Jungkook menghembuskan napas kasar,
“Apa lagi sekarang, hm?” tanyanya pada keempat temannya.Ya, saat ini, anggota Bangtan, atau lebih tepatnya lima orang yang ber-tittle sebagai anggota Bangtan tengah mengadakan rapat dadakan. Kenapa rapat? Karena suasana diantara mereka saat ini benar-benar tegang dan tidak menyenangkan. Keseriusan nampak dari setiap orang yang ada di ruangan ini, terutama Yoongi, yaa walaupun wajah namja yang satu itu memang selalu datar tak mudah ditebak.
Cafe yang biasanya menjadi tempat asik dengan anak-anak muda menikmati waktu senggang, kini menjadi tempat penuh keseriusan dikarenakan Bangtan. Hoseok mengosongkan salah satu cafe miliknya begitu Yoongi mengatakan ada hal penting yang harus mereka bahas, ya, mereka semua, mereka berenam.
“Kita tunggu sampai Taehyung datang.” Ujar Yoongi.
Jungkook tampak begitu kesal saat mendengar jawaban Yoongi itu. Ayolah, sudah satu jam sejak kedatangannya, dan dia harus menunggu lebih lama lagi hanya karena si sialan Kim itu?! Cih, benar-benar menyebalkan.
“Kau yakin dia akan datang?” ragu Hoseok.
Akhir-akhir ini, Taehyung terkesan sudah tidak peduli lagi dengan Bangtan. Yang namja itu pedulikan hanya bagaimana caranya semakin mendekatkan diri pada Jennie, membuat Jennie jatuh cinta padanya, memasukkan Jennie lebih dalam lagi di perangkap yang ia buat. Dan sebanarnya, anggota Bangtan yang lain sudah tidak peduli. Jimin keluar dari Bangtan, dan sekarang Taehyung bersikap seakan Bangtan tidak pernah ada.
Lalu apa yang harus mereka lakukan? Jimin semakin jauh dari jangkauan mereka, entah harus bagaimana caranya untuk mengembalikan teman mereka yang satu itu. Sementara Taehyung semakin lepas dari kendali mereka, ingat saat anggota Bangtan menyarankan Taehyung untuk menjauhi Jennie? Lihatlah, Taehyung bahkan tidak mendengarkan.
“Sudahlah! Katakan saja, Taehyung tidak akan peduli.” Sinis Jungkook.
Yoongi menghela napas berat.Mungkin apa yang Jungkook katakan memang benar, Taehyung tidak akan peduli. Lalu kenapa Yoongi peduli? Ayolah, apa karakternya yang dingin itu masih membuat orang berpikir Yoongi tidak pernah peduli?
Sejujurnya, Yoongi lah yang paling peduli. Kehancuran Bangtan sudah ada didepan mata, dan ya, Yoongi peduli akan semua itu. Namja itu tidak pernah punya teman atau sahabat, selain Jennie yang meninggalkannya atau Rose dan Jimin, Bangtan? Adalah bonus terindah yang Yoongi punya dalam hidupnya dan dia tidak ingin Bangtan hancur begitu saja.
Baiklah, mereka memang hanya sekumpulan anak orang kaya yang terlalu meninggikan diri dari apa yang ada disekitar mereka. Tapi setidaknya, mereka ada untuk satu sama lain, bukankah itu arti sebuah persahabatan? Dan sekarang beberapa dari mereka mulai mengabaikan fakta itu, fakta bahwa sesungguhnya mereka butuh seorang sahabat lebih dari apa yang sudah mereka miliki saat ini.
Rose sudah menceritakan semuanya, ya, tentang Jimin. Alasan mengapa Jimin berubah adalah alasan yang sama dengan berubahan sikap Rose pada Yoongo dulu. Saat ini, Jimin tengah menjauhkan semua orang dari dirinya, membuat orang membencinya agar disaat waktunya sudah tiba Jimin bisa pergi dengan beban yang ringan. Tapi masalahnya disini, Jimin ingin melepas Bangtan. Dan Yoongi tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
“Park Jimin.. Dia memutuskan untuk pindah sekolah.” Ucap Yoongi akhirnya.
“Mwo?!” seru Hoseok dan Jungkook bersamaan.
“Apa lagi rencana anak itu sekarang.” Gumam Seokjin.
“Rencananya jelas, dia mencoba menjauhkan diri dari kita.” Sahut Namjoon.
Yoongi melirik kearah sahabatnya yang satu itu. Namjoon sudah mengerti. Yoongi yakin Namjoon juga sudah membaca pergerakan juga perubahan sikap Jimin yang drastis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS x BLACKPINK - Betting in Love
FanficCast : all BTS member, all Blackpink member, and other cast Genre : School life, romance Berawal dari taruhan yang sering dilakukan mereka dan berujung dengan cerita cinta (/) Tertarik? Suka? Baca dulu, Vote, lalu Comment. Kritik dan saran sangat d...