Holla👋
I'm back..
Nggak lama kan aku hiatusnya? 😚
~~~Hari yang di tunggupun sudah tiba. Beberapa member Twice sudah berada di bandara siap meninggalkan Korea Selatan untuk sementara waktu. Langit sudah sangat gelap karena mereka mengambil penerbangan terakhir agar terhindar dari wartawan dan penggemar. Semoga saja tidak ada yang memotret tiba tiba disini.
"Eonnie tidak melupakan apa apakan di dorm?" Dahyun yang berdiri disebelah Sana bertanya khawatir. Takutnya gadisnya itu melupakan barang penting.
"Tidak sayang, aku tidak melupakan apa apa" Jawab Sana tersenyum.
Dahyun yang mendengar pun terlihat menghela nafas lega. Kan tidak lucu kalau mereka harus kembali ke dorm lagi untuk mengambilnya, nanti mereka malah ketinggalan pesawat.
"Yak! Kau!" Momo tiba tiba menegur Dahyun hingga membuat atensi Mina, Tzuyu dan manager mereka yang tadi sibuk bercerita langsung beralih padanya.
"Jangan menunjuk pacarku begitu. Apa masalahmu?" Sana menepis telunjuk Momo yang terlalu dekat dengan wajah gadis Kimnya itu.
"Ani. Tapi apa dia benar benar akan ikut kita ke Jepang?"
"Aish. Kau tidak liat koper dan pasportnya ini? Masih tidak percaya dia akan ikut?" Sana mulai kesal. Momo terus mempertanyakan hal yang sama sedari siang tadi.
"Eonnie, aku benar akan ikut. Aku mau pergi meminta izin soal pertunangan kami berdua" Dahyun bersuara sembari tersenyum pada Sana. "Aku tak main main" Sambungnya dengan jemari yang ikut mengelus tangan yang dari tadi melingkar di tangan kirinya.
"Hah~ ya sudah" Gadis Hirai itu berlalu pergi meninggalkan. Mungkin di pesawat nanti dia akan bertanya hal yang sama lagi.
.
Tak terasa kini mereka sudah mendarat di Jepang. Sana dan Dahyun bahkan sudah berada di rumah keluarga Minatozaki. Waktu yang terbilang sudah cukup larut membuat Dahyun merasa tak enak karena membuat Ibunda sang kekasih terlihat begitu repot.
Hanya ada perbincangan kecil sebelum mereka disuruh beristirahat. Dan untuk pertama kalinya lagi setelah waktu yang lama, Dahyun memasuki kamar Sana lagi hingga berhasil membuatnya terpesona.
"Wae? Kenapa kau melihat kamarku begitu? Ini tidak ada bedanya dari dulu, sayang" Sana terkekeh kecil.
"Kamar eonnie sangat feminim. Jadi aku hanya terpesona" Dahyun membalas sembari tersenyum. Menampilkan giginya yang rapih pada Sana yang mulai sibuk dengan koper bawaannya.
"Kau ini ada ada saja. Kamarku tidak sefeminim itu. Tidak beda jauh dengan kamarku yang ada di dorm" Sana berdiri dan mendekati Dahyun. Mengecup pipinya untuk mengambil perhatiannya. "Mau mandi bersama?" Tanyanya kemudian.
"Eh? Ini bukan apartement kita atau dorm, sayang. Jangan main main!" Dahyun jelas kaget. Karena diantara mereka, ajakan mandi bersama berarti melakukan hal lain.
Yang ditegur hanya terkekeh pelan. Menyenangkan memang menggoda Dahyun. "Ya sudah. Aku akan pergi siapkan air hangat untukmu. Kau bisa mandi lebih dulu" Gadis itu terlihat mulai beranjak dari tempat berdirinya.
"Eh? Kenapa eonnie tidak duluan mandi saja? Aku bisa menunggu" Dahyun menahan.
"Aku tuan rumah, sayang" Sana tersenyum. "Jadi kau tunggu aku disini. Aku tidak akan lama"
"Hm. Baiklah"
.S'tengah jam berlalu dan Dahyun sudah berada dikamar Sana lagi dengan piyama yang teraplikasikan. Dia sudah kelihatan segar dan sudah siap untuk tidur. Tapi karena kekasihnya itu belum selesai, dia akan menunggunya lebih dulu untuk tidur bersama.