BTS x BLACKPINK - Betting in Love

Betting in Love pt 46

Hoseok menghisap lagi batang rokoknya, entah yang ini sudah batang keberapa, Hoseok tidak peduli. Ia memandang kearah luar kaca mobilnya. Sudah cukup lama Hoseok tidak berkunjung ke tempat ini, ya, Hoseok bahkan tidak ingat kapan dirinya mampir ke tempat yang menyedihkan dan penuh akan luka itu. Puas berdiam didalam mobil, Hoseok pun memutuskan untuk keluar dari sana.

Tak lupa dibawanya seikat mawar putih yang disebelumnya dia beli. Hoseok keluar dari dalam mobilnya. Hari ini cerah. Saking cerahnya Hoseok bahkan harus menggunakan kaca mata hitam. Namun bukan karena hari yang cerah itu Hoseok juga memakai pakaian serba hitam, tapi karena tempat yang di kunjunginya lah Hoseok harus menggunakan pakaian semacam ini.

Namja itu menyusuri jalan menuju sebuah gundukan dengan pohon besar disampingnya. Hoseok berhenti tepat dihadapan gundukan itu. Ya, saat ini, Hoseok tengah berada di sebuah pemakaman, dan makam didepannya itu adalah makan seseorang yang sangat berharga untuknya. Makam itu, adalah makam ibunya.

Hoseok meletakan bunga yang dibawanya itu, mempersembahkannya pada sang ibu yang Hoseok harap masih bisa melihatnya. Ya, Hoseok kehilangan ibunya, tepat lima tahun sudah Hoseok kehilangan sang ibu. Dirinya dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan kerumitan. Keluarga Jung memang tidak terpaku dengan peraturan-peraturan menyebalkan, mereka bebas hanya ada beberapa batasan dimana jika mereka melanggar maka mereka akan mendapat hukumannya.

Bisa dibilang, keluarga itu punya segalanya. Selain kasih sayang dan cinta. Setiap pernikahan yang terjadi di keluarga itu tidak pernah ada yang berlandaskan pada cinta. Ya, tidak satupun. Bahkan pernikahan ayah dan ibu Hoseok pun tidak. Mereka memilih pasangan hidup berdasarkan taraf kesetaraan, relasi juga diperhitungan dalam sebuah pernikahan. Tidak ada cinta. Tidak ada yang menikah karena jatuh cinta.

Mereka juga mengharuskan pernikahan dengan marga yang sama –namun harus berbeda silsilah- , agar tidak kehilangan marga ‘Jung’ pada keturunan mereka sekalipun yang berasal dari keluarga Jung adalah seorang anak perempuan. Ayah Hoseok adalah generasi keempat dari keluarga Jung yang mewarisi kekayaan yang bisa menghidupinya selama ini. Dan ya, dia menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak dia cintai. Namun sialnya, wanita itu jatuh cinta padanya.

Seharusnya itu bukan masalah. Tapi ayah Hoseok menjadikan semua itu masalah. Rasa cinta sang ibu, tidak pernah terbalas, bahkan sampai akhir hidupnya. Menyedihkan bukan? Ya, begitulah sekiranya. Hal itu juga yang membuat Hoseok menaruh tembok setebal mungkin agar tidak jatuh cinta. Karena secinta apapun dirinya nanti, tidak akan mengubah apa yang sudah ditakdirkan padanya, dimana suatu saat nanti dia akan menikah dengan seseorang yang mungkin tidak dia cinta atau bahkan dengan seseorang tidak pernah dia kenal.

Semua itu membuat Hoseok punya pandangannya sendiri tentang cinta dan yeoja. Cinta dan yeoja hanya menjadikan hidupnya semakin rumit. Komitmen yang berdasarkan cinta semakin membuat hidupnya lebih rumit lagi. Jangan bertanya apa Hoseok pernah jatuh cinta, karena tidak adalah jawabannya. Dia sudah mematahkan hatinya sendiri untuk jatuh cinta. Ini hanya sedikit cerita hidup seorang Jung Hoseok, ya, cerita yang cukup menyedihkan bukan?

Hoseok merasa getar ponsel didalam sakunya, dia mengambil ponsel itu lalu menjawab telepon yang baru saja masuk.

“Hm? Ya, urus itu.”

“Video? Tunggu aba-aba dariku sebelum kau menyebarkannya..”

“Tentu. Tidak boleh ada yang tahu. Ini akan menjadi berita besar.”

Hoseok menutup teleponnya. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya berbalik dan beranjak dari sana.

Ada satu kebodohan yang perlu diselesaikan. Ya, kebodohan salah satu temannya. Kebodohan itu tidak bisa dibiarkan terlalu lama, mengingat semakin lama memendam sesuatu yang buruk maka akan semakin besar dampak yang akan diakibatkan setelahnya. Karena itu, Hoseok memutuskan untuk turun tangan menyelesaikan kebodohan itu.