Langit terlihat cerah dan matahari bersinar terang. Hari yang harusnya di nikmati dengan bersantai justru tidak bisa dilakukan oleh Sana. Hari ini dia memiliki jadwal lebih padat dari membernya yang lain.
Setelah menghabiskan s'tengah harinya di agensi untuk latihan, dia harus melanjutkannya dengan melakukan suatu pemotretan suatu majalah.
Rasa lelah jelas tidak terbendung. Hanya kopi yang bisa menyelamatkannya agar tidak tertidur.
"Gwencana?" Sang manager bertanya khawatir. Dia takut Sana akan tiba tiba pingsan karena terlalu lelah. Dan lebih parahnya dia akan melihat wajah marah dari seorang Kim Dahyun. Memikirkannya saja sudah menakutkan.
"Ne eonnie. Aku baik baik saja" Yang ditanya menjawab.
"Sana-ssi, kita lanjutkan pemotretan dengan outfit selanjutnya" seorang staff tiba tiba datang menegur.
"Ne" Sana menjawab sembari tersenyum. Tidak mungkin dia memasang wajah lelahnya. Dia harus professional.
.Beberapa jam terlewati dan pemotretan akhirnya berakhir juga. Jam sudah menunjukan pukul 3 pagi saat ini.
"Sudah selesai?" Sang manager bertanya memastikan gadis itu tidak meninggalkan barang pribadinya.
"ne eonnie. Kita sudah bisa pulang kan?"
"Ani" Jawab sang manager.
"huh? waeyo?"
Yang ditanya malah terkekeh. "Aku bercanda. Kau sudah bisa pulang"
"Aku? Kenapa hanya aku? Ayo kita pulang. Eonnie juga harus segera istirahat"
"Aku masih harus melakukan sesuatu. Jadi kau pulang lebih dulu" Sang manager tersenyum. Dia cukup beruntung artisnya itu cukup perhatian. "Sudah, sekarang ambil tasmu dan segera keluar. Jangan buat Dahyun semakin lama menunggumu"
"Ne? Dahyun apa? Dia menungguku?" Ekspresi terkejut tidak bisa di sembunyikan.
"Iya. Dia datang Menjeputmu"
"Anak itu!" Sana sedikit kesal. Pasalnya ini sudah jam seperti ini. Dia hanya berharap Dahyun sudah istirahat lebih dulu. "Kalau begitu, aku duluan. Terima kasih untuk hari ini, eonnie"
"Iya. Hati hati"
"Ne"
Setelah pamit dan berterima kasih, Sana segera keluar gedung. Dia mencari mobil Dahyun yang langsung didapatkannya. Sesaat mendekat, dia menatap ke dalam dan melihat sang pemilik mobil terlihat terlelap.
tok tok tok
Jendela di ketuk. Cukup keras hingga membangunkan.Pintu dibuka oleh Dahyun. Dia menguap kecil sembari meregangkan otot ototnya sesaat Sana naik.
"sayang, kenapa kau malah ke sini?" Sana bertanya.
"Aku menjemputmu. Apa lagi?" Dahyun menjawab seraya membantu gadisnya itu memakai seatbelt.
"Tapi ini sudah pagi. Manager bilang kau menunggu dari tadi disini seorang diri. Kalau kau kenapa napa bagaiman-"
"sstt... marah marahnya nanti saja yaa.." Dahyun memotong. "Lagipula aku tidak bisa tidur sendiri di apartement. Itu kenapa aku kesini" lanjutnya seraya menyalakan mesin mobil.
"Tapi kenapa tidak masuk saja kedalam? Kau kedinginan disini" Sana berucap lagi seraya menyentuh pipi Dahyun. Rasa dingin menjalar di kulit tangan.
"aku hanya tidak ingin mengambil atensi orang banyak. Jadi aku menunggu disini"
"hah! kau ini! Buat khawatir saja. Jangan seperti ini lagi"
"iya iya. Tidak akan kuulangi"
.