Betting in Love pt 35

2.7K 234 9
                                    

Yuhuuuuu~~ 





Aku update lagi~~~









Enjoy guys~~















.

.

.



Jimin berdiri didepan sebuah pintu yang tertempel tulisan "wanita" tepat didepannya. Ya, ia sedang menunggu Jennie keluar dari tempat bernama toilet itu. Bagaikan namjachingu yang sedang menunggu yeojanya selesai dari toilet, Jimin sama sekali tak beranjak dari tempatnya sejak Jennie masuk tadi. Ia khawatir jika dirinya pergi dan Jennie keluar disaat yang bersamaan, gerombolan namja hidung belang akan kembali menggoda atau mungkin melecehkan yeoja itu lagi. Karena, ya, Jimin benci hal itu. Sangat amat benci kejadian itu.

Mengingat kejadian tadi semakin membuat Jimin kesal. Entah apa yang sedang dilakukan si brengsek Taehyung hingga tega meninggalkan Jennie ditempat seperti ini. Bahaya? jelas. Sangat berbahaya. Untung saja Jimin datang diwaktu yang tepat dan berhasil menyelamatkan sekaligus menenangkan Jennie, jika tidak, entah apa yang akan terjadi.

Bicara tentang penyelamatan tadi, membuat Jimin menyesali sesuatu. Bukan, ia bukan menyesal karena sudah menolong Jennie, tapi ia menyesal karena mengakui Jennie sebagai yeojachingunya. Bodoh, sangat bodoh, tanpa berpikir panjang Jimin mengatakan hal itu dan sekarang ia menyesalinya. Apa Jennie mendengarnya? mendengar kalimatnya itu? Jimin memang benar-benar bodoh.

"Jimin.." suara itu menghamburkan lamunan Jimin. Ya. tentu saja, itu Jennie.

"Sudah?"

Jennie hanya mengangguk pelan. Lalu tanpa diperintah, tangannya langsung meraih tangan Jimin dan menggenggamnya sama seperti saat Jimin mengantarnya tadi. Meski sempat terkejut dengan apa yang Jennie lakukan namun Jimin berhasil menyembunyikan keterkejutannya itu dan balas menggenggam tangan Jennie. Jangan salah sangka. Semua ini Jimin lakukan hanya untuk melindungi yeoja itu.

Sepanjang perjalanan mereka menuju keluar dari club, Jennie merapatkan tubuhnya pada Jimin sambil menggenggam tangan namja itu erat-erat. Dia ketakutan, masih ketakutan, tapi dengan adanya Jimin, ia merasa lebih baik. Keduanya berhasil keluar dari club tanpa mengalami kejadian apa-apa selain jantung Jimin yang hampir meledak karena Jennie.

"Jennie-ya!" seru seseorang.

Baik Jennie maupun Jimin sama-sama menoleh kesumber suara, dan disaat yang bersamaan, terlihat seorang namja -yang sudah tak asing lagi bagi mereka- sedang berlari menuju kearah mereka dengan tergesa-gesa.

"Oh, Taehyung.." gumam Jennie. Anehnya, Jennie sama sekali tidak merasakan apa-apa saat melihat namja itu. Tidak sesenang atau selega saat ia bertemu dengan Jimin tadi.

Taehyung berhenti tepat dihadapan kedua orang yang masih jelas-jelas berpegangan tangan itu. Ia melirik sinis kearah tangan mereka yang bertautan satu sama lain. Tentu saja pertanyaan besar sedang terlintas dipikiran Taehyung.

Namun sebelum Taehyung membuka suara, Jimin sudah lebih dulu bertindak, dengan gerakan yang tidak ada lembut-lembutnya, Jimin melepaskan genggaman tangannya pada Jennie dan memaksa Jennie melakukan hal yang sama. Hal itu kontan membuat Jennie menatap kecewa kearah Jimin. Tatapan Jimin kembali seperti semula. Ya, ia kembali mengenakan topengnya.

"Tidak bisakah kau tidak meninggalkan yeojamu ditempat seperti ini? kau nyaris membuat kesalahan besar, Kim." Ketus Jimin pada Taehyung.

Taehyung ingin sekali membalas ujaran nan ketus yang Jimin lontarkan padanya, tapi ia memilih untuk melakukan hal lain, mengalihkan perhatiannya pada Jennie. Taehyung menarik Jennie mendekat kearahnya seakan memberi jarak dan batasan antara yeoja itu dan Jimin.

BTS x BLACKPINK - Betting in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang