Matahari terlihat menyinari sebagian bumi termasuk Benua Asia, Korea Selatan. Teriknya yang tak terlalu panas membuat orang orang tak akan berpikir panjang untuk keluar rumah demi menjalankan aktivitas.
Begitu juga dengan Dahyun. Saat ini dia terlihat sibuk didepan cermin. bersiap siap untuk menuju ke tempat syuting.
"kau tidak mau kutemani saja?" Sana yang dari tadi memperhatikannya dari atas ranjang mulai bertanya.
Yang di tanya menatap pantulan sang pacar dari cermin dihadapannya. Menghela nafas kecil lalu memberikan atensinya. "Tidak perlu eonnie, lagipula ada Tzuyu bersamaku"
"Jadi kau lebih memiliki Tzuyu dari pada aku?" gadis Jepang itu mempoutkan bibir dengan bersedekap dada.
Dahyun menggeleng geleng kecil. Pacarnya ini begitu cemburuan. "Sayang.." Dia mendekati. mengelus surainya lalu mengambil duduk disampingnya. "Aku dan Tzuyu kan syuting bersama. Otomatis kami akan terus bersama seharian ini"
"Karena itu aku ingin ikut"
"Tidak boleh" Dahyun tetap melarang. "Lagipula eonnie mau ke salon juga kan hari ini? Kita akan bertemu lagi nanti malam"
"Tapi..."
"Aku tetap tak akan mengijinkan" Dahyun tetap pada pendiriannya.
"Kalau begitu aku juga akan melarangmu untuk menemaniku besok ke pemotretanku"
"oh..eonnie mengancamku?" Gadis Korea itu bangun dari duduknya. "Tapi tidak masalah. Aku bisa beristirahat seharian di dorm" lanjutnya seraya meraih handphone dari atas nakas untuk dimasukkan ke tas nya.
"mwo? kenapa kau jahat sekali?"
"mwoya? Kan tadi eonnie sendiri yang melarangku"
"Tapi seharusnya kau tidak langsung mengiyakan. Dasar menyebalkan" Gadis Jepang itu semakin kesal. Bahkan mulai berbaring dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
Dahyun hanya bisa menunjukkan wajah terkejutnya. Entah kenapa segala pergerakan dan ucapannya selalu salah di mata pacar manjanya itu.
tok tok tok..
"Dahyun eonnie, apa eonnie sudah siap? kita harus berangkat sekarang" Suara Tzuyu terdengar dari luar."Ne. Aku akan segera keluar. Tunggu aku di mobil"
"baiklah eonnie"
Selesai dengan percakapan pendek itu, Dahyun mendekati kekasihnya itu lagi. "Sayang.. aku harus pergi sekarang"
"Pergi saja" Balasan tajam terdengar.
Dahyun jelas tak mau langsung menuruti. Dia tak bisa meninggalkan Sana dengan situasi begini. "'Hey.." Dia menarik pelan selimut yang membungkus tubuh pacarnya itu. "Maafkan aku. Jangan marah lagi ya.." Dia merayu. "Dan aku akan segera kembali malam nanti. Jangan lupa makan" pesannya. "Aku mencintaimu" Dahyun mengucapkan kalimat terakhir disertai dengan kecupan di puncak kepala. "Aku pergi" pamitnya.
Pintu tertutup. Sana menghela nafasnya kasar. "Ck! Dia menyebalkan!"
."eonnie~" Sana memanggil seorang wanita bak anak kecil. Dia mendekati lalu memeluknya.
"aigoo.. kau kenapa? Ada masalah?"
Yang ditanya melepas pelukan, mengangguk kecil lalu mengambil duduknya di depan sebuah meja bercermin.
"Dahyun lagi?" Wanita itu bertanya lagi lalu mulai sibuk dengan rambut milik Sana.
Saat ini, gadis Jepang itu memang tengah berada disalon langganannya. Otomatis dia dan sang pemilik salon begitu akrab. Sana yang ceria dan juga cerewet itu bahkan kadang kadang curhat padanya.