ARKALUNA [REPUBLISH]

20. Kacau

Follow Instagram: @hiiist.a
@storyhisitia

Follow Instagram Rp:
@arkalister.d
@aluna.dqueen
@sakaorion.dtm
@abian_melviano
@solidarity.galaxy

Follow tiktok: @hisitiaaa

(SPIN OFF ARKALUNA: ABIAN)

Alangkah baiknya vote terlebih dahulu sebelum membaca.

- HAPPY READING -

*****

Kekacauan yang di dapati Galaxy masih berlanjut sampai seminggu setelahnya.

"Gue mau kita pasang CCTV tersembunyi, dan penyadap suara. Siapa saja bisa berkhianat," ujar Arka.

Inti Galaxy mengangguk. Rencana mereka ini, hanya diketahui oleh inti Galaxy. Mereka berenam sudah menaruh rasa curiga pada beberapa anggota Galaxy bahkan sebelum kejadian tersebut.

"Eh anjir." Kata-kata itu adalah penanda untuk memulai pergibahan antara inti Galaxy, dan yang menyuarakan kali ini adalah Saka.

"Why?" tanya Daffa.

"Kalo gak penting, gak usah ngomong," sahut Kai.

"Pendosa," timpal Abian.

Saka mendelik. "Gue dapet kiriman pisau, terus ada tulisannya gini. "Salah satunya harus mati," ucap Saka diakhir dengan matanya yang membulat sempurna.

"Biasa aja matanya, kek mau copot," cibir Daffa.

"Gue juga," sahut Abian.

Arka memijit pelipisnya. Ia benar-benar tidak paham apa yang sebenernya terjadi. Teror? Sialan, mereka mencari mati berurusan dengan anggota Galaxy.

"Kayaknya dia ngincer salah satu dari kalian," ucap Farraz menujuk Saka dan Abian.

"Tapi kenapa cuma kalian berdua?" tanya Kai bingung. Abian mengedikkan bahu.

"Mungkin karena Saka bacot," balas Abian seraya mengedikkan bahunya acuh.

"Gue gak bacot ya, kutub!" sanggah Saka.

"Gue takut mati," sambung Saka. Bagaimanapun cowok itu mempunyai banyak impian. Membuat Mama dan Papanya bangga, sukses bersama Aksa dan inti Galaxy, soal wanita belakangan saja.

"Kalo mati tinggal kubur. Kenapa harus takut?" tanya Abian dengan alis terangkat satu.

"Kalo ngomong suka bener. Kematian hanya di tangan Tuhan," balas Farraz.

"Beda lagi kalo matinya bunuh diri," timpal Daffa.

"Gue harap kalian jangan sampai lengah. Jangan lupa, kita Galaxy. Solidarity is the main thing in friendship," ujar Arka setelah lama terdiam.

"Lesu banget lo, Bos," celetuk Kai.

Helaan napas terdengar. "Gue cuma bingung. Kenapa kita bisa di teror kayak gini? Dan juga, kenapa mereka sampai bisa ngebobol pintu markas yang emang udah di buat khusus?" ujarnya.

"Dia bukan orang biasa, dia punya banyak anak buah," sahut Abian dengan wajah lempengnya. Cowok itu nampak santai dan tidak perduli.

"Kok lo tau?" tanya Daffa, dahinya mengerut dalam.

Abian mengedikkan bahunya acuh, "Asal jawab."

"Gue juga rasa gitu. Kalau dia gak punya anak buah, mana mungkin segampang itu ngebobol markas kita," imbuh Daffa menyetujui ucapan Abian.