35. Rasa Sakit

63.4K 6K 1.1K
                                    

*****

"Jika kamu ingin mendapatkan kebahagiaan kembali, maka kamu perlu mengorbankan satu kebahagiaan lainnya."

- HAPPY READING -

*****

DOR

DOR

DOR

"Aluna, mari bertemu di kehidupan selanjutnya," lirih Arka dengan setitik air mata yang jatuh.

Cowok itu memejamkan matanya rapat-rapat, beberapa saat ia tidak merasakan sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Arka membuka matanya, ia terkejut bukan main ketika melihat Saka terkapar tak berdaya di hadapannya dengan 2 peluru yang bersarang di dekat jantung dan perutnya. Cowok itu telah rela berkorban demi menyelamatkan nyawa Arka. Tidak jauh dari tempat Arka berdiri kaku, Abian jatuh tengkurap dengan peluru bersarang di punggungnya, bahkan suara geraman disertai lirihan kesakitan Abian terdengar hingga telinga Arka.

Saka menyelamatkan Arka dan Abian menyelamatkan Aluna.

Saka dengan cekatan berdiri di depan Arka menghalangi cowok itu dengan peluru yang hendak menebus jantung ketuanya dan Abian memeluk Aluna yang bisa ia jangkau ketika peluru itu melesat cepat ke arah Aluna. Mereka berkorban untuk Pak Bos dan Bu Bos.

Mereka terdiam terdiam kaku melihat pemandangan menyakitkan itu. Dengan cepat Farraz berlari ke arah Ayu menerjangnya, bahkan cowok itu tidak segan-segan untuk menjambak rambut Ayu. Farraz terkenal dengan sikap yang sangat lemah lembut terhadap perempuan itupun tidak berlaku untuk Ayu, Ayu meronta-ronta dengan tangan yang melepas paksa tangan Farraz yang berada di kepalanya, Farraz menjambak rambutnya sangat kuat.

Diikuti Kai dan Daffa, mereka kembali baku hantam melawan Andre, ketua geng Aerglo. Sang pengkhianat selama ini.

Pak Gino terdiam, shock melihat apa yang baru saja terjadi. Ini di luar rencana, Ayu dan Andre tidak harus benar-benar menembak Aluna dan Arka. Itu semua gertakan, tapi kenapa kedua keponakannya mengingkari janji mereka?

Tidak lama suara sirene polisi terdengar.

"JAGA MEREKA, JANGAN SAMPAI ADA YANG LOLOS!" perintah Kai. Inti Galaxy 1 dan 20 langsung berhambur, menahan para anak buah Ayu.

Senja masuk bersama Aksa, Jasmine, Haura, dan beberapa polisi. Mereka mematung, napas Aksa tercekat melihat adik kembarnya tertembak, langkah lunglainya membawa ia mendekat kepada tubuh Saka yang bersimbah darah.

"DIAM DI TEMPAT!" teriak polisi kepada para pelaku sembari menarik pelatuk pistol ke udara sebagai peringatan. Ayu, Andre, dan Pak Gino tiarap di depan polisi, senjata mereka pun sudah di amankan.

"Sa—" Senja berjalan medekat ke arah Saka. Cowok itu masih membuka matanya dengan napas kian memberat. Ia menatap lirih Senja seraya tersenyum tipis.

"Cepet bawa ke rumah sakit!" titah Arka. Cowok itu berseru pada anggota Galaxy yang lain. Namun, perintah itu mendapat penolakan dari Saka. Ia menolak untuk di bawa ke rumah sakit.

"Gak usah, udah waktunya," balasnya dengan senyum tipis.

"Lo ngomong apa, anjing?" maki Arka dengan suara tertahan. Matanya memerah, bendungan air mata bisa terjun bebas kapan saja, bahu cowok itupun terlihat bergetar.

ARKALUNA [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang