Seokjin duduk di tepi tempat tidurnya. Namja itu terdiam, menatap lurus kearah jendela besar sekaligus pintu menuju balkon kamarnya. Baiklah, akan Seokjin akui. Sejak kembar Kim menghilang tanpa jejak, tidak pernah sedetikpun dirinya berhenti memikirkan Jisoo. Katakanlah Seokjin munafik, karena pada akhirnya lagi-lagi ia harus kembali pada kenyataan bahwa dirinya masih mencintai Jisoo. Menghilangnya Jisoo membuat Seokjin khawatir akan keadaan yeoja itu.
Selama ini, meski sudah berusaha untuk melepaskan, Seokjin tidak pernah bisa benar-benar lupa akan yeoja itu. Ya, dirinya memang sudah memutus semua harapan tentang hubungannya dengan Jisoo. Mereka tidak akan pernah bisa kembali bersama, Seokjin paham itu. Sekalipun dirinya masih mencintai Jisoo, atau sebaliknya. Setelah pertunangannya dengan Sooyeon, Seokjin benar-benar sudah mengakhiri semuanya, menutup semua kemungkinan dirinya dan Jisoo bisa bersama lagi.
Tapi siapa yang bisa mengatur perasaan di hatinya? Tidak ada. Bahkan Seokjin sekalipun. Lagi, Seokjin memang munafik, ia pernah berkata dirinya mulai mencintai Sooyeon. Sial, kenyataannya perasaan yang Seokjin rasakan, perasaannya pada Sooyeon masih kalah banding jika dibandingkan dengan perasaannya pada Jisoo. Namun apa yang bisa dilakukannya? Tidak ada. Selain diam dan menikmati apa yang dia punya serta merelakan apa yang sudah dilepaskannya.
Ttok! Ttok!
"Nugu?" seru Seokjin bertanya pada siapapun yang mengetuk pintu kamarnya.
"S-Seokjin Oppa.."
Suara itu, suara Sooyeon. Dewa mungkin sedang berpihak pada yeoja itu namun tidak pada Seokjin. Sudah beberapa hari terakhir Seokjin memang sengaja menghindar dari tunangannya itu, alasannya? Tentu karena suasana hatinya yang sedang tidak menentu. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan, dimana Jisoo dan Taehyung? Apakah mantan kekasihnya itu baik-baik saja? Apa mereka akan kembali ke Korea? Kapan mereka kembali? Dan pertanyaan-pertanyaan lain terkait dengan kembar Kim itu, terkhusus pada Jisoo.
Jangan kira Seokjin hanya diam selama ini, ia memanfaatkan semua relasi yang dia punya untuk mengetahui dimana Taehyung dan Jisoo berada, dan hasilnya tetap saja nihil. Dirinya dan anggota Bangtan yang lain masih tidak mengetahui dimana kembar Kim itu, hingga saat ini. Seokjin menarik napas panjang lalu menghembuskannya, Sooyeon ada di balik pintu kamarnya, tidak mungkin Seokjin menghindari yeoja itu saat keduanya berada di jarak yang sudah begitu dekat.
"Masuklah Sooyeon-ah.." ucap Seokjin akhirnya.
Pintu pun terbuka, bersamaan dengan masuknya yeoja cantik nan anggun, Hwang Sooyeon, tunangan dari Kim Seokjin. Yeoja itu membawa sesuatu di tangannya, sebuah tas kertas berwarna keunguan. Dengan senyum ia berdiri di hadapan Seokjin.
"Apa yang kau lakukan? Kemarilah, duduk di sampingku.." ajak Seokjin sembari mengisyarakatkan agar Sooyeon duduk di sampingnya. Sooyeon pun menurut dan duduk di sana. Ia lalu mengulurkan tas itu kepada Seokjin.
"Aku membuatnya untuk Oppa.." katanya lembut.
Sial bukan? Sooyeon terlalu manis dan lembut untuk disakiti. Ironis. Seokjin sangat-sangat mengutuk dirinya atas apa yang ia lakukan pada Sooyeon, dan tentunya juga kepada Jisoo.
"Ah, benarkah? Apa ini, hm?.."
"Kue kering.." jawab Sooyeon seraya tersenyum malu.
"Hari ini aku pergi ke kursus membuat kue, dan ini hasilnya.."
Seokjin membuka tas itu, mengeluarkan kotak di dalamnya dan membukanya. Manis, ya, sangat manis. Sooyeon membuatkan kue untuknya. Kue itu berbentuk love, dengan krim berwarna pink dan hiasan chocochip yang disusun mengikuti bentuknya. Bukan hanya satu, tapi tiga. Satu diantaranya berukuran lebih besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS x BLACKPINK - Betting in Love
FanficCast : all BTS member, all Blackpink member, and other cast Genre : School life, romance Berawal dari taruhan yang sering dilakukan mereka dan berujung dengan cerita cinta (/) Tertarik? Suka? Baca dulu, Vote, lalu Comment. Kritik dan saran sangat d...