41

1.9K 240 42
                                    

Hari promosi telah tiba. Suasana dorm saat ini terlihat tidak baik. Suasana canggung dan tak bersahabat jelas tercipta. Semua diam tak berbicara menunggu kedatangan manager yang akan menjemput.

Hari ini, mereka memang akan ke salah satu program music dalam rangka promosi lagu terbaru mereka SCIENTIST.

"Eonnie yakin akan ikut tampil?" Mina yang duduk disebelah Sana bertanya khawatir. Pasalnya, luka gadis itu masih sangat basah. Kemarin saja, mereka baru saja dari dokter.

"Hm. Aku baik baik saja. Ini tidak parah" Sana menjawab. Dia tak mau membuat mereka disitu khawatir.

Dahyun yang ikut mendengar hanya bisa menahan perasaannya. Rasa khawatir jelas membludak. Dia masih ingin berbicara dengan Sana. Di putuskan secara sepihak kemarin pagi terlalu mengganggu. Apalagi ini hanya kesalahan pahaman saja.

"Tahan dirimu" Lirihan kecil yang nyaris berbisik mengambil atensi Dahyun. Eonnie nya Yoo Jeongyeon terlihat memegang pundaknya. Yang secara tak langsung menahan dirinya agar tidak berbuat nekat dan semakin mempekeruh keadaan. Keadaan harus di buat sestabil mungkin agar tidak menghalangi perform mereka hari ini.

Bibir bawah di gigit, rasanya Dahyun ingin menangis saja lagi. Perasaannya benar lemah saat ini. Hal itu bisa dengan mudahnya membuat dia meneteskan air mata. "Jeongyeon eonnie..."

Sang pemilik nama tersenyum kecil. "Bicara saat kita pulang saja. Ne?" Elusan di berikan di puncak kepala. Berusaha memberi kekuatan.

5 menit kemudian, Jihyo menerima panggilan. Para manager mereka sudah berada di luar. Seketika mereka bangun dari duduk mereka. Meninggalkan aktivitas kecil seperti bermain handphone.

"Pelan pelan saja" Nayeon menegur kala membantu Sana berjalan keluar. Rasanya dia ikutan merasa nyeri karena tau sedalam apa luka gadis keras kepala itu.

"Ne eonnie"

Dahyun berdiri paling terakhir. Dia benar merasa bersalah melihat Sana seperti itu. Seperti tak ada bedanya dengan menyakiti dirinya sendiri juga.

"Dahyun, kita harus bicara" Langkah tiba tiba di tahan. Dahyun menengok dan mendapati Momo berada disebelah nya.

Emosi menggerogoti. Mengingat sikap Momo dua hari yang lalu membuat Dahyun reflek menepis kasar tangan yang menahan lengannya itu. Berjalan lebih dulu meninggalkan.

Dahyun benar marah pada gadis Hirai itu. Berkatnya, dia dan Sana putus seperti ini. Apalagi dia terlihat tak memiliki niat untuk membantu menjelaskan kesalahpahaman ini pada Sana. Membuat muak saja hanya untuk bercakap kecil.

"Lihat. Sudah ku katakan pada mu. Dia akan balik menjauhimu" Jeongyeon yang melihat bersuara.

"Aku tidak ingin ini"

"Tidak ada yang menginginkan situasi ini terjadi. Dan karena mu, hubungan mereka benar berantakan" Jeongyeon menghela nafas. "Aku hanya bisa berharap Dahyun tidak melakukan hal gila jika Sana masih tidak menggubris nya"

.

Untuk beberapa saat perform di lakukan, di depan kamera semua terlihat tersenyum bahagia. Tapi sesaat kamera dimatikan, senyum itu hilang bagai tak pernah tercipta.

Sana. Yang dari tadi menahan luka di telapak kakinya mulai menunjukkan ekspresi kesakitan. Tak ingin mengambil atensi yang lain, dia memilih menjauh. Masuk ke ruang tunggu mereka yang kosong.

Kaki terasa sedikit basah. Mungkin lukanya sudah berdarah lagi di balik sepatunya itu. Tak ingin langsung membuka karena takut seseorang tiba tiba masuk dan berakhir terkejut dan mulai melarangnya melakukan banyak hal, Sana membiarkan.

About Us? S4 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang