Pintu mobil di buka oleh Sana. Dia menatap sebentar sang pemilik lalu mengambil tempatnya disamping sang pengemudi. "maaf membuatmu menunggu lama" Sana berucap seraya sibuk memakai seatbelt.
"Gwencana. Lalu kenapa kau tiba tiba berubah pikiran? Syukurlah tadi aku masih di daerah sini"
Si gadis Jepang menghela nafas. "hanya ingin saja" Jawab Sana malas.
"Kau bertengkar dengan kekasihmu?" Pertanyaan datang lagi.
"'oh" Sana menjawab pendek. "Jadi jalankan mobilmu dan kita pergi dari sini sebelum ada yang memotret"
"ah! Soal masalah itu kau bisa tenang" sang pemilik berucap seraya menyalakan mobil. "Aku baru baru ini mengganti kaca mobilku. Orang orang tak akan bisa melihat kita dari luar" sambungnya menjelaskan lalu menjalankan mobil. "Dan soal masalahmu dengan Dahyun... Kalian kenapa lagi?"
Yang ditanya melempar atensi kearah luar mobil melalui jendela disampingnya. Dagu juga terlihat di topang yang secara tak langsung memperlihatkan kekhawatiran dan juga masalahnya.
"apa Dahyun berbuat kesalahan?" Sang teman tetap bertanya.
"Sooyoung-a?" Sana malah menatap gadis yang tengah menyetir itu.
"oh wae?"
"apa menurutmu terlalu berlebihan jika menaruh cemburu pada member sendiri?"
"huh? kenapa tiba tiba bertanya begit- A~ apa ini sumber masalahmu?" Gadis bernama Sooyoung itu tersadar.
Yang ditanya tak menjawab. Dia malah kembali ke pose awalnya. Bertingkah dingin bak orang lain.
"Menurutku tidak masalah" Jawaban di berikan. "Tapi kalau terlalu berlebihan, itu tentu salah. Jadi siapa sekarang?"
"Apa maksudmu?" Sana memberi atensinya lagi.
"Siapa member yang membuatmu cemburu? Apa Nayeon eonnie? Atau Mina? um..tapi ku rasa bukan.." Dia malah menjawab pertanyaannya sendiri. "Yak! Itu pasti Momo. iya kan?" Dia tiba tiba berseru kaget.
"Yakk Park Sooyoung! Kau sedang menyetir. hati hati" Sana ikutan berseru karena sedetik yang lalu mobil yang dia tumpangi itu keluar dari jalurnya.
"hehe mian. Aku terlalu bersemangat" Sesal si gadis Park. "Dan soal tebakanku tadi, itu benarkan?"
"huft. ne. Kau benar" Sana menjawab. Dengan tangan yang terlihat memegang seatbelt dengan erat. Dia masih takut karena cara menyetir gadis disampingnya itu sedikit ugal.
"Apa gadis itu masih sering menggodamu? Apa godaannya terlalu berlebihan hingga kau dan Dahyun bertengkar seperti ini lagi?"
"Ani. Aku saja yang terlalu berlebihan dan membesarkan" jawab Sana. "Dan karena itu, aku sudah lelah memarahi dan menegur Dahyun karena keegoisanku. Jadi.."
"Kau menjauhinya dan tak ingin mengekangnya?" Ucapan terpotong.
"Oh. Aku melakukan itu. Dia juga terlihat tak menghargai perasaanku dan terus melakukan apa yang tidak ku sukai. Jadi aku sudah lelah hanya untuk menegur."
"hah~" helaan nafas pelan terdengar dari gadis cantik di samping Sana itu. "Kau tau kan jika keputusanmu itu menyakitimu juga?"
"Aku tau. Dan sangat tau dengan konsekuensinya. Tapi aku harus bagaimana lagi?" Sana melempar tatapan kosong ke arah luar mobil. "Keegoisanku dan kecemburuanku tak bisa ku kontrol. Dan aku lelah karena itu. Jadi akan kubiarkan Dahyun melakukan apapun yang dia inginkan"
"Lalu sampai kapan kau akan seperti ini? aku tau kau tak sekuat itu"
"hah~ molla! Biarkan mengalir saja"
"Ya sudah.." si gadis Park nampak pasrah dengan keputusan Sana itu. "Kalau begitu, hari ini kau cukup bersenang senang saja denganku dan memberku yang lain"
"hm. itu tujuankku yang lain menerima ajakanmu. Aku tidak mau memikirkan Dahyun terus"
.Di lain sisi terlihat Dahyun semakin tak bersemangat. Rasanya tawa canda selama syuting tadi bagai tak terjadi saja. Karena faktanya, dibelakang layar berkata lain.
Kekasihnya tengah marah, bersikap kekanakkan dan dengan beraninya keluar dengan orang lain tanpa dia tau siapa itu. Rasa kesal dan marah menyatu menjadi satu.
"Gwencana?" Mina datang menegur.
"Ani" Dahyun menggeleng. "Bagaimana mungkin aku baik baik saja setelah apa yang terjadi barusan eonnie?" dia menatap Mina. "Aku..."
hug~
Mina segera membawa Dahyun untuk dipeluknya kala melihat mata berkaca gadis itu. Dahyun memang tak sekuat itu. Dia juga seorang gadis yang memiliki batasan dalam mengontrol emosinya. "menangis saja jika tak bisa ditahan" bisik si gadis Jepang.Member yang lain terlihat datang mendekat. Mereka tau apa yang dirasakan Dahyun.
"yah..Gadis Minatozaki itu benar benar keterlaluan" kecuali Momo yang tak menyadari jika dia termasuk biang keroknya juga."Aku akan menenangkan Dahyun sebentar disini. Bisa tinggalkan kami berdua dulu?" Mina meminta tanpa melepas dekapannya.
"Huh? Tapi.. "
"Sudah. Ayo Hirai. Kau ikut kami" Nayeon memilih menarik. Momo benar tak peka dengan situasi.
"Sayang.. Aku tunggu di bawah ya.. " Chaeyoung bersuara juga. Kalau dalam situasi begini, dia tak mungkin bersikap egois dan menaruh rasa cemburu.
"Ne. Gomawo" Mina tersenyum pada kekasihnya itu.
Klik..
Pintu tertutup. Ruang serba putih itu mendadak hening. Dan seperkian detik kemudian, suara tangis terdengar juga dari Dahyun.Mina mengeratkan dekapannya. Rasanya pasti sangat sakit karena melihat Dahyun yang biasa kuat malah menjatuhkan air mata begini. "Menangislah" Lirih nya.
Yang di dekap semakin menjadi. Dia mengeluarkan semuanya dalam tangisannya. Hingga beberapa menit kemudian, tangisan itu terdengar berhenti.
"Sudah tenang?" Mina bertanya.
"Hm" Gumaman kecil Dahyun berikan. Dia bahkan mencoba melepas dekapan. Tapi Mina tak mengijinkan itu terjadi.
"Aku akan terus mendekapmu. Karena aku tau kau belum sepenuhnya tenang. Jadi diamlah dan dengarkan aku" Perintah gadis itu. "Soal Sana eonnie yang pergi dengan orang lain tadi, kau pasti tau jika dia tak mungkin berselingkuh karena rasa cintanya pada mu terlalu besar" Ucap Mina. "Aku bukannya membelanya. Aku tau dia juga salah karena tingkah kekanakkannya itu" Si gadis Myoui mulai mengelus punggung Dahyun lagi.
"Dia sangat jahat padaku eonnie" Dahyun mulai sesenggukan lagi.
"Aku tidak akan menjawab iya ataupun tidak atas pernyataanmu barusan. Tidak ada yang bisa dibela dari kalian berdua karena sesungguhnya kalian sama sama salah"
"Memangnya apa salahku? Sana eonnie saja yang terlalu cemburuan dan membuat semua ini terjadi. Apa dia tak paham jika aku sangat mencintainya?!"
"Dia paham Dahyun" Mina melepas dekapan. "Tapi ada saatnya rasa bosan mulai membelenggu suatu hubungan hingga membuat masalah kecil mulai di besar besarkan" jemari mengelus kedua pipi. "Dan itu sedang terjadi dalam hubungan kalian"
"Tapi aku sangat mencintainya. Aku tidak akan semudah itu jatuh cinta pada Momo eonnie"
"Aku tau. Tapi Sana eonnie melihat itu dengan cara berbeda. Apalagi hari ini kau secara tak sadar melakukan hal yang dibencinya lagi dan lagi"
"Memangnya aku melakukan apa?" Dahyun menatap mata indah eonnienya itu lekat.
"Dahyun.." Mina menghela nafasnya. "Dengar, tadi kau mau mau saja saat Momo mengajakmu berganti pakaian berdua. Dan juga soal foto grup tadi. Kalian terlalu dekat. Apa kau tidak bisa membaca raut wajah Sana eonnie setelah itu?"
"Aku tidak melakukannya dengan sengaja" Dahyun tertunduk saat menyadarinya.
"Aku tidak suka melihat kalian seperti ini" Mina berucap mengambil atensi. "Dan karena sumber masalah bermula karena rasa cemburuan tak jelas ini, jadi aku hanya akan memberi nasehat padamu. Jaga jarakmu dari Momo eonnie sampai rasa cemburu Sana eonnie berkurang. Kau paham?"
"hm. Akan ku coba"
_Tbc_