Betting in Love pt 67

669 77 26
                                    

Masa lalu bukan sesuatu yang mudah untuk ditinggalkan di belakang. Bagi sebagian orang, masa lalu adalah masa yang membangkitkan diri mereka untuk mencapai masa yang saat ini mereka jalani. Pahit atau manis, buruk atau baik, senang atau sakit. Masa lalu bagi sebagian orang bukan sesuatu yang semudah itu dilupakan. Berbeda dengan sebagian yang lain, masa lalu bagi mereka hanya sesuatu yang sudah lewat, ya, tidak berdampak apapun pada masa yang mereka jalani saat ini. Biasanya, mereka adalah orang-orang yang memiliki segalanya bahkan tanpa berusaha. Bakat dari lahir, atau kekayaan yang tiada habisnya, menyebabkan mereka menyepelekan apapun di belakang dan terus melangkah maju ke depan.

Dua contoh dari manusia dengan anggapan berbeda mengenai masa lalu kini tengah saling berhadapan satu sama lain. Ya. Pemandangan di sebuah aula teater dengan beberapa orang terikat sementara satu orang lain sedang tersenyum bahagia adalah contohnya. Mereka, dalam hal ini adalah Bangtan, tidak pernah mempedulikan apa yang terjadi di masa lalu. Dengan apa yang mereka miliki, mereka bisa tetap berjalan ke depan tanpa menoleh ke belakang.

Sayangnya, masa lalu mereka yang tidak terima akan apa yang terjadi, kini membalaskan dendamnya. Yook Sungjae. Ya, tidak ada yang mengenalnya saat ini. Dapat dikatakan, dirinya seperti hilang ditelan bumi setelah selesai berurusan dengan Bangtan. Tidak ada yang bertanya kenapa dan bagaimana. Tidak ada yang peduli. Sialnya, Sungjae masih peduli. Ya. Dia masih sangat peduli. Dan sekarang, ia menunjukkan kepeduliannya terhadap masa-masa itu.

Puas. Itu yang dirasakannya. Melihat Bangtan terikat, melihat mereka babak belur dihabisi banyak orang, dan melihat mereka tidak berdaya saat seseorang yang mereka cintai terluka, semua itu membuatnya puas. Oh ayolah, Sungjae tidak benar-benar memiliki urusan dengan yeoja-yeoja itu. Anggap saja, mereka adalah umpan. Dengan memanfaatkan mereka, Sungjae bisa melakukan apapun pada Bangtan. Ya. Kumpulan namja yang merasa diri mereka hebat dan tidak terkalahkan tapi melemah begitu berurusan dengan yeoja. Menjijikan.

"Bukankah ini terasa seperti deja vu?" Sungjae memulai.

Ia mencondongkan tubuhnya pada orang-orang di hadapannya, "Kalian semua, bersama-sama, menatap ke arahku."

"Tutup mulutmu, keparat!" seru Hoseok.

Mendengar seruan Hoseok itu justru membuat Sungjae tertawa. "Oh come on, Hoseok-ah.. Kita sudah lama tidak berjumpa dan kau menyuruhku tutup mulut? Kau ini keterlaluan."

"Apa yang kau inginkan? Membunuh kami?" tanya Yoongi.

Sungjae menatap tajam ke arah Yoongi. "Membunuhmu? Bukankah itu terlalu mudah?"

"Kalau begitu lakukan." Tantang Yoongi.

Kalimat Yoongi itu memancing reaksi dari yang lain. Mereka serentak menatap Yoongi dan mempertanyakan kalimatnya itu. Lisa menggeleng, menepis apapun yang dipikirannya dan menentang kalimat yang diucapkan Yoongi.

"Ya! Min Yoongi!" seru Rose tidak terima.

"Woahh.." kagum Sungjae menimbulkan tanda tanda bagi mereka yang melihat.

Sungjae bangun dari duduknya dan menghampir Rose tanpa ragu. Melihat gerak yang diambil Sungjae membuat Yoongi dan Jimin menegakkan tubuh mereka dan menatap tajam namja itu. Sialnya, Sungjae seakan tidak memiliki lagi rasa takut. Namja itu membungkuk, menyamakan posisi wajahnya dengan Rose, lalu mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi Rose.

"Brengsek! Jauhkan tanganmu darinya!" marah Jimin.

"Kau sedang bicara padaku, dasar sialan!" seru Yoongi. mencoba mengembalikan fokus Sungjae padanya.

Namun, gagal. Sungjae tetap melakukan apa yang dia lakukan.

"Park Chaeyong a.k.a Rose..." ucapnya seakan berbisik.

BTS x BLACKPINK - Betting in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang