Kamis, 15:23 WIB
At Counter HandphoneSore ini Asya memiliki janji dengan pegawai service handphone. Katanya, ponsel cewek itu sudah bisa diambil. Dan di sinilah dia, di salah satu mall Jakarta lantai tiga tempat handphonenya menginap. Dengan berbekal beberapa ratus ribu ruliah, handphone berwarna putih itu telah kembali pada pemiliknya.
Kaki Asya menjuntai bebas dari kursi yang tingginya melebihi pinggangnya. Ia sibuk mengoperasikan benda pipih itu sambil menggoyangkan-goyangkan kaki di udara, memastikan semuanya telah kembali normal. Setelah merasa segalanya telah oke, Asya meninjau aplikasi chatting yang dapat dipastikan benyak pesan terbengkalai di dalam sana.
Benar saja. Dari mulai ribuan pesan grup yang di antaranya terdapat grup rombel kuliah, grup organisasi, grup main, hingga grup keluarga besar. Pesan berantai kawan-kawan yang mempunyai urusan dengan Asya, pesan enggak penting dari sang adik sepupu, hingga barusaja muncul di paling atas beranda pesan Asya. Pesan dari yang terkasih.
Yap, itu dari Suga. Cowok itu tahu hari ini Asya pergi untuk mengambil handphonenya. Mungkin dia juga tahu kalau Asya telah mengaktifkan handphone, makanya Suga mengirimkannya pesan. Tapi bukan perihal dikirimkan atau enggaknya pesan. Melainkan isi pesan dari suga isinya umpatan kasar. Bukan untuk Asya, melainkan untuk sang adik sepupu. Apalagi ini...
Asya menoleh pada sosok yang menemaninya hari ini. Menggantikan kehadiran Suga yang enggak bisa menemani Asya karena harus mengabdi sebagai mahasiswa akhir. Apalagi kalau bukan bimbingan.
Dari gerak geriknya, sepertinya memang telah terjadi sesuatu antara Suga dan dia. Lihat saja wajahnya yang tengah cengar cengir pada layar handphone. "Mas Kooki, coba lu jujur, ini kenapa lagi?" Tanya Asya sambil mengarahkan layar handphonennya agar terlihat juga oleh Jungkook.
'Sya, Adek sepupu lu emang definisi anjing.'
Cowok yang hubungannya barusaja membaik dengan Suga itu jadi tambah tertawa lebar saat membaca pesan yang dikirimkan oleh kakak tingkatnya.
"Mas, gua tahu lu baru aja damai sama Suga. Jangan bikin ulah lagi, deh." Ucap Asya memperingatkan.
"Haha, tenang aja, dia gak bakal marah, Mba."
"Ya, terus. Ini kenapa?" Tanya Asya menyodorkan layar handphonenya pada sang adik.
"Gua ninggalin mereka solat," jawab Jungkook ambigu. Apa yang salah dari kalimatnya itu. Dan siapa yang dimaksud dengan mereka.
"Mereka, siapa?"
"Biasa, temen-temen. Tadi mereka solat, terus gua tinggal duluan gara-gara mau nganter lu ke sini, Mba." Jelas Jungkook yang sebenarnya dari ucapan cowok itu tidak ada satu kata pun yang menjadi pemicu masalah.
"Kayanya gak ada yang salah, ibadah mah kan urusan masing-masing," ucap Asya berpendapat.
"Bukan masalah ditinggal solatnya. Masalahnya tadi pas solat gua yang jadi imamnya." Jelas Jungkook membuat mata Asya membulat. "Gua kabur pas mereka lagi pada sujud, HAHAHA."
Asya sudah kehabisan kata. Enggak tahu harus bereaksi seperti apa lagi pada adik sepupunya yang memang di luar nalar ini. Bisa-bisanya cowok itu melakukan hal yang begitu konyol dan menyebalkan. Dan sekarang dia masih bisa tertawa, bahkan hingga terpingkal-pingkal.
"Mba, liat nih..."
KAMU SEDANG MEMBACA
KATING || MIN YOONGI
Teen FictionSiapa sangka si manusia apatis seperti Suga dibuat jatuh hati oleh gadis judes yang nyatanya adalah sang adik tingkat. Tidak sulit untuk mendapatkan si gadis. Namun, tidak sulit pula untuk mengkhianatinya. Akankah sang gadis bertahan dengan sikap S...