Betting in Love pt 62

795 92 14
                                    

"Kau sangat menyukainya, hm?"








Pertanyaan itu Yoongi tujukan untuk yeoja di sampingnya, ya, siapa lagi selain Rose. Rose tersenyum seraya memperhatikan pergelangan tangannya. Tentu saja, hadiah dari Lisa yang melingkar manis di sana. Sejujurnya Rose juga tidak mengerti, kenapa dirinya bisa begitu senang saat Lisa memberikan gelang ini padanya? Padahal sudah jelas yeoja itu membeli gelang ini menggunakan uang milik Jeon Jungkook. Entahlah, mungkin Rose hanya tersentuh dengan fakta bahwa Lisa memberikan gelang persahabatan untuknya terlepas dari dengan uang siapa dia membeli gelang itu.

Rose mengangguk, menjawab pertanyaan Yoongi tadi. Yoongi mengulurkan satu tangannya untuk mengelus lembut kepala Rose. Sama seperti Rose, Yoongi juga tidak menyangka Lisa bisa melakukan hal seromantis itu. Oh, ayolah, semua orang berpikir hanya Jungkook lah satu-satunya tempat Lisa meluapkan segala keromantisannya. Yeoja itu, dia tidak pandai bergaul, tapi sepertinya Lisa sudah memutuskan untuk menetapkan Rose sebagai sahabatnya. Aneh memang, mengingat Lisa dan Rose sudah saling mengenal sejak lama, tapi baru kali ini Lisa bersikap seperti ini.

Yoongi menghentikan mobilnya di sebuah akademi belajar. Ia menoleh ke arah Rose. "Kau yakin tidak ingin kutemani?"

Rose melirik ke arah Yoongi, "Mwoya.. Bukankah kau tahu aku tidak suka seseorang terus mengikutiku selama seharian?"

"Apa tidak ada pengecualian untuk hari ini?" Yoongi masih berusaha.

Setidaknya Yoongi harus tetap berada di sekitar Rose, mengingat kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Ya, Yoongi masih memikirkan ancaman itu. Baginya, hal itu mungkin terjadi sekalipun tujuan utama dari semua ini adalah bangtan. Namun, usaha Yoongi itu sia-sia begitu Rose menggelengkan kepalanya.

"Shireo. Kau boleh tunggu di sini jika mau, tapi jangan pernah masuk ke dalam!" galaknya pada Yoongi.

Rose tidak pernah berubah, sekalipun hubungannya dengan Yoongi semakin membaik dirinya tetap menginginkan waktu dimana hanya ada dirinya untuk dirinya sendiri. Ya, tanpa siapapun dan apapun yang mengikutinya. Rose melepas sabuk pengamannya, mengambil tasnya, lalu turun dari mobil Yoongi. Yoongi tidak bisa memaksakan kehendaknya dan membuat Rose akan merasa tidak nyaman. Namja itu tidak langsung pergi begitu Rose turun, dan Rose pun yakin, Yoongi tidak akan pergi. Ia hanya akan beranjak untuk mencari tempat duduk dan minum kopi sembari menunggu jam belajar Rose selesai, lalu Yoongi akan kembali menjemputnya tepat di tempat yang sama.

Mobil Yoongi tidak bergerak sebelum Rose benar-benar masuk ke dalam gedung. Ya, gedung akademi belajar yang menjadi tempat Rose mendapatkan pelajaran tambahan di luar sekolah. Sebenarnya, ya seperti yang semua orang tahu, keluarga Rose mampu membayar sepuluh tutor profesional sekaligus untuk memberikan Rose pelajaran tambahan di rumah. Tapi bukan itu yang ia inginkan. Rose lebih suka seperti ini, berbaur dengan orang lain, tanpa peduli dengan apa yang bisa dia dapatkan dengan apa yang dia punya.

Sepanjang jalan menuju lift bahkan setelah memasukinya, Rose masih saja dengan pikiran dan rasa senangnya dengan hadiah yang diberikan Lisa. Tanpa Rose sadari, akademi ini lebih sepi dibandingkan biasanya. Tidak ada yang aneh, atau Rose belum merasakan keanehannya. Begitu Rose keluar dari lift, ia mulai menyadari sesuatu. Lantai ini, tidak biasanya sepi. Memang bukan hanya Rose satu-satunya orang yang ada di sini, namun seharusnya lebih banyak dari ini.

Mungkin semua orang sudah masuk kelas? Rose melirik jam tangannya, ya, yeoja itu masih berpikir mungkin dirinya yang terlambat. Kelas-kelas di sini tertutup, hanya beberapa jendela yang terbuka, tergantung pada seberasa serius pembahasan di dalam kelas sehingga jendela ditutup agar pelajar fokus menerima materi yang diajarkan. Tidak ada yang aneh, ya, menurut Rose bahkan setelah melihat seluruh jendela di seluruh ruang kelas tertutup rapat.

BTS x BLACKPINK - Betting in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang