6

2.8K 341 19
                                    

Jumat, di Kediaman Suga.
08.25.

Kemarin, setelah diberitahu  Asya tentang kondisi Suga. Jungkook beserta teman dekat lainnya menjenguk cowok  itu di kafe langganan. Suga ngga mau lama-lama di klinik. Dia ngga suka, katanya bau obat. Akhirnya, semua temannya di giring ke kafe. Awal, Suga menolak memberitahu teman-temannya. Dia ngga mau masalahnya jadi tambah besar. Tapi, karena Asya yang sudah bocor duluan kepada adik  sepupunya. Yasudah, semua datang dan membahas kenapa insiden itu bisa terjadi. Menebak siapa yang kira-kira mengeroyok Suga.

Kemarin pula, Suga menyelesaikan semua urusan perkuliahannya. Tentu saja dengan bantuan Asya, komplotan, dan para penanggung jawab kelas. Dari mulai absen yang sudah kelewat jatah. Beruntung, Suga dan kawan-kawannya mempunyai wajah enak di pandang. Apalagi, kebanyakan penanggung jawab kelas berjenis kelamin perempuan. Yasudah, masalah absen, beres. Yang terpenting Suga bisa ikut UAS dulu. Sampe tugas yang terlambat dan yang harus dikumpulkan. Tapi tenang, semua sudah di list oleh Asya.

Dan hari ini, Asya diantar oleh Jungkook ke rumah sang kakak tingkat. Kebetulan, hari ini libur dan minggu besok sudah memasuki minggu tenang. Jadi, dari sekaranglah waktu yang tepat untuk menyelesaikan semua tugas.

Sebenarnya, bukan ingin Asya datang kesana. Suga sudah berjanji untuk mengerjakan tugasnya pagi ini. Tapi nyatanya, panggilan Asya sampai saat ini saja ngga di angkat. Jadi mau ngga mau Asya harus turun tangan lebih dulu. Ingatkan, Asya ingin membantu Suga.

"Mba, ini tuh kepagian buat bang Suga. Dia pasti belum bangun, mba." Gerutu Jungkook sambil memarkirkan motornya di halaman rumah Suga.

"Jungkook ?" Sapa perempuan paruh baya yang menghentikan kegiatan menyiram bunganya.

"Assalamualaikum, Bu. Bang Suganya ada ?" Jungkook menghampiri perempuan yang bernotaben sebagai ibu dari kakak tingkatnya itu.

"Waalaikumsalam, ada masih tidur." Jawab ibu Suga. "Eta saha, meni geulis pisan ? ." (Ini siapa, cantik banget).

Asya sedikit membungkuk memperkenalkan dirinya pada ibu Suga. Perempuan Sunda itu mencubit pipi Asya gemas. Satu-satunya cewek yang langsung ibu suka, tanpa harus caper terlebih dulu.

Lampau, Suga pernah membawa seorang cewek. Tapi, ibu langsung menolaknya mentah-mentah. Katanya ibu ngga suka. Padahal, cewek yang di boyong Suga waktu itu jauh lebih cantik dari Asya. Alhasil, Suga jadi malas membawa para ceweknya ke rumah.

"Gugah a , aya nu milarian tuh dipayun rerencangan." (Bangun a, ada yang nyariin tuh di depan temen).

"Duh, saha sih, bu ?" (Duh, siapa sih, bu ?"

"Jungkook sareng dulur na . Aa kunaon teu ngawartosan ibu gaduh rerencangan meni  geulis pisan." (Jungkook sama kakak sepupunya. Kamu kok ngga pernah bilang punya temen cantik banget).

Ibu menggoyang-goyangkan badan anak bungsunya. Berkali-kali, hingga anaknya terbangun dan mengulet.

Sumpah. Suga sangat benci jika ada yang mengganggu jam tidurnya. Apalagi ini masih sangat pagi menurutnya. Dan siapa tamu yang dengan lancang datang sepagi ini. Ngga mungkin temannya Suga. Karena mereka tahu kebiasaan buruk Suga. Tapi sang ibu, memberitahu kalau yang datang adalah Jungkook dan kakak sepupunya. Sambil mengumpulkan nyawa, Suga mencoba mengingat-ingat. Siapa kakak sepupunya Jungkook.

"ASYA." Suga terlompat duduk. Kantuk dimatanya hilang seketika. Bodohnya Suga yang melupakan janji paginya untuk mengerjakan tugas.

"Nah itu." Seru ibu yang saat ini sudah di tinggal lari sama anaknya. Membuat ibu cuma bisa geleng-geleng kepala.

KATING || MIN YOONGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang