis. Poppy, Kinan, dan sahabat Saka berharap ketiga orang biadab itu di adili dengan hukuman yang setimpal.
"Semoga Saka bisa di tempatkan di tempat yang terbaik disisinya," ucap Farraz, cowok itu berdiri paling depan. Memimpi anggota Galaxy. "Mari kita panjatkan doa untuk Saka. Menurut kepercayaan masing-masing berdoa di mulai."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALUNA [REPUBLISH]
Teen FictionARKALUNA NEW VERSION! Terikat perjodohan yang di lakukan oleh orang tuanya membuat hidup Aluna Queensha Galexia jauh lebih rumit dari sebelumnya. Ia pikir perjodohan hanya terjadi di dunia fiksi saja, namun nyatanya Ia mengalami hal tersebut. Di jod...