Senin, 19.30 WIB
At KafeGenap seminggu Suga menjalani harinya setelah resmi putus dari Asya. Sama seperti Asya, enggak banyak yang berubah di kehidupan cowok itu. Suga beraktivitas dengan malas kayak biasanya. Hanya saja, hatinya terasa lebih hampa. Jika sebelumnya Suga dibangunkan oleh nada dering telepon dari Asya, kali ini ia harus mendengar cerewetnya mulut Asyila. Jika pagi hari Suga harus rela bangun pagi karena harus mengantar Asya yang ada kelas pagi, kali ini ia terpaksa bangun karena mengantar adik sambungnya ke sekolah.
Kepindahan Asyila dua hari lalu membuat suasana rumah menghangat. Karena pada dasarnya bocah itu memang sudah dirawat lama dengan ibu dan bapak, jadi enggak perlu ada adaptasi lagi. Tinggal ke Suga saja yang memerlukan pendekatan ektra. Beruntung Asyila memiliki karakter ceria dan dapat membaur dengan cepat. Asyila bahkan enggak sungkan untuk memanggil Suga dengan sebutan 'Aa'. Bukan hanya sekedar memanggil, Asyila sudah berani meminta tolong sang kakak sambung untuk mengerjakan tugas. Merengek saat makanannya di kulkas tiba-tiba hilang karena dimakan Suga yang sebenarnya enggak ada maksud apapun. Meminta untuk dijemput setelah asik bermain atau kerja kelompok. Seperti sekarang ini. Suga barusaja sampai di sebuah kafe daerah depok. Cowok itu memasuki pintu kafe. Mencari anak SMA dengan rok abu-abunya yang mengatung dengan sweater khaki yang biasa adiknya pakai.
Ketemu. Suga duduk di meja seberang setelah memesan minuman. Memperhatikan adiknya yang sedang sibuk berdiskusi dengan teman-teman ceweknya. Mengirimi pesan singkat sekedar menginformasikan bahwa dirinya sudah di tempat tujuan. Enggak perlu buang banyak waktu, karena setelahnya Asyila menghampiri Suga yang tengah asyik memantau perkembangan sosial media sang mantan. Walaupun dia tahu itu merupakan hal sia-sia, sebab Asya bukan orang yang terlalu narsis dan jarang muncul sosial media.
"A, yuk...," ucap Asyila duduk di kursi depan Suga.
"Bentar, Chil. Gua mesen minum dulu. Lu kalo mau minum lagi, sekalian aja pesen," jawab Suga yang enggak begitu mempedulikan kedatangan Asyila.
Enggak ada yang banyak berbicara setelahnya. Asyila sudah terlalu lelah dengan problematika organisasinya, Suga pun enggak ada niat sama sekali untuk membuka obrolan. Dia hanya menunggu pesanan datang, membayarnya, dan pergi dari kafe.
Motor Suga melaju dengan kecepatan rata-rata. Enggak ada yang aneh sampai Asyila menyadari kalau rute yang mereka tempuh bukan mengarah ke jalan rumah. "A, mau ke mana?" tanya Asyila.
"Ada urusan bentar," ucap Suga sekenanya.
Mereka sampai di kediaman Jungkook. Suga menyuruh Asyila menunggu sebentar saat cowok itu berjalan menuju gerbang dan menekan bel. Enggak perlu menunggu lama, sosok cowok dengan boxer dan kaos hitam kebesaran muncul dari balik gerbang. "Nih, bawain ke Asya ada buat lu juga," ucap Suga tanpa basa basi.
Cowok itu menyodorkan goodie bag. Rupanya minuman yang ia pesan di kafe tadi untuk ia berikan pada Asya, karena Suga juga menggunakan jasa Jungkook sebagai kurir maka dengan sangat terpaksa cowok itu juga harus membelikannya, agar perintahnya berjalan mulus tanpa ada rengekan dan semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KATING || MIN YOONGI
Novela JuvenilSiapa sangka si manusia apatis seperti Suga dibuat jatuh hati oleh gadis judes yang nyatanya adalah sang adik tingkat. Tidak sulit untuk mendapatkan si gadis. Namun, tidak sulit pula untuk mengkhianatinya. Akankah sang gadis bertahan dengan sikap S...