part_28

243 52 26
                                    

Tarik nafas, TAHAN jangan dibuang mubazir🙂👋

Lanjut?

Remaja itu terus berlari menyelusuri Hutan, Tampa arah dan tujuan.tubuhnya terasa lemas,mengingat kondisinya yang masih belum sepenuhnya sembuh.suhel berlari secepat mungkin, berusaha menjauh dari Clara.ia tak ingin kembali ke rumah itu lagi.bahkan itu bukan seperti rumah, melainkan seperti neraka' baginya.

Hutan yang lebat, mampu memperlambat langkahnya kakinya, entah dimana suhel kini berada.yang jelas,saat ini ia berada di tengah-tengah Hutan dan tak tau bagaimana cara keluar dari tempat ini.hari juga semakin gelap, matahari perlahan mulai sirna, digantikan gelapnya malam yang sebentar lagi akan turun hujan.

"Ya Allah, tolong hamba"

Tak ada jalan keluar, ia seolah-olah berputar ditempat yang sama.tenaganya Mulai habis, bahkan untuk berdiri saja ia sudah tak sanggup.dilihatnya sebuah gubuk,yang sudah tak layak dipakai.dengan terpaksa suhel harus beristirahat di gubuk itu malam ini,tak mungkin jika ia meneruskan perjalanan lagi.
Dengan tertatih-tatih suhel mulai mendekati gubuk tersebut, sembari memperhatikan sekeliling.takut jika Clara tau, keberadaannya saat ini.

"Lebih baik aku istirahat disini,hari juga semakin gelap, tidak mungkin jika harus melanjutkan perjalanan."ujarnya lirih

Suhel menyenderkan tubuhnya Kedinding yang terlihat sudah rapuh.hanya terdapat alas berupa tikar disana, itupun sudah usang.airmata lagi-lagi jatuh, membasahi pipinya suhel,tak pernah terbayangkan jika hidupnya akan tersiksa seperti ini.hidup seorang diri tanpa ada kasih sayang dari ketua orang tuanya.

"Maafin suhel maaa."

******

"Dokter bagaimana keadaan anak saya,dia baik-baik saja kan dok?."Tanya inne khawatir, lantaran sampai sekarang Alwi belum sadarkan diri.

Dokter terdiam, membuat wanita Paruhbayah itu bertanya-tanya apa yang terjadi.dengan berat hati, sang dokter kembali menatap inne.wajahnya terlihat khawatir, dengan berat hati ia harus mengatakan perihal tentang Alwi.

"Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit?."tanya dokter menatap inne Serius.wanita itu membulatkan matanya, bingung Dengan apa yang dimaksud sang dokter.

"Anak saya hanya pingsan,saya rasa tidak perlu dibawa ke rumah sakit.emang ada apa,anak saya sehat-sehat saja kan Dok?."

Dokter menggeleng,lalu mengeluarkan selang infus di tas yang ia bawa. "Kenapa anak saya di pasang infus?."tanya inne lagi

Dokter menghela nafas "kondisi jantung pasien Semakin memburuk, harusnya dibawa cepat kerumah sakit."ujar dokter, sembari memasang infus di tangan Alwi

"Degh!"

Inne terdiam beberapa detik, apakah pendengarannya barusan salah?.

"Dokter bilang apa barusan?."tanya inne memastikan Kembali,apa yang ia Dengar.

"Kondisi jantung anak ibuk memburuk."

"Degh!"

Seperti disambar petir di siang bolong,inne terkejut tak percaya mendengar penjelasan dokter.ini benar-benar mustahil, penyakit jantung? bukankah beberapa hari yang lalu Alwi melakukan operasi jantung?.
Inne menjatuhkan tubuhnya kelantai, tubuhnya terasa lemas.ia masih belum percaya akan apa yang ia dengar barusan.

"Dokter bercanda?."

"Maksud ibu?."

"Dokter bercanda kan, tidak mungkin jantung anak saya bermasalah.beberapa hari yang lalu,anak saya baru saja di operasi.ada orang baik yang mau mendonorkan jantungnya untuk Alwi.saya dan suami saya, juga ada disana.saya Melihat dengan mata kepala saya sendiri, Alwi dibawa keruangan operasi."

jangan minta aku untuk memilih [Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang