Mimpi buruk. Sial. Benar-benar mimpi buruk yang jadi kenyataan. Seseorang mengetahui rahasia itu, ya rahasia bodoh itu. Benar-benar sebuah mimpi buruk. Jimin membuka matanya, mencoba tersadar sepenuhnya, tidak ada waktu lagi, dirinya harus menemui anggota bangtan yang lain. Tepat waktu, Jimin bangun tepat waktu, dengan harapan anggota bangtan yang lain juga pergi ke sekolah tepat waktu. Dengan cepat Jimin bangun dari posisinya, berjalan memasuki kamar mandi dan menyelesaikan keperluannya di dalam sana.
Bersamaan dengan derasnya air yang menghujam kepala Jimin, pikiran namja itu pun seakan tak berhenti berpikir. Ini bukan lagi mimpi buruk, ini sudah kenyataan yang akan menuntun ke sesuatu yang buruk. Tentu saja, Jimin bicara tentang kejadian malam tadi. Rose, sepupunya itu, ia mengetahui segalanya. Jimin memang tidak tahu detailnya bagaimana Rose bisa tahu semua itu, Rose sendiri seakan muak bicara dengan Jimin dan memilih meninggalkan Jimin begitu dia rasa urusannya dengan Jimin sudah selesai.
Ini bukan hal yang bagus, sama sekali bukan hal yang bagus. Rose memang mengatakan tidak akan membuka mulutnya pada siapapun terutama Jennie, tapi itu bukan jaminan. Rose sudah tahu, itu poinnya. Masalah yang seharusnya sudah ditutup dan dianggap selesai justru menimbulkan masalah yang lain. Jimin memakai seragamnya sembari menatap dirinya di cermin besar yang di hadapannya.
"Benar.. aku menjijikkan.." gumamnya.
Setelah bertahun-tahun berada dalam lingkaran itu, untuk pertama kalinya –setelah dirinya mengenal Jennie- Jimin tersadar, dirinya dan teman-temannya itu benar-benar melakukan hal seenak jidat mereka tanpa peduli perasaan orang lain. Berlandaskan kesenangan pribadi dan kelompok mereka. Hanya itu. Dan ya, Rose benar, mereka menjijikkan.
Setelah selesai dengan pakaian dan aksesorisnya seperti jam tangan, gelang, dan juga anting di sebelah kiri telinganya, Jimin langsung menyambar tas, ponsel dan juga kunci mobilnya lalu keluar dari kamarnya menuju ke lantai bawah. Tidak peduli akan sarapan dan memang Jimin biasa melewatkannya, namja itu langsung menuju ke garasi rumahnya.
"Tuan muda.. Surat-"
"Taruh di mejaku." Perintah Jimin kepada pelayan yang mengikutinya sambil membawa beberapa amplop di tangannya. Jimin bahkan tidak berniat sedikit pun untuk membiarkan pelayan itu melanjutkan kalimat atau langkahnya mengikuti Jimin.
Tahu kemana arah Jimin, pelayan itu pun segera membukakan pintu dan memberi jalan sepenuhnya pada putra keluarga Park itu. Begitu sampai di garasi, seperti biasa, mobilnya sudah siap untuk meluncur karena memang sudah disiapkan sesaat setelah Jimin memasuki pintu kamar mandi.
Aneh? Tidak. Itu memang sudah kewajiban untuk para pelayan di rumah keluarga Park satu ini. Pelayan di rumah ini harus disiplin, dalam artian mengikuti gerak dan pola hidup dari tuan atau nyonya keluarga Park. Setiap kali salah satu anggota keluarga Park pulang, pelayan harus sigap menyediakan segelas air minum. Begitu jam makan malam tiba, makanan harus sudah tersedia di atas meja, tidak boleh masih terlalu panas atau sudah terlalu dingin, para pelayan dan juru masak harus benar-benar ekstra dalam hal ini.
Akan selalu ada satu pelayan yang berada di sebelah pintu kamar anggota keluarga Park, tujuannya? Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka pelayan ada dan siap untuk membantu tuan/nyonya mereka, terkecuali saat anggota keluarga tersebut meminta secara khusus untuk tidak berada di depan pintu kamar namun pelayan tidak akan benar-benar meninggalkan kamar tuan/nyonya tersebut hanya menjaga jarak jaga-jaga jika memang diperlukan.
Begitu subuh tiba, pelayan harus memasak telinga mereka betul-betul, pagi menjelang mereka harus tahu betul langkah tuan/nyonya Park. Saat tuan/nyonya memasuki kamar mandi, itu berarti mereka harus segera memberitahu juru masak untuk menyiapkan sarapan, memberitahu supir untuk menyiapkan kendaraan, dan tak lupa memberitahu pelayan lain untuk menyiapkan pakaian hingga sepatu yang akan digunakan oleh tuan/nyonya keluarga Park –bagian ini terkadang tidak terlalu digunakan karena tuan/nyonya Park selalu memiliki stlye sendiri, terkecuali seragam sekolah. Tugas yang bergitu banyak dan berat, tapi bukan berarti keluarga Park kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS x BLACKPINK - Betting in Love
Hayran KurguCast : all BTS member, all Blackpink member, and other cast Genre : School life, romance Berawal dari taruhan yang sering dilakukan mereka dan berujung dengan cerita cinta (/) Tertarik? Suka? Baca dulu, Vote, lalu Comment. Kritik dan saran sangat d...