32. Lelah

58.8K 5.3K 399
                                    

Abian tidak sedingin sekarang. Sikap Abian sekarang adalah luka masa lalunya. Semua yang terjadi pada dirinya ada alasannya.

Alangkah baiknya vote terlebih dahulu sebelum membaca.

- HAPPY READING -

*****

"Na, makan dulu," ujar Lani. Aluna menggeleng. Makannya tidak teratur, bahkan gadis itu selalu tidur di atas jam 2 dini hari dan berakhir Arka menemaninya terjaga.

"Luna belum laper, Bun," balasnya. Aluna dengan tatapan kosongnya kembali menatap pohon-pohon di bawah sana melalui jendela.

"Luna," panggil Lani pelan.

"Bun, Luna lagi pengin sendiri." Mengerti keadaan anaknya, Lani lantas meninggalkan Aluna di kamarnya setelah mencium singkat puncak kepala Aluna.

Entah sudah berapa banyak lelehan air mata yang Aluna keluar kan hari ini. Ia memukul dadanya yang teramat sesak seperti tertusuk ribuan belati. Ia terisak, mengasihani anaknya yang sudah pergi, bahkan bayinya belum melihat seperti apa indahnya dunia.

Haura dan Jasmine berusaha menghibur gadis itu, begitupula dengan Auris. Namun, Aluna seakan menolak keberadaan mereka. Ia butuh waktu untuk merenungi ini semua.

"Luna, sayang, istriku, cantikku, cintaku," ucap Arka. Cowok itu menghela napas, lagi-lagi melihat Aluna tengah menangis.

Arka menghampiri Aluna, merengkuh jiwa lemah istrinya. Menguatkan adalah satu-satunya cara agar Aluna tenang.

"Jangan nangis, kasihan nanti anak kita sedih di sana," ujar Arka.

"Ta—tapi." Suara Aluna bergetar. Ia tak mampu mengucapkan sepatah katapun.

"Kamu boleh nangis, tapi jangan lama-lama. Anak kita gak suka lihat Bundanya nangis. Dia mau kita bahagia, Na." Dalam pelukan Arka, Aluna masih terisak.

"Ta—tapi .. aku bodoh."

"Gak ada yang bodoh. Kamu tau, kan? Semua yang ada di dunia ini fana dan semua adalah titipan Tuhan."

"Aku cape, Arka. Aku cape hiks .. aku takut. Teror itu .. dan semua masalah yang menimpa kita hiks .."

Sama seperti Aluna, Arka pun sudah lelah dengan semua ini. Pertemanan pecah, keluarganya terpuruk, semua lengkap.

"Kamu tidur, ya? Aku kelonin," ucap Arka. Cowok itu menuntun Aluna menaiki queen sizenya.

Sejak kemarin Aluna tidur bersama Lani sebab Arka ada urusan hingga larut malam, ia tak tenang jika meninggalkan Aluna sendirian dalam keadaan seperti itu. Lantas ia menghubungi Lani, meminta agar mertuanya menemani Aluna.

"Tidur, Istirku yang cantik." Aluna memejamkan matanya, berharap ini semua mimpi.

Dengan telaten Arka mengelus puncak kepala Aluna, bersenandung kecil sebagai lagu pengantar tidur istrinya.

Jika bukan dirinya sendiri siapa yang akan menguatkan? Jika bukan dirinya sendiri siapa yang akan menguatkan Aluna? Arka harus kuat untuk Aluna dan untuk dirinya sendiri.

ARKALUNA [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang