Syuting berakhir, Dahyun dengan cepat mengejar Sana yang benar acuh padanya. Apalagi saat kamera dimatikan, gadis itu terlihat terburu meninggalkan ruangan. Dahyun benar resah dibuatnya. Untung saja dia bisa menutupi keresahannya itu sepanjang syuting.
Dan baru saja Ia akan memasuki ruangan demi berbicara dengan sang kekasih, Nayeon malah tiba tiba menahan langkahnya. "Jangan disini. Lakukan di dorm saja" gadis Im itu tiba tiba menasehati. "Disini ramai dengan staf. Bicara di mobil saja untuk awalnya. Kami bisa membuat kalian berduaan di mobil"
"Ne?" Dahyun malah terlihat bingung.
"Yak! Sikapmu dan Sana memperlihatkan kalau kalian tengah bertengkar lagi"
"Apa sejelas itu?"
Nayeon mengangguk seraya bersedekap dada. Padahal dia tau berita itu karena Chaeyoung yang melaporkannya sebelum syuting dimulai.
"Tahan dirimu dulu. Bicara di mobil saja. ne? "
Helaan nafas Dahyun keluarkan. "Baiklah eonnie"
.Di mobil keheningan terlihat melanda. Dahyun yang takut bersuara dan Sana yang terlihat membuang pandangan ke arah luar membuat suasana tak mengenakan tercipta.
Berkat sang eonnie tertua tadi, mereka memang bisa semobil. Jadi jika tak berbicara, Dahyun benar membuang kesempatan. Tapi melihat sang pacar seperti ini malah membuatnya ketakutan bukan main.
"Sana eonnie?" Akhirnya si gadis Korea bersuara. "Soal tadi, aku benar benar minta maaf" Sesalnya.
Terdengar helaan nafas berat dari Sana. "Apa menurutmu aku bertingkah kekanakkan saat ini?" Sana menatap gadis disampingnya itu. "Apa aku terlalu bersikap berlebihan karena melarangmu dekat dengan Momo?"
"Huh?" Dahyun benar kaget. Kenapa dia harus diberi pertanyaan seperti itu?
"Wajahmu sudah menjawabnya" Sana menyimpulkannya sendiri sembari memalingkan wajahnya ke arah jendela di sampingnya lagi. "Aku memang kekanakkan dan terlalu cemburuan" Lanjutnya. "Maaf untuk itu"
"Eonnie?!" Dahyun malah dibuat tambah frustasi. Jujur memang Sana terlalu berlebihan. Tapi dia tak mau menyalahkan kekasihnya itu saat ini.
Segera Ia melepas seatbelt nya. Dia pindah ke kursi tengah demi merapatkan jarak. Tangan yang sedari tadi menompa dagu, Dahyun raih dan segera digenggam erat. Dan itu berhasil mengambil atensi si pemilik tangan. "Ani. Gwencana" Ucap Dahyun. "Aku tak menyalahkan eonnie" Lanjutnya. "Mungkin aku yang kurang memahami kekhawatiran eonnie saja. Jadi aku yang minta maaf"
"Ani. Aku yang salah. Aku yang terlalu bersikap kekanakkan"
"Aniya sayang" Dahyun mengelus pipi gadis cantik di hadapannya itu. "Aku tak marah atau berpikir eonnie kekanakkan. Dan seperti yang pernah kubilang pada eonnie sebelumnya, aku tak akan berpaling dengan mudah pada orang lain"
"Mian" Sana meminta maaf lagi. Tapi kini dia terlihat memeluk Dahyun. "Aku akan minta maaf pada Momo juga"
Dahyun tersenyum kecil seraya mengelus punggung dan belakang kepala gadisnya itu. Memang lebih baik seperti itu. Pertemanan Sana dan Momo terlalu erat. Kalau sampai hancur, itu akan sangat menyedihkan.
.Langit sudah terlihat gelap. Jam juga sudah menunjukkan tengah malam. Pertanda bahwa semua orang harus segera beristirahat. Tapi tidak untuk Dahyun, dia malahan baru selesai mandi. Gadis itu keasikan berendam.
Cekrek..
"Kau baru selesai berendam lagi?" Sana yang baru saja masuk kamar gadis kimnya itu langsung melayangkan pertanyaan.Dahyun yang tadinya tengah berganti pakaian, sempat teralihkan beberapa saat. "Aku terlalu keasikan eonnie" Jawabnya kemudian sembari memakai celana piyama nya.