Apakah kamu pernah jatuh Cinta?

13 1 2
                                    

Di dunia ini tidak melulu tentang cinta. Banyak hal yang sama indahnya. Yang kadang orang lain tidak faham artinya, seperti nafas yang sampai sekarang kita bisa hirup misalnya.

Pesanan kami datang. Siomay dengan jus wortel dan satunya, kentang goreng dengan es teh.

Rasanya aku ingin meruntuki diriku sendiri. Seandainya tadi aku langsung mengajak Reyhan tanpa harus menanyakan apa yang ingin ia makan mungkin aku tidak akan memilih makanan yang mungkin sama sekali tidak bisa membuatku kenyang.

Ah! Nasi sudah menjadi bubur. Mau bagaimana lagi? Tidak sopan juga kan, andai aku tidak menawari Reyhan. Dia ibarat tamu, jadi aku masih harus bersikap menghormatinya.

Pertemanan kami masih seumur jagung. Meskipun begitu aku berdoa kami akan terus berteman selamanya.

"Kamu lagi diet?" tanya Reyhan

"Ti_ah iya..." Jawabku. Aku mengiyakan sebab dia akan menayangkan banyak hal lagi tentang makan yang aku pesan ini.

Pastilah dia akan bertanya kenapa aku hanya memesan makan ringan. Tidak yang bisa mengenyangkan. Atau mungkin makan yang sama dengannya. Setidaknya siomay bisa lebih mengganjal perut ketimbang kentang goreng yang bisa aku hitung jumlahnya.

Mau bagaimana lagi? Tidak mungkin aku menjawab juga karena menu yang aku pilih adalah yang paling murah. Ingin menangis rasanya. Aku sudah seperti rakyat jelata saja. Ini gara-gara akhir bulan juga.

"Kenapa wanita senang sekali diet? Bukankah itu malah menyiksa diri mereka sendiri?'' tanya Reyhan.

Aish! Tenyata dia memiliki pertanyaan juga tentang bab diet. Aku menggaruk dahiku yang tiba-tiba terasa gatal.

Tidak tahu jawabannya, sebab aku sendiri tidak pernah melakukan progam diet.

"Sebab wanita ingin terlihat sempurna." Jawabku asal.

"Wanita itu akan tetap sempurna di mata orang yang mencintainya. Tak perlulah diet," ungkap Reyhan sambil memasukkan sedikit demi sedikit siomay ke dalam mulutnya.

Sejak tadi aku memperhatikan dia makan. Saat seperti itu, dia seperti orang normal lainya. Aku kira dia akan kesusahan saat makan. Tenyata belepotan saja tidak.

"Yah, sebab laki-laki kebanyakan memandang fisik. Jadi, wajar saja jika wanita ingin terlihat cantik,"

"Aku tidak!"

"Kebanyakan, Reyhan! Bukan berarti semua!" Tekanku.

"Iya, aku faham. Tapi masih banyak juga kok laki-laki yang normal dan bisa mencintai wanita apa adanya. Tidak memandang fisiknya,"

"Kamu itu laki-laki ngeyel ya...Sudah kayak perempuan."

"Kan aku ngomong terus terang. Perempuan aja yang sok menderita, sok gak sempurna tapi pengennya tetap di mengerti."

"Idih! Siapa juga yang sok menderita. Sorry ya..."

"Perempuan, bukan kamu."

"Lah, aku kan perempuan REYHAN!"

"Tuh, kan marah..."

Undesirable (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang