72 ✔

1.7K 263 76
                                    

Hari yang di nantikan pun akhirnya tiba juga. Sebuah tempat yang begitu privasi terlihat cukup ramai didalamnya karena pesta yang tengah berlangsung.

Beberapa menit yang lalu, Dahyun dan Sana sudah saling bertukar cincin. Mereka kini sah menjadi sepasang tunangan. Dan lihat betapa bahagia mereka saat menyapa undangan yang hadir di acara super private itu. Jangan tanya biaya yang dikeluarkan, sudah pasti sangat mahal.

"Kalian harus ingat untuk tidak mabuk malam ini. Besok sore kita sudah harus latihan" Dahyun terdengar menasehati para membernya  yang berdiri melingkar disatu meja.

"Jika tidak mabuk di acara seperti ini, itu bukan pesta namanya" Nayeon berucap lalu tertawa. Dia Tak setuju dengan ucapan Dahyun tadi, apalagi para membernya yang lain berada di pihaknya saat ini.

"Tapi.."

"Sayang.. Biarkan saja mereka" Sana berucap. "Biar kita yang bangunkan mereka besok. Jadi kau juga jangan sampai mabuk" Hidung di sentuh manja, dan lihatlah betapa manisnya senyuman gadis Minatozaki itu.

"Hah~ baiklah" Dahyun pasrah. "Tapi kalian ingat.." Dia kembali menatap semua membernya disitu. "Disini ada ketua staff dari divisi kita. Jadi jangan terlalu banyak mengambil atensi"

"Iya iya"

"Kalau begitu, aku dan Sana eonnie akan menyapa undangan yang lain dulu. Jangan lupa isi perut kalian juga" Ucap Dahyun lagi. Dia benar terlihat begitu cerewet malam ini hingga dibuahi kekehan dari Sana. "Apa yang lucu sayang?" Dia bertanya bingung.

"Kau tentu saja" Jawab Sana ditengah langkah mereka mendekati undangan lain. "Kau sangat menggemaskan"

"Jangan menggodaku"

"Memangnya kenapa kalau aku menggodamu, hm?"

"Eonnie tau jawabannya. Kalau siap, aku bis- aww!" Ucapan tak berlanjut kala cubitan keras terasa di pinggang. "Kenapa mencubitk-"

"Hey, tuan pesta?" Sapaan lain datang  memotong ucapan. Atensi di berikan dan terlihatlah Momo tengah berjalan ke arah mereka berdua.

"Oh? Noze eonnie juga datang?" Belum sempat Momo berucap, Sana langsung bersuara karena senang melihat kekasih sahabatnya itu bisa menyempatkan waktu untuk hadir. "Aku tidak mengira eonnie akan hadir. Terima kasih sudah menyempatkan waktu"

"Aku tidak mungkin melewatkannya. Dan selamat sekali lagi atas pertunangan kalian" Ucap Noze.

"Gomawo eonnie. Jadi jangan sungkan menikmati pesta ini sebelum pulang"

"Tentu saja. Dan ini hadiah dariku" Sebuah bingkisan di berikan dan Dahyun menerimanya.

"Sebenarnya tidak perlu repot repot. Tapi terima kasih untuk ini, eonnie"

"Sama sama"

"Oke. Kalian terlalu lama mengacuhkanku" Momo menginterupsi. Lelah karena tak dianggap. "Dan eonnie, ayo kita cari minum untuk kita berdua" Dia malah menarik Noze untuk menjauh.

"Eh? Jangan sampai mabuk eonnie" Dahyun menasehati.

"Sayang, kita dipanggil eommamu. Ayo.."

.

Di apartement, kedua gadis itu segera merebahkan diri setelah membersihkan tubuh dan berganti baju. Kaki mereka rasanya begitu sakit karena terlalu lama berdiri.

"Sayang, aku lelah" Sana melapor sembari bergerak memeluk tubuh terlentang Dahyun.

"Kalau begitu tidurlah. Isi tenaga eonnie karena besok kita mulai disibukkan dengan latihan untuk konser" Tangan yang berada diatas perut di elus lembut oleh Dahyun.

"Um? Dahyunie?"

"Hm?" Dahyun bergerak kecil demi menatap wajah Sana.

"Rasanya aku tengah bermimpi saat ini. Aku tidak mengira jika benar akan bertunangan denganmu"

Si gadis Kim terkikik kecil. Dia pun merasakan hal yang sama. Siapa yang bakal menyangka hubungan mereka sudah berada di tahap ini? Sudah lebih dekat dengan pernikahan yang entah kapan bisa dilakukan.

"Aku juga sayang. Aku tidak menyangka akan bertunangan dengan gadis cantik ini" Pipi Sana dicubit gemas.

"Ih~ apaan sih. Jangan menggodaku" Gadis Jepang itu menenggelamkan wajah di leher Dahyun.

"Itu fakta. Aku tidak menggodamu. Eonnie memang gadis tercant-"

"Hentikan sweet talker" Sana reflek membungkam mulut Dahyun. "Kau.. Eh?" Rasa bingung berlanjut kala tangannya diraih oleh Dahyun, dan gadis itu lekat menatap cincinnya yang terpasang.

"Cincin ini menjadi begitu indah saat terpasang di jari eonnie" Gadis Korea itu mengeluarkan suara, lalu dia bergerak mengecup punggung tangan Sana. "Aku sangat mencintai eonnie"

"Aigoo...sepertinya kau sudah cinta mati padaku" Sana malah menggoda. Dia bahkan tak segan mencubit kedua pipi sang kekasih yang begitu lembut itu karena terlalu gemas. "Dan aku juga sangat mencintaimu" Sana bergerak mengecup bibir Dahyun. Hanya sebentar karena itu hanyalah kecupan kecil.

Senyum keduanya langsung terbentuk hingga akhirnya kedua bibir mereka kembali bertaut. Saling mengecap dengan lembut tanpa napsu.

"Jangan pernah tinggalkan aku, eonnie" Dahyun berucap sesaat tautan terlepas.

Yang lebih tua tersenyum, dia bergerak menyatukan kening mereka. "Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu. Saranghae"

"Nado saranghae, Minatozaki Sana"

_End_

Bye 👋

Jangan minta S5. Soalnya aku masih ngambek ke kalian. Hm! ( ͡° ʖ̯ ͡°)

Hah~ padahal mau ngumumin sesuatu. Tapi sudahlah.

Thanks udah ikutin dari awal ya. Bye bye
👋👋

About Us? S4 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang