25. Hukuman

82.8K 6.1K 289
                                    

Masih di hari yang sama. Arka dan sahabatnya tengah berada di kelasnya, sedangkan Abian masih di ruangan guru BK.

"Anjing, katanya hari ini ada razia," pekik Kai panik.

"Serius lo?!" tanya Farraz. Kai mengangguk. Ia baru saja menguping pembicaraan murid kelas 11 IPA 5.

"Rokok. gue baru beli tadi." Wajah Saka memelas. Kehilangan rokok secara percuma membuat raut wajah semangatnya luntur.

"Sama. Tau gitu gue gak usah beli," sahut Daffa. Kedua cowok itu merosot, terduduk lesu.

"Umpetin," titah Arka. Mereka berlima panik, walau bukan kali pertama ada razia mendadak. Namun, hari ini berbeda. Ketiga gadis itu menitipkan peralatan mereka, seperti liptint pada inti Galaxy.

Mana sempat, sebelum menyembunyikan barang mereka. Pak Gino, Aksa, Ayu, dan beberapa anggota OSIS lebih dulu masuk ke dalam kelas.

"Aduh, panas nih panas," seru Farraz mengusap badannya kasar. "Hawa-hawa bau setan nih."

"Bacain ayat kursi, Farr. Gue gak mau ada yang kesurupan," suruh Kai. Ia menatap sekeliling kelas, seakan-akan melihat hantu.

"Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta'khużuhụ sinatuw wa lā na'ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi'iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum-"

"Kurang ajar kalian," sosor Pak Gino.

"Bapak setan?" tanya Arka dingin. Ia menatap datar kepala sekolahnya itu, tidak ada raut bersahabat dari inti Galaxy maupun Pak Gino.

Pak Gino sangat menentang adanya Galaxy di sekolah. Padahal, Galaxy sudah terbentuk jauh sebelum Pak Gino di percaya untuk menjadi kepala sekolah Bhakti Utama.

"Kalau kamu bukan anak dari pemilik yayasan, saya sudah keluarkan kamu sejak dulu," ujar Pak Gino.

Arka mendecih, tersenyum remeh. "Dikeluarin dari sekolah gak bikin saya jadi gembel."

Suasana kelas mendadak suram, tegang. Inti Galaxy menatap tajam Pak Gino.

Ayu, wakil ketua OSIS mengambil alih perhatian mereka. Aksa, Ayu, dan beberapa OSIS berdiri di depan kelas, sedangkan Pak Gino berdiri di pinggir pintu bersandar pada dinding kelas.

"Teman-teman, taruh tas kalian di atas meja, ya," ujar Ayu ramah. Wakil ketua OSIS kesayangan sekolah ini mempunyai wajah cantik, cantik wajahnya dan tentu saja cantik hatinya pula.

Biasanya jika ada razia, Bu Ita yang akan ikut keliling bersama OSIS, sebagai guru kedisplinan, Bu Ita sangat di kagumi murid laki-laki Bhakti Utama. Selain parasnya yang cantik seperti Park Min Young kata Saka, Bu Ita juga lemah lembut, tidak pernah marah, sekalinya marah sangat menyeramkan. Sekarang ia tengah cuti melahirkan, saat Bu Ita menikah murid laki-laki patah hati dan merasa di khianati termasuk inti Galaxy.

Abian melenggang masuk ke dalam kelas. Tidak mengucapkan salam atau basa-basi menyapa Pak Gino. Pak Gino mendengus.

"Gak ada sopan santunya. Dasar geng amburadul," decak Pak Gino pelan masih bisa di dengar murid lain dan inti Galaxy.

"Bapak gak usah mancing. Mau di bantai? Galaxy diam bukan karena jabatan Bapak sebagai kepala sekolah, tapi karena Bapak udah tua. Orang tua, aki-aki yang umurnya gak lama lagi." Tatapan tajam Saka menghunus tepat ke mata Pak Gino.

"Setidaknya kami masih menghargai Bapak," balas Kai.

"Mending Bapak banyak-banyak berdoa sama Tuhan, umur gak ada yang tau, kerjanya julit terus sama Galaxy," timpal Daffa.

ARKALUNA [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang