Masa waktu aku nulis ini lagu yang keputer lagunya Lyodra-Pesan terakhir, sama The Overtunes- I still love you. Boleh sambil didengerin, kali aja bisa nambah feel-nya.
Happy Reading
Kamis, 17:45 WIB
At Rumah sakitMata Asya menatap layar laptop yang ia pangku. Namun siapa pun tahu kalau tatapan cewek itu kosong. Sejak insiden makan sate itu Asya menjadi pribadi yang lebih murung. Segala ekspresi sedih, menyesal, bahkan kecewa ke luar begitu saja tanpa bisa Asya kontrol. Dirinya engak pernah tahu kalau orang putus cinta itu sakitnya bisa sangat menyesakkan. Dulu mungkin kata 'lebay' akan terlontar, jika ada temannya yang sedang patah hati. Namun siapa sangka, hal itu justru datang dengan sendirinya ke kehidupannya. Siapa yang menyangka kalau Asya juga akan ada di tahap yang ia bilang 'lebay'.
Semenjak malam itu enggak ada lagi bubble chat sekedar ucapan selamat pagi atau pun pengingat makan dan tidur. Asya menjalani harinya persis seperti dulu ia belum kenal Suga. Kuliah, bercanda dengan Jungkook, mendengar bahan gibah Audrey, dan membaca buku di perpustakaan. Hanya bedanya sekarang ditambah dengan satu kegiatan menjenguk sang kakak di rumah sakit. Menemani cewek itu setelah semua aktivitas Asya telah rampung. Atau jika harus mengerjakan suatu kewajiban, Asya akan membawanya ke ruangan Niki. Kayak sekarang ini, ia harus mengikuti rapat online sambil menemani Niki yang masih terbaring di ranjang pasien. Tapi Asya enggak bisa fokus sedikit pun. Pikirannya melayang pada sosok yang terakhir kali mengantarnya ke rumah sakit.
"Dek, Mba Niki boleh nanya, gak?" tanya Niki yang tengah menatap Asya dari atas ranjang. Cewek itu menyadari ada satu cahaya yang redup dari sang adik.
"Kenapa, Mba?"
"Selesain rapatnya aja dulu, nanti baru kita ngobrol," ucap Niki lagi.
Enggak ada jawaban apapun dari Asya. Ia kembali menatap laptopnya dalam diam. Memperhatikan orang-orang yang sedang berargumentasi di masing-masing kotak layar. Biasanya Asya akan ikut memberikan opini, tapi kali ini ia cukup menjadi pendengar yang baik dan siap menerima hasil akhirnya nanti. Sungguh bukan Asya sekali.
"Ada apa, Mba?" tanya Asya setelah menyelesaikan rapatnya.
"Kamu lagi kurang enak badan, Sa?" ucap Niki malah nanya balik. "Lagi marahan sama Suga?" lanjut Niki setelah mendapat gelengan dari Asya.
"Hah? Enggak," jawab Asya yang lumayan terkejut dengan nama yang terlontar dari mulut kakaknya.
"Sa, kalo kamu mau ajak Suga ke sini ajak aja. Sekalian Mba mau ngobrol sama dia," ucap Niki yang lagi-lagi membuat Asya kaget. Enggak biasanya Niki mau membahas tentang cowok itu.
"Mau ngapain Mba ketemu Suga?" tanya Asya heran.
Niki menjelaskan maksud dirinya yang ingin berbincang dengan Suga. Tentang dirinya yang hendak memohon maaf pada cowok itu atas perbuatannya yang lalu. Permasalahan ego yang selalu menyelimuti dirinya. Ia mungkin pernah terguncang atas kelakuan saudara sulung Suga yang mengakibatkan psikisnya bermasalah. Namun ia sadar, bahwa hal itu enggak ada sangkutpautnya dengan si bungsu.
"Aku udah putus,"
Rasa marah ingin sekali Asya luapkan pada Niki. Kenapa baru sekarang cewek itu memberikannya restu. Kenapa setelah hubungannya kandas cewek itu baru menyadari tingkah lakunya. Tapi tentu semuanya cuma ada di dalam kepala Asya.
Sebagai orang yang bergerak di bidang psikologi, ia juga enggak bisa semena-mena marah pada sang kakak yang bahkan belum seratus persen pulih dari traumanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KATING || MIN YOONGI
Teen FictionSiapa sangka si manusia apatis seperti Suga dibuat jatuh hati oleh gadis judes yang nyatanya adalah sang adik tingkat. Tidak sulit untuk mendapatkan si gadis. Namun, tidak sulit pula untuk mengkhianatinya. Akankah sang gadis bertahan dengan sikap S...