{Tidak ada yang faham akan waktu. Kapan dia akan memberikan kita bahagia dan kapan kita akan mendapatkan luka. Keduanya akan terus bergantian. Hingga ajal menjadi satu-satunya perpisahan.}
.
.
.
.
."Nimas...."
"Hmm...."
"Dengarkan aku,"
"Iya,"
"Aku ingin cerita,"
"Iiiyyaa,"
"Kamu mengantuk?"
"Tidak,"
"Dengarkan,"
"Iya.... Reyhan..."
"Hehehe...."
"Jangan tidur dulu,"
"Tidak,"
"Awas kalau gak didengarkan,"
"Dih,"
Setelah hari pertunangan itu aku kehilangan rasa semangatku. Tidak juga pergi kuliah apalagi beraktivitas lainya.
Mengurung diri dikamar. Mengatakan jika aku tidak enak badan. Dengan begitu tidak akan ada yang tahu, jika aku sedang memulihkan rasa sakit yang sedang aku alami sekarang.
Untungnya ayah dan ibu tidak bertanya-tanya macam-macam. Aku minta mereka untuk tidak bilang kepada mas Alshad jika aku sedang demam. Yah, itu hanya alasan. Takutnya, dia akan langsung pergi menjenguk dan memberikan banyak pertanyaan dan pastinya dia akan menghabiskan waktunya menungguku hingga sembuh total.
Toh, mas Alshad pasti sedang sibuk dengan persiapan pernikahan.
Dia penyebab rasa sakit. Tak mungkin pula, dia yang akan menyembuhkan.
"Nimas..."
"Iya, Reyhan. Ceritalah, aku akan mendengarkan."
Yap, Reyhan hampir tiap malam menelpon. Dia tahu jika aku tidak masuk kampus. Entah dia bertanya pada siapa dan akhirnya menanyakan keadaanku langsung lewat telpon.
"Tapi, sudah jam setengah sebelas. Apa kamu tidak tidur?"
"Rey.... Jangan mulai, deh."
Kadang kesal dengan dia yang tiba-tiba ingin tapi kemudian berpaling.
"Hehehe... Ok deh,"
Aku menarik nafas. Aku loadspiker panggilan tersebut. Merebahkan di atas bantal yang saat itu aku gunakan. Aku tidur rebahan sambil membaca buku yang aku pinjam dari perpustakaan.
"Saat acara tunangan kakakmu kemarin. Aku sempat pergi keluar. Ke tempat sepi yang ada di sekitar tempat acara tersebut. Tapi, tahu tidak apa yang aku alami saat itu?"
"Apa?"
Reyhan mulai menceritakan hari dimana kita bertemu namun hanya aku saja yang faham akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undesirable (On Going)
RomanceNimas Khirun Nisa, gadis yang telah menyimpan perasa terhadap kakak sepupunya_Alshad selama bertahun-tahun. Dia tidak memberitahukan perasaannya itu kepada siapapun. Diam itu membuat dia mengalami patah hati yang cukup dalam. Sebab dia harus menerim...