Heii!!
Aku update!!! hihihi~
.
.
.
Taehyung. Ya, nama namja itu kini terlintas dipikiran Jennie. Entahlah, setelah pertengkaran mereka yang terakhir kali, -ya, pertengkaran yang dikarenakan Jennie lebih membela Jimin dibandingkan percaya pada Taehhyung- Namja itu memang sudah meminta maaf atas kesalahanannya, atas sikapnya yang kasar pada Jennie malam itu. Taehyung bahkan meminta maaf karena sudah menyalahkan Jimin. Dan ya, Jennie memaafkannya.
Jennie percaya pada namja itu. Dia percaya Taehyung tidak akan bersikap seperti itu lagi. Baiklah, Jennie memang tidak mengenal lebih dalam siapa namja bermarga Kim itu, tapi setelah semua kebaikan yang Taehyung lakukan padanya, Jennie rasa sudah cukup untuk membuat dirinya percaya pada Taehyung. Namja itu sudah membantunya, membantu dirinya melewati masa-masa sulit, masa dimana Jennie pikir dunianya berakhir begitu Yoongi memilih untuk berhenti dan melupakannya sementara Jennie sendiri belum sanggup melupakan Yoongi.
Ah, benar, Min Yoongi. Jennie masih memikirkannya. Sekilas. Hanya sekilas. Yoongi sudah melupakannya, itulah yang selalu Jennie camkan dipikirannya setiap kali dirinya merasa kehilangan sosok sahabat kecilnya itu. Lagipula, apa yang bisa Jennie harapkan? Yoongi sudah bahagia bersama Rose. Dan Jennie juga harus bahagia dengan hidupnya yang sekarang. Bukankah kita harus berbahagia disaat orang yang kita sayangi bahagia?
Kembali pada Taehyung, namja itu selalu berada disekitar Jennie. Setiap hari. Terlebih lagi setelah Jimin semakin menjauhi Jennie, Taehyung seakan memenuhi sisi kosong yang sudah Jimin tinggalkan. Jennie tidak mengerti. Ya, ia sama sekali tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Jennie merasa kehilangan sosok Jimin, moment pada minggu lalu adalah puncaknya. Puncak dimana Jennie merasa Jimin tidak benar-benar ingin meninggalkannya. Seakan namja itu terpaksa harus melangkah menjauhinya.
"Hei, nona Kim!"
Seruan seseorang itu membuyarkan lamunan Jennie. Saat ini Jennie sedang berada di kantin, ya, menyantap makan siangnya atau lebih tepatnya memandangi makan siangnya sementara pikirannya sedang memikirkan hal lain. Jennie tersadar sepenuhnya begitu seseorang duduk tepat dikursi yang berhadapan dengannya.
Orang itu, adalah Lisa. Dengan gayanya yang yaa begitulah, Lisa duduk tepat dihadapan Jennie. Ia tersenyum. Entah apa maksud dari senyum itu. Oh ayolah, Jennie belum lupa dengan apa yang yeoja itu lakukan padanya dulu, masih ada rasa kesal dihati Jennie setiap kali harus berhadapan dengan Lisa.
"Kau sendirian?" tanya Lisa,
Jennie menghela napas, "Kau lihat? Apa ada orang lain bersamaku?" ketus Jennie.
Lisa terkekeh, kekehan yang terdengar sangat menyebalkan ditelinga Jennie.
"Ayolah.. Jangan sejutek itu padaku.." Lisa menaruh sebuah undangan diatas meja, lalu menggesernya kearah Jennie.
"Aku menemuimu untuk memberikan undangan ini." Katanya disertai senyum bangga.
Jennie melirik undangan itu. Sama seperti undangan yang pernah ia lihat, ya, undangan glamor ala-ala anak orang kaya jaman sekarang.
"Ini undangan pertunanganmu?" celetuk Jennie.
Tidak mengerti dimana letak kelucuan dari pertanyaan Jennie tadi, tapi pertanyaan itu sukses membuat Lisa tertawa. "Aigoo.. Aku dan Jungkook belum sampai pada tahap seserius itu. Jadi, tentu saja ini bukan undangan pertunangan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS x BLACKPINK - Betting in Love
FanfictionCast : all BTS member, all Blackpink member, and other cast Genre : School life, romance Berawal dari taruhan yang sering dilakukan mereka dan berujung dengan cerita cinta (/) Tertarik? Suka? Baca dulu, Vote, lalu Comment. Kritik dan saran sangat d...