26. Arka Bau

67.9K 5.8K 129
                                    

Satu Minggu berlalu semenjak kejadian Aluna cemburu dan berakhir Arka tidur di luar selama 3 hari. Gadis itu tengah mengalami morning sickness. Sudah lebih dari 4 kali Aluna mengeluarkan isi perutnya, mual dan pusing yang ia rasakan sekarang.

"Na, mau aku beliin obat?" tanya Arka. Ia mengurut tengkuk Aluna, gadis itu menggeleng.

"Gak," jawabnya seraya mengusap bibir yang basah.

"Ada yang sakit?" tanya Arka. Ia menuntun Aluna untuk duduk di sofa.

"Gak usah di tuntun, aku bisa jalan sendiri." Aluna melepaskan gandengan tangan Arka.

Gadis itu berjalan lebih dulu, enggan beriringan dengan suaminya. Akhir-akhir melihat wajah Arka saja sudah membuatnya muak.

"Anak Papa, jangan nakal, kasian Bunda." Arka mengelus perut Aluna, menciumnya berkali-kali lalu beralih memeluk Aluna. Tentu saja membuat Aluna menggeliat geli.

"Kecup aja, gak usah di jilat-jilat," tegur Aluna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kecup aja, gak usah di jilat-jilat," tegur Aluna.

"Perut kamu kenyel, kayak dua gunung itu." Jawaban ambigu Arka membuat Aluna mencebik.

"Gunung apa?!"

"Gunung punya kamu," jawabnya polos di akhiri senyum bodoh.

Arka tidak ada harga dirinya di hadapan Aluna.

Aluna mengusap surai hitam milik Arka, wangi maskulin cowok itu sangat menenangkan. "Kamu wangi banget," ujar Aluna.

"Iya dong, ini kan parfum asli beli di Paris, harganya 1 Milyar sebotol kecil," jawab Arka.

"Gak usah pamer, kalo mati harta gak bakal di bawa."

Arka cengengesan, ia kembali memeluk Aluna erat dengan tangan yang masih mengelus-elus calon anaknya.

"Arka?"

"Hm?"

"Mau Mangga muda, tapi yang warnanya kuning," kata Aluna. Arka mengerutkan keningnya.

"Emang ada?"

"Ada! Harus ada!" tandas Aluna dengan penekanan di setiap katanya. Arka memijit pangkal hidungnya.

"Warna putih, ya?" Aluna tampak terdiam, berpikir.

"Oke, tapi langsung ambil dari kebun Pak Jali."

Arka menganga. Pasalnya, Pak Jali itu salah satu bapak-bapak tergalak di komplek ini, ia juga ketua keamanan. Badannya yang kekar, urat-urat menonjol membuat Arka tidak berani berurusan dengan Pak Jali. Ia tidak mau mati konyol gara-gara mengambil Mangga. Walaupun kekuatan Arka dan Pak Jali setara, hanya saja ia ingin menjadi tetangga yang baik.

ARKALUNA [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang