21

1.7K 249 28
                                    

Attention
.
.
.
Penjelasan video ada di bawah ya nanti :)
.
.
.
Happy Reading

Rabu, 07:00 WIB
at Kediaman Suga

Hari paling menyebalkan adalah hari dimana Suga harus masuk pagi. Malesin banget pokoknya kalau harus berangkat pagi-pagi. Udah mana ngantuk, ketemu macet pula di setiap jalan.

Cowok itu dengan malas berjalan ke arah meja makan. Aroma pisang goreng ibu emang enggak ada duanya. Cuma karena pisang goreng, Suga bisa sampai ke ruang makan dalam mata yang masih tertutup.

"Neng Asya teh kemana ya, A?" Suga mendengar samar-samar suara ibunya. Pagi-pagi begini sudah di tanya soal Asya. Padahal, sudah dibilangin berkali-kali kalau pacarnya itu sedang ada di luar kota.

Dicomotnya pisang goreng di atas meja makan. Emang paling enak pagi-pagi begini makan pisang goreng buatan ibu. Dengan susu yang udah disiapin untuk si bungsu. "Isshh, si aa ditanya teh jawab atuh," protes ibunya yang masih sibuk mencuci piring. Suga menguap sekali sebelum menjawab perkataan sang ibu. Dan di balas dengan anggukan si ibu yang mengartikan kalau beliau paham.

"Lagian ibu, udah di bilangin berkali-kali juga," kini bahkan Suga curiga. Yang anaknya itu Asya atau dirinya. Setiap waktu yang ditanyain cuma Asya doang. Dia tahu ibunya rindu sama sang pacar. Lah, apalagi dia. Udah enggak kepalang deh rindunya kayak apa. Dan untungnya hari ini cewek itu akan sampai di Jakarta. Pokoknya bakal dia salurkan semua rasa rindu itu hari ini. Membayangkan ketemu cewek itu petang nanti saja udah membuat hatinya berdebar.

"Kamu tuh buruan lulusnya, a. Biar cepet cari kerja terus nikah." Apa-apaan sih si ibu. Bagaimana bisa topik merembet ke masalah nikah. "Biar kamu ada yang ngurusin, ada yang bikinin sarapan buat bungsu kesayangan ibu ini." Ucap ibu mengecup pipi Suga. Astaga, kalau Asya melihat bisa malu betul dia. Masa iya, cowok yang terkenal begajulan, suka main cewek, disegani banyak orang begini, pas di rumah ternyata jadi anak kesayangan ibu.

"Udah ah, Suga mau mandi." Lama-lama telinganya mendidih jika harus mendengarkan wejangan sang ibu terus-menerus. Bukannya mengajarkan hal durhaka. Tapi itulah yang dirasakan Suga. Cowok itu saja belum tahu jodohnya dimana. Mau menikah dengan siapa. Asya? Enggak taulah, masih rahasia tuhan.

🌼🌼🌼

Rabu, 16:35 WIB
at Stasiun Kereta

Lembayung menghiasi langit ibu kota. Warna cerahnya mendukung suasana cewek yang barusaja menginjakkan kakinya di stasiun itu. Tangan kanannya sibuk menarik koper sedangkan tangan lainnya terisi oleh tas jinjing yang tak lain berisi pakaian kotor.

Asya melangkah sambil terus celingukan, mencari sosok yang katanya mau menjemputnya. Hingga ekor matanya menangkap seorang laki-laki yang sedang bersandar di salah satu tiang stasiun. Tanpa babibu, Asya berlari pada cowok yang sudah merentangkan kedua tangannya itu. Dan sampailah tubuh ringan Asya pada dekapan orang terkasih. Cewek itu memekik kecil saat Suga mengangkat dan memutar tubuhnya. Serindu itu ya enggak ketemu dua bulan. Bahkan Asya enggak sadar kalau dirinya yang sekarang sudah enggak ragu lagi melakukan skinship dengan sang pacar.

"Kangen gua banget ya?" Goda Suga yang setia merangkul bahu Asya. Bahkan, mereka berjalan tanpa adanya jarak.

"Halah, coba ngaca deh. Siapa yang setiap malem nanya 'kapan pulang, gua kangen'" balas Asya yang enggak mau kalah. Suga enggak bisa mengelak. Memang itu faktanya. Dia cuma bisa mengacak rambut Asya gemas, dengan sesekali mengecup pucuk kepala cewek itu.

KATING || MIN YOONGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang