31. Tidak Bisa di Jelaskan

56.6K 5.1K 203
                                    

Arka menatap cemas ruangan serba putih di depannya, Aluna masih di tangani oleh dokter. Rio, Lani, Geo, dan Auris telah sampai di rumah sakit beberapa menit yang lalu. Sorot mata mereka memancarkan rasa kekhawatiran terhadap Aluna.

"Semoga keponakan gue gak kenapa-kenapa, ya Tuhan."

Mereka semua terus merapalkan doa agar Aluna dan bayinya tidak kenapa-kenapa dan tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Inti Galaxy, Haura, dan Jasmine pun sama khawatirnya.

Arka diam, marah, kecewa, sedih. Tidak bisa di jelaskan bagaimana perasaannya sekarang. Marah pada dirinya sendiri, seharusnya .. lagi-lagi seharusnya.

"Ka." Geo menepuk pundak anak lelakinya. Arka mengerjap terkejut.

"Hm?"

"Semua baik-baik aja," ujar Geo menyemangati. Arka tersenyum tipis, mengangguk singkat.

Sudah 30 menit dokter yang menangani Aluna belum juga keluar memberitahu bagaimana keadaan istrinya dan calon anaknya.

"Luna .." Lani menangis. Wanita itu di tenangkan oleh Auris, Haura, dan Jasmine.

"Gita?" tanya Saka bisik-bisik kepada inti Galaxy yang lain.

Abian, Farraz, Daffa, Kai terdiam. Mereka tidak begitu jelas melihat siapa yang mendorong Aluna hingga terjatuh.

"Kita harus cari tau," balas Farraz serius

"Pasti Arka bakal ngeluarin Gita dari sekolah," kata Daffa. Mereka menghela napas serentak. Gita, entah gadis itu salah atau tidak ia tetap akan di keluarkan dari sekolah karena pada saat kejadian, Aluna tengah berurusan dengannya.

"Bukan Gita..." celetuk Abian. Wajah cowok itu masih datar dan santai. "Kayaknya," sambungnya lempeng.

"Beneran?"

"Feeling," jawab Abian acuh tak acuh.

"Si anjing, gue udah serius," balas Kai kesal.

Auris mendekat ke arah mereka setelah menenangkan Lani. Menatap satu persatu sahabat Arka, pandangannya sulit di artikan. Pasalnya keadaan mereka jauh dari kata bersih, begitupula dengan Arka. Wajah babak belur, seragam kotor, ada tapak sepatu di punggung mereka. Kai, sebelum cowok itu melayangkan tendangannya, ia lebih dulu terkena tendang.

"Kalian siapa?" tanya Auris dingin. Inti Galaxy dapat merasakan aura tidak bersahabat dari perempuan berumur 23 tahun itu.

"Teman Arka, Kak," jawab Saka perwakilan.

"Oh, inti Galaxy, ya? Penerus Om Vito?" tanyanya lagi. Inti Galaxy mengangguk kikuk.

Vito Argadana, salah satu inti Galaxy yang terkenal dengan sifat dingin, kejam, dan tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Mending kalian pulang. Obatin lukanya abis itu ganti baju. Kayak gembel," ucap Auris.

Mereka melongo. Wajah tampan tidak ada lawannya ini di samakan seperti gembel? Kalau bukan Kakak Arka, sudah mereka ajak baku hantam.

"Iya, Kak." Inti Galaxy berpamitan kepada Rio, Lani, Geo dan Auris. Haura dan Jasmine pun ikut pulang.

"Om, Tante, kita pulang dulu, ya. Nanti balik lagi kesini, semoga Aluna dan bayinya gak kenapa-kenapa," ujar Farraz.

"Iya, kalian hati-hati di jalan," balas Geo.

"Ka, kita balik dulu. Baik-baik." Arka mengangguk. Rasanya untuk berbicara saja tidak kuat.

*****

"Na ..," panggil Arka sangat lembut. Aluna diam, enggan menjawab pertanyaan Arka.

ARKALUNA [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang