Holla👋
I'm back☺
Pada kangen nggak sih? Wkwk
.....Keheningan melanda. Setelah pertemuan mengejutkan tadi, Sana menyuruh Dahyun masuk ke apartement miliknya.
Setidaknya, dia tidak bersikap jahat meskipun hubungan mereka sudah berakhir. Mau bagaimana pun juga, Dahyun itu tetap adiknya.
.Kaki terlihat di mainkan Dahyun terus menerus. Dia tak tenang untuk hanya sekedar duduk menunggu sang tuan rumah yang entah kenapa begitu lama di dalam kamarnya. Situasi ini benar benar canggung untuk nya.
Dan setelah beberapa saat, gadis Jepang itu,
terlihat keluar kamar. Dia mendekati Dahyun lalu menyerahkan kotak biru yang sudah ada bersamanya sejak kemarin malam pada gadis Korea di hadapannya itu."Eh?"
"Ini mungkin milikmu. Terjatuh di kamarku" Ucap Sana.
Dahyun pun reflek mengambilnya. Memeriksa isi dalamnya. Tidak mungkin juga dia akan langsung mengantongi tanpa melihat benda itu. Mungkin saja, itu ring box orang lain.
Dari kemarin dia memang mencari ring box nya yang tiba tiba menghilang. Dia pikir itu terjatuh di tempat dia syuting ataupun di agensi tanpa sengaja.
"Hah~" Helaan nafas Dahyun keluarkan. Dia bersyukur ini memang ring box miliknya.
"Betul punyamu?"
"Ne. Gomawo sudah menyimpannya untukku eonnie"
"Hm" Sana menggangguk kecil lalu mengambil duduk di sofa yang lumayan jauh dari Dahyun. Ia duduk disitu, menyilangkan kaki nya lalu menatap si gadis Kim yang masih menatap ring box biru itu. "Jangan sampai jatuh lagi. Kau tidak ingin membuang waktu untuk melamar Momo jika itu hilang lagi kan?"
Kalimat yang sungguh mengganggu membuat Dahyun terdiam beberapa saat. Hingga tiba tiba, dia membuka ring box itu. Meletakkannya di atas meja lalu menunjukkan kedua cincin di dalamnya ke arah Sana.
"Ini cincin ku beli untuk pertunangan kita berdua" Tatapan lumayan lekat di berikan oleh Dahyun.
"Hah~ Sudahlah Dahyun. Aku tidak ingin membahas ha itu lagi. Hubungan kita berakhir. Kita hanya sebatas adik kakak sekarang" Sana terlihat benar lelah. Ini menyakitkan tapi dia harus melepaskan gadis itu.
"Apa eonnie benar menginginkan itu? Apa eonnie tak mencintai ku lagi?"
Sana membalas tatapan Dahyun. "Seharusnya kau tanya hal itu pada dirimu sendiri. Kau lah yang membuat semua ini terjadi" Ucapnya. "Kau yang bosan padaku dan memilih orang lain. Jika kau benar bahagia dengannya, aku hanya bisa melepasmu" Helaan nafas keluar.
"Aku tid-"
"Sebaiknya kau pulang sekarang" Sana memotong dengan kalimat pengusiran. "Kau tau pintu keluar. Aku tak perlu mengantarmu" Dia berdiri lalu segera melangkah. Melewati Dahyun bermaksud ke kamarnya. Berlama lama dengan sang mantan cukup menyakitkan.
"Eonnie pikir akan kemana?!" Gadis Korea itu jelas menahan. Dia tak bisa lagi menahan semua ini. Dia butuh Sana dan akan memperjuangkan nya.
Mau Sana yang salah ataupun tidak, dia tak perduli itu. Yang dia mau hanya kembali menjadi kekasih seorang Minatozaki Sana. Tidak lebih tidak kurang!
"Dahyun aku benar lelah. Jadi pulanglah" Sana mencoba melepas.
"Lelah?" Dahyun menyeringai sembari mendekati Sana yang reflek memundurkan langkah.
"A-Apa yang kau lakukan? Mu-Mundur Kim!"
"Jika eonnie lelah, akan ku buat eonnie lebih lelah lagi dari saat ini. Akan ku buat eonnie mendesah di bawah ku seperti bias-"