Where did the promises we made together go?
Did their disappear along with the time we spent together?
Like Dominoes, that collapsed at ther power of this breakup?
Like Juliet and Romeo?
If i liked you who was that passionate then my warmth wouldnt cool you down
When i turn back to look at our film, i gotta need a memory of you
Now, you took away all the stars of my nights and the sunlight of my day
In the end, the only thing left was the darkness of a cold cloud
If there are hello's then there's bound to be goodbye's?
.
.
.
Jisoo duduk termenung sambil menatap gelapnya langit malam. Saat ini, dia bersama dengan Jennie sedang berada diatas aula tempat dimana pertunangan Seokjin dilangsungkan. Ya, Jennie memang sengaja mengajak Jennie pergi diam-diam untuk menemaninya melihat langit diatap aula. Alasannya? Tentu saja karena dia sudah tidak sanggup lagi berpura-pura didepan yang lain dan setidaknya dia membutuhkan istirahat sebentar dari semua sandiwaranya itu.
Semua senyum itu, semua ketenangan dan sikap kuatnya itu, ya, semua itu hanya topeng yang Jisoo pakai agar tidak ada orang yang merasa kasian padanya. Disaat namja yang sangat dia cintai menyematkan cincin dijari yeoja lain, munafik jika Jisoo tidak merasakan sakit yang teramat sangat. Hanya saja, dirinya tidak ingin orang lain terlalu mengkhawatirannya dan tubuhnya yang lemah ini.
Takdir buruk memang sedang menimpanya sejak berbulan-bulan lalu, tepatnya sejak Seokjin menerima pertunangan laknat yang akhirnya berlangsung dengan lancar hari ini. Sejak hari itu, Jisoo memang tidak pernah berhenti menangis setiap kali mengingat namja itu, tubuhnya yang sudah sakit semakin sakit karena semua itu. Hingga akhirnya Jisoo memutuskan untuk berhenti bersikap bodoh.
Seokjin tidak akan membatalkan pertunangan ini jika Jisoo tetap menangis, sekalipun Jisoo menyakiti tubuhnya sendiri, Seokjin tetap tidak akan pernah kembali padanya. Itulah alasannya kenapa Jisoo memilih untuk menghentikan semua tangisannya dan berusaha hidup dengan tenang karena Jisoo tahu, semua tidak lagi sama.
Ditempat dan waktu yang sama, Jennie hanya bisa ikut duduk menemani yeoja yang ada disampingnya. Jujur saja, dia tidak tahu kenapa Jisoo mengajaknya kemari dan Jennie juga ingin sekali bertanya kenapa mereka duduk disini sekarang, tapi karena melihat wajah Jisoo yang terlihat begitu lelah Jennie mengurungkan niatnya itu dan memilih untuk menemani Jisoo dalam diamnya.
Sudah hampir setengah jam kedua yeoja itu terduduk dalam diam. Sampai akhirnya, Jennie menarik napas dalam-dalam dan memberanikan diri untuk bersuara.
"Um.. Mianhaeyo Jisoo-ssi.."
Jisoo pun menoleh kearah Jennie. "Mwo?"
"Kurasa kita harus kembali.." usul Jennie mengingat malam semakin larut dan pesta dibawah juga akan segera berakhir.
"Menurutmu begitu?" tanya Jisoo. Jennie pun spontan mengangguk.
"Geure. Turunlah kebawah. Aku akan menyusulmu." Putus Jisoo. Ia kembali mengalihkan pandangannya dari Jennie.
Jennie tertegun diam. Jisoo memang sudah mengizinkannya pergi, tapi entah kenapa izin dari Jisoo itu justru membuat Jennie khawatir. Apa yang akan Jisoo lakukan tanpanya? Itulah yang Jennie pertanyakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS x BLACKPINK - Betting in Love
FanficCast : all BTS member, all Blackpink member, and other cast Genre : School life, romance Berawal dari taruhan yang sering dilakukan mereka dan berujung dengan cerita cinta (/) Tertarik? Suka? Baca dulu, Vote, lalu Comment. Kritik dan saran sangat d...