16. Cogan kapan ngumpul?

2.6K 309 9
                                    

Mereka berdua tiba di rumah sakit sedikit terlambat karena jalanan sedikit macet. Bian masih tertidur pulas di kursi samping kemudi.

"Bian, udah sampai. Turun, yuk?" panggil Dion sembari mengguncangkan bahu Bian pelan.

"Udah sampai?" tanya Bian yang masih bingung.

"Udah, yuk turun."

Bian mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba menghalau rasa pusing yang masih sedikit menyerangnya. Bian turun dari mobil, menyusul sang Kakak yang sudah berada di luar mobilnya.

"Sakit?" tanya Dion yang melihat Bian sedikit lesu.

Bian hanya menggeleng sebagai jawaban. Mereka berdua berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ke ruangan Dokter Yudha. Dion mengetuk pintu bercat putih itu terlebih dahulu sebelum dipersilahkan masuk.

"Permisi, dok."

"Eh Mas Dion, silahkan duduk. Ada Bian juga." sapa Dokter Yudha ramah. Mereka berdua duduk di hadapan Dokter muda itu.

"Bian, gimana kabar kamu hari ini?" tanyanya memulai percakapan.

Bian tersenyum, "baik, dok."

"Padahal kita udah janji buat gak bakal ketemu lagi, ternyata kita salah." Bian hanya tersenyum menanggapi ucapan Dokter Yudha.

"Bian pasti udah tau, 'kan keadaan Bian gimana. Mas Dion pasti udah bilang, 'kan?"

Bian kembali mengangguk. "Udah, dok."

"Kita periksa dulu, ya. Biar dokter tahu kondisi kamu sekarang."

"Sini," sambungnya.

Dokter Yudha beranjak menuju pojok ruangan yang terdapat brankar untuk memeriksa pasiennya. Bian pun berbaring di sana, mulai di periksa seluruh tanda vitalnya.

"Aww.." Bian memekik pelan.

"Ini sakit?" tanya Dokter Yudha yang sedikit menekan perut Bian.

"Kalau dokter pencet gitu ya sakit, dok!" celetuk Bian.

"Bukan, maksud dokter bagian sini lagi sakit, ya?" tanya Yudha serius.

Dion yang ikut memperhatikan, seketika pandangannya beralih kepada Bian yang juga sedang memandangnya.

"Iya," jawab Bian.

Dion menghela napas, adiknya itu merahasiakannya lagi. Dokter Yudha melepaskan stetoskopnya, tanda bahwa pemeriksaan sudah selesai. Bian beranjak dari brankar itu dan kembali duduk di samping Dion.

"Gimana, dok?" tanya Bian.

"Seperti yang saya bilang kemarin, fibrosis Bian sudah dalam tahap lanjut."

"Bian, kamu suka ngerasain pusing gak?"

"Kadang, dok." jawab Bian jujur ketika Dion menatapnya dengan tajam.

"Tekanan darah kamu rendah, makanya suka pusing gitu."

"Ini saya resepkan obat, nanti kalian tebus di apotek. Di situ sudah saya tuliskan aturan minumnya. Saya tambahkan juga vitamin penambah darahnya, ya." Dokter Yudha memberikan selembar resep obat kepada Dion.

"Bian, kamu harus banyak istirahat, ya. Jangan stress, jangan mikirin yang gak-gak. Penyakit kamu bisa sembuh asal kamu mau berobat."

"Jaga pola makan kamu, banyakin minum air putih. Olahraga boleh tapi jangan sampai memforsir tenaga kamu,"

"Obatnya juga jangan lupa diminum, harus tepat waktu." Yudha memberikan penjelasan panjang lebar mengenai kondisi Bian.

"Baik dok, terimakasih."

Lil Brother | Haechan Doyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang