Betting in Love pt 31

2.4K 235 16
                                    

Taehyung melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju kelantai bawah rumahnya sambil membawa tas serta jaket hitamnya. Ya, namja itu hendak berangkat kesekolah. Di meja makan, Jisoo sudah duduk menyanding sarapannya. Taehyung pun langsung menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Jisoo. Seperti hari-hari biasanya, kepasang anak kembar itu menyantap makanan mereka tanpa ditemani kedua orangtua mereka.

Sudahlah. Baik Taehyung ataupun Jisoo sudah tidak peduli lagi. Ya, entah ayah dan ibunya mau pulang atau tidak, mereka tidak peduli lagi. Taehyung menyuap makanannya lalu mengarahkan pandangannya kearah Jisoo. Dilihatnya wajah Jisoo yang tampak pucat, tidak seperti biasanya.

"Jisoo-ya." panggilnya. Taehyung tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya, ia langsung bangkit dari duduknya lalu memutari meja makan hingga akhirnya ia berada tepat disamping Jisoo. Taehyung meletakan punggung tangannya pada kening Jisoo.

"Kau demam." Ucapnya.

Jisoo menghela napas berat lalu menepis tangan Taehyung dari keningnya. "Gwenchana."

"Gwenchana?? Jisoo-ya kau-"

"Ini hanya demam. Aku pernah mengalami yang lebih parah lagi, jadi diamlah dan lanjutkan sarapanmu Kim Taehyung." Tegas Jisoo.

Terkadang, Jisoo kembali pada posisinya sebagai seorang kakak. Ya, dimana dirinya lebih tua dua menit dibandingkan namja didepannya itu. Dua menit, waktu yang sangat singkat namun tidak membuat Jisoo kehilangan posisinya sebagai kakak. Sikap tegas Jisoo terkadang tidak bisa Taehyung ganggu gugat, yap, seperti saat ini.

"Arraseo. Tapi jangan paksakan dirimu untuk pergi kesekolah, istirahatlah dirumah."

"Shireo. Aku akan tetap pergi kesekolah." Bantah Jisoo langsung.

"Jisoo-ya.." rengek Taehyung.

"Ck! Kau ini. cepatlah makan atau kita akan telat."

Taehyung pun kembali kekursinya, "Ciih, sejak kapan kita bermasalah jika datang telat." Gerutunya pelan lalu menyantap kembali sarapannya.

Meski kembali melanjutkan sarapannya, mata Taehyung sesekali melirik kearah saudari kembarnya itu. Ya, tentu saja, Taehyung khawatir dengan keadaan Jisoo. Mungkin Jisoo benar, ia pernah mengalami yang lebih parah dari sekedar demam biasa, tapi tetap saja Taehyung tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Sekalipun Jisoo hanya tergores sedikit ditangan, hal itu akan menggores hati Taehyung juga.

.

.

.



Jennie merapihkan seragam yang dikenakannya sambil bercermin. Sudah seminggu berlalu, ya, sejak kejadian di rooftop itu. Semua berlalu seperti angin yang berhembus tanpa ada yang bisa menghalanginya, tidak ada yang berubah, entah Yoongi ataupun Jennie, mereka tetap berada ditempat mereka seperti sebelum kejadian itu terjadi. Hanya ada satu perbedaan yang begitu terasa atau lebih tepatnya yang begitu Jennie rasakan, kenangannya bersama Yoongi sudah tidak indah lagi.

Kenangan yang selama ini Jennie simpan dengan keindahannya, kini terasa begitu menyakitkan setiap kali mengingatnya. Jangan bilang Jennie tidak pernah mencoba, ya, yeoja itu sudah mencoba mengabaikan hatinya dan juga pikirannya yang terus berteriak dan memanggil nama Yoongi, tapi nyatanya, seminggu adalah waktu yang teramat singkat untuk membuat Jennie melupakan semuanya, semua yang selama ini dipercayainya akan terulang.

"Jennie-ya!~" seru seseorang sang ibu dari luar. Yap, setidaknya Jennie bisa merasakan kebahagiaan dari hal lain, yaitu kepulangan kedua orangtuanya kerumah. Sudah dua hari Ayah dan Ibunya berada dirumah dan tentu saja Jennie sangat senang dengan liburan singkat kedua orangtuanya yang biasanya sibuk itu.

BTS x BLACKPINK - Betting in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang