Pagi menjelang, Dahyun terbangun lebih dulu dari tidurnya. Sejenak Ia menatap sang pacar disebelahnya yang masih tertidur begitu lelapnya. Tangan tergerak mengelus pipi, anak rambut yang jatuh menghalangi pandangannya juga tak lupa di singkirkan.
Cup~
Kecupan di kening diberikan lalu Ia bergerak untuk menjauh. Tapi sebelum itu, tangan yang entah sejak kapan berada dalam kaosnya mulai dikeluarkan. Meskipun mabuk, kekasihnya itu masih bisa mencari mainannya."Ngh?" Sana mulai terganggu. Tapi hanya gerakan kecil yang dia berikan sebelum berubah posisi memunggungi Dahyun dan melanjutkan tidurnya.
Gadis Korea itu hanya tersenyum kecil. Dikecupnya lagi bahu sang pacar lalu turun dari atas ranjang. Dia akan membiarkan Sana tidur lebih lama.
Segera dia mandi. Dia berencana akan memasak sup mabuk untuk member membernya itu. Semoga bahan bahannya lengkap di kulkas.
"Apa mereka belum mau bangun?" Dia bergumam kecil kala melihat tiga gadis yang masih tertidur beralaskan karpet di dekat sofa sesaat dia keluar dari kamar mandi. Tapi sudahlah, lagipula tak ada jadwal apa apa juga hari ini. Jadi mereka bisa tidur sepuasnya.
Kaki pun lanjut melangkah ke arah dapur demi melanjutkan rencana. Bahan segera diperiksa, dan untunglah semua lengkap. Dia bisa memasak tanpa halangan saat ini.
"Oh? Dahyun? Kau sudah bangun rupanya" Suara lembut menubruk indera pendengaran setelah beberapa saat hingga mengambil atensi.
"Mina eonnie?" Dia berbalik dan memberikan senyum kecil.
"Sedang apa?" Mina bertanya lagi.
"Hanya memasak sup untuk para pemabuk pemabuk itu" Jawab Dahyun yang dibuahi kekehan dari Mina.
"Oh iya Dahyun, ak- eh?"
"Apa yang eonnie pikirkan?" Dahyun menatap lekat Mina lalu kembali meletakkan air dingin yang berhasil Ia rampas tadi kembali ke kulkas. "Ini musim dingin, eonnie. Jangan minum ini" Tekannya khawatir. "Akan ku buatkan eonnie minuman hangat"
"Eh? Tidak perlu. Lagipula kau sedang memasak. Biar aku buat sendiri"
"Gwencana. Aku sudah selesai juga. Jadi eonnie duduklah. Mau sekalian kusiapkan sup ini untuk eonnie?"
"Ah. Aku makan nanti saja" Mina tersenyum lalu mengambil tempatnya di salah kursi meja makan. "Dan aku sangat berterima kasih karena kau mau membuatkanku minuman hangat" Dia menatap punggung gadis yang sudah sibuk berkutat dipantry itu lagi.
"Tidak masalah. Jarang jarang juga aku melakukan ini untuk eonnie" Dahyun menjawab. "Oh iya, bagaimana soal pembicaraan kita semalam?" Dia kemudian berbalik hanya untuk sekedar menatap sang lawan bicara.
"Sudah beres" Jawab Mina.
"Jinjja? Secepat itu? Bagaimana bisa?" Gadis Korea itu benar kaget.
"um.. Aku punya koneksi"
"Wah.. Kurasa kekuatan keluarga Myoui terlalu besar" Gadis Kim itu menggoda lalu berjalan ke arah Mina dan meletakkan secangkir teh hangat di hadapannya.
Si gadis Jepang terkekeh. Tapi Ia tak menyangkali hal itu. "Ah! Aku hampir lupa. Ini kartumu" Mina yang tersadar segera memberikan sebuah kartu ATM yang diberikan Dahyun semalam. "Aku tidak menggunakannya" Lanjutnya.
"Huh? Waeyo? Aku memberikan ini agar eonnie bisa membayarnya memakai uangku"
"Gwencana. Anggap saja ini hadiah ulang tahun dariku untuk Sana eonnie dan untuk kebahagiaanmu juga" Mina tersenyum lalu mulai sedikit demi sedikit meminum teh buatan gadis Kim itu.