25

1.1K 178 13
                                    

Jumat, 12:50 WIB
At Kediaman Gumelar

Telat sudah Jungkook mengejar sang kakak yang lebih dulu pulang naik kendaraan umum. Entah Jungkook yang lelet, atau Asya yang begitu cepat. Alhasil, ia harus mengendarai motor seorang diri dengan hati yang kalang kabut. Dirinya sampai di depan gerbang rumah Gumelar dan disambut dengan lengkingan Niki yang begitu menusuk pendengaran. Jungkook menghela napas. Ia tahu di dalam sana sedang enggak baik-baik saja.

Langkah cepat Jungkook berhenti di depan pintu yang sudah sedari tadi terbuka. Jungkook melihat Asya duduk di hadapan dua wanita yang sangat ia hormati. Cewek itu seolah tengah disidang. Dilontarkan bermacam pertanyaan, yang Jungkook yakin bahwa Asya juga sudah lelah menjawab.

"Ini juga, pasti kamu kan Mas yang ngebuat Asya deket sama bajingan itu?"

Kan, baru juga sampai. Sudah terkena semprot oleh Niki.

 Sudah terkena semprot oleh Niki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Niki. Kamu kok ngomongnya begitu sih?" Ucap sang bunda yang sejak tadi berusaha menjadi mediator.

"Mba Niki, namanya Suga. Dan bukan Mas Kooki yang ngenalin Suga ke Asya." Asya mencoba setenang mungkin menghadapi sang kakak yang sudah sangat mendidih.

"Lagipula, Suga sama sekali enggak tahu kalau Asya itu adik lu, Mba. Dia bahkan gak tau kalau yang ngelakuin semuanya itu abangnya sendiri. Dia gak tau apa pun," sambar Jungkook mengambil alih. Berharap Niki dapat mengerti dan memaafkan sang adik yang salah di matanya.

Keadaan terlihat begitu runyam. Niki yang wajahnya sudah merah padam. Asya yang selalu membalas Niki, berharap sang kakak dapat ikhlas dengan masa lalu. Jungkook yang selalu membela Asya. Enggak ada maksud untuk memojokkan Niki, namun kakak sepupunya yang satu itu sudah kelewat batas. Hingga bunda saja yang berusaha menyudahi semuanya belum berhasil.

Niki mencapai limit. Emosinya sudah menyelubungi tubuh. Superego di alam bawah sadar yang berfungsi menjadi filter dan  alat  sensor untuk menentukan baik-buruk dan salah-benar telah terabaikan. Vas bunga kaca yang berada di meja melayang dan mendarat tepat di kening sang adik. Terpecah berkeping-keping di lantai.

 Terpecah berkeping-keping di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KATING || MIN YOONGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang