09. Triton

92.8K 8.2K 399
                                    

Hayi, call me fren.

Follow Instagram: @hisitiaaa_p (ini khusus akun share tentang WP) dan sitiaaa.45

Follow aku Rp juga:
@arkalister.d
@aluna.dqueen
@sakaorion.dtm
@solidarity.galaxy
@abian_melviano

Siap terarka-arka setiap part? Atau terbian-bian?

(SPIN OFF ARKALUNA: ABIAN)

Alangkah baiknya vote terlebih dahulu sebelum membaca

- HAPPY READING -

*****

Dua kelompok dengan jumlah tidak sedikit itu saling mengadu kekuatan. Mereka menggunakan jaket kebanggaan masing-masing kelompok.

"Sampah lo semua." Theo, ketua Triton meludah, mengusap sudut bibirnya yang sobek. Arka menatap datar lawannya, belum ada setitik luka pun di wajah tampan Arka.

"Lo lebih sampah." Farraz menyahut dari belakang Arka. Ia menduduki leher Vino.

"Vino, lo jangan tiduran dong!"

"Ihah! Ihah!" Farraz menarik rambut Vino lalu membenturkan wajah cowok itu ke tanah. Seakan-akan sedang menunggangi kuda.

Farraz adalah orang yang paling memperlakukan spesial lawannya.

"MUKA GANTENG GUE!" pekik Vino keras, wajahnya mati rasa sebab Farraz membenturkan dengan keras.

"Muka lo kek Musang, gak usah sok ganteng." Farraz melompat-lompat di leher cowok itu. Abian yang melihat Farraz sangat asik menyiksa Vino memutuskan menarik cowok itu.

"Dia bisa mati," peringat Abian menarik Farraz dengan cepat, Vino melarikan diri ke arah Triton.

"Dasar payah!" Daffa mengacungkan jari tengahnya ke arah Triton.

"Anjing." Wawan menatap kesal Galaxy.

"Apa lo?! Gue jitak pingsan juga lo!" sentak Kai dengan wajah garangnya.

Arka berjalan satu langkah lebih dekat dengan Theo, menatap tajam Theo di hadapannya. Arka membenci Theo begitu pula dengan Theo.

Kejadian masa lalu membuat mereka saling membenci, kesalahan pahaman membuat Theo menyimpan dendam kepada Galaxy terutama Arka.

"Pengecut lo, sialan," desis Arka. Cowok itu menyunggingkan senyum miringnya.

"Gue mau lo kalah," ujar Theo. Ia meludah ke sembarang arah merasakan kebas di wajahnya akibat pukulan Arka. Sementara Arka, cowok itu tidak terkena pukulan sama sekali.

"Kasian kebelet menang." Arka terkekeh kecil.

"Btw, cewek yang bareng lo kemarin lumayan." Theo berbisik pada Arka.

"Sialan, dia punya gue." Arka mendorong kasar tubuh Theo hingga cowok itu terjerembab. Theo bangkit dari duduknya, ia menyeringai menatap Arka.

"Punya lo? Punya lo buat main di hotel?"

"Bangsat." Arka menggeram marah, kilat-kilat api terpancar dari bola matanya.

"Kenapa? Ucapan gue bener kan? Semua cewek yang deket lo kan jalang, termasuk cewek yang kemarin." Theo semakin memancing amarah Arka.

ARKALUNA [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang