Betting in Love pt 64

813 95 27
                                    


Brugh!!







Punggung Jimin terbentur dinding di belakangnya. Namja itu seketika meluruh dan terduduk di sana sambil berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Telinganya berdengung, pelipis sebelah kirinya terluka dan mengeluarkan darah, bibirnya yang penuh itu pun tergores dan mengeluarkan darah di sudut sebelah kiri. Dengan sisa tenaganya Jimin menggulirkan pandangannya di ruangan itu, begitu ia tersadar dia tidak sendirian, Jimin menyunggingkan senyum meskipun diselingi dengan rasa sakit di bagian bibirnya.

"Ya! Park Jimin!" seru salah seorang dari dua orang namja yang sudah menempati ruangan itu lebih dulu dibandingkan Jimin.

Benar. Mereka masih di sana, Hoseok dan Namjoon. Kedua namja itu masih di sana dan terkejut begitu melihat Jimin dimasukkan ke dalam ruangan itu dengan keadaan yang tidak jauh berbeda dengan mereka. Hoseok dan Namjoon langsung menghampiri Jimin, membantunya untuk berdiri dan memapahnya ke tempat tidur. Ya, satu-satunya tempat tidur di ruangan itu.

Jimin bersadar di atas kasur. Namja itu terbatuk seraya memegangi dadanya dengan tangannya. Sial, sepertinya bukan hanya luka luar, tapi tubuh bagian dalamnya pun terluka. Namjoon berlari ke sudut ruangan, mengambil sebotol air dan kembali ke sisi Jimin, dengan perlahan ia membantu sahabatnya itu minum.

"Sial. Kenapa kau-"

"Tae.. Taehyung.." gumam Jimin menghentikan kalimat Hoseok.

"Taehyung?! Kau bersama Taehyung??" tanya Namjoon.

Jimin mengangguk. Ya. Jimin berada di dalam ruangan ini berkat Taehyung, tapi saat mereka kehilangan tenaga untuk melawan, keduanya dipisahkan dan sekarang Jimin tidak tahu dimana Taehyung berada atau apa yang terjadi pada temannya itu. Namjoon mengusap wajahnya frustasi. Tentu saja, ia memikirkan seseorang yang mungkin dalam bahaya jika Taehyung tidak ada di sampingnya, Jisoo.

"Kalian sudah gila, eoh?!" seru Hoseok.

"Jika kita berempat berada di sini, lalu bagaimana dengan-"

"Hoseok-ah." panggil Namjoon, menghentikan ocehan Hoseok.

Namjoon lalu beralih ke arah Jimin. "Kalian. Tidak akan melakukan ini tanpa rencana, machi?"

Jimin menggangguk. Meskipun dirinya tidak tahu pasti, tapi Taehyung tidak mungkin bertindak sejauh ini jika mereka tidak memiliki rencana. Taehyung meninggalkan Jisoo untuk melakukan 'bunuh diri' seperti ini, jika bukan sesuatu yang akan menghasilkan hal yang baik dia pasti tidak akan melakukannya.

Hoseok menarik napas panjang. Apapun rencana yang sedang mereka lakukan, mereka seharusnya tidak berada di sini. Mereka tidak ada kuasa berada di sini, mereka bahkan tidak bisa memberikan petunjuk bagi yang lain di luar sana. Mereka benar-benar tidak berdaya. Berada di sini, berarti menyetujui akhir yang diinginkan si pembuat permainan.

Di saat yang bersamaan, pintu ruangan itu terbuka. Bersamaan dengan terbukanya pintu, beberapa orang di depan pintu menjejalkan seorang namja masuk ke dalam sana.

"Taehyung!" seru Namjoon.

Taehyung jatuh tersungkur, dengan wajah babak belur dan tangan penuh darah. Darah itu lebih banyak daripada yang dimiliki Jimin. Bukan bekas darah dari luka sehabis meninju seseorang.

"Ya! Apa kau terluka??" Hoseok membantu Taehyung duduk.

Taehyung menggeleng. Berbeda dengan Jimin, Taehyung justu tertawa renyah. Seakan dirinya mencapai sesuatu yang sudah diidam-idamkannya. Namjoon, Hoseok dan Jimin sempat berpikir Taehyung sudah gila. Bagaimana bisa ia tertawa di saat keadaan seperti ini. Namjon meraih tangan Taehyung memeriksa setiap detailnya, mencari dimana luka yang membuatnya berdarah begitu banyak. Tidak menemukannya di tangan, Namjoon beralih ke bagian tubuh Taehyung yang lain. Namun sebelum Namjoon menemukan sesuatu, Taehyung sudah lebih dulu menyingkirkan tangan Namjoon dari dirinya.

BTS x BLACKPINK - Betting in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang