Proses atau hasilnya?
'''^'''
Sabtu sore dan gazebo belakang rumah adalah satu kesatuan yang tak pernah absen sejak mereka kecil. Dan si bungsu akan selalu jadi sosok yang paling bersemangat saat satu hari di akhir pekan itu datang.
Alasannya simple, karena yang mencetuskan ide itu adalah bunda.
Dulu saat bunda masih ada, wanita cantik itu akan selalu memaksa semua jagoan-jagoannya untuk berkumpul di gazebo saat hari sudah menjelang sore.
Dengan setoples kue coklat berbentuk kepala beruang, mereka akan menghabiskan waktu di hari sabtu dengan memainkan sebuah game yang mereka beri nama 'sharing your failed'.
Sama seperti namanya, aturan main dari game ini adalah harus menceritakan kegagalan-kegagalan yang mereka alami dalam kurun waktu seminggu terakhir. Imbalan untuk setiap kegagalan yang mereka ceritakan adalah sebuah kue coklat berbentuk kepala beruang yang di buat sendiri oleh bunda.
Bahkan anehnya, jika mereka mengaku tak mengalami sebuah kegagalan, bunda akan langsung memasang wajah sedih. Bukan karena bunda menginginkan jagoan-jagoannya untuk selalu mengalami kegagalan, tetapi karena dengan mendengar setiap kegagalan yang mereka alami, itu artinya sang bunda akan tahu bahwa jagoan-jagoannya sudah mau mencoba. Dan memiliki keberanian untuk mencoba sesuatu adalah langkah awal untuk mencapai kesuksesan di hari berikutnya.
Jadi setelah bunda tiada, kebiasaan itu tetap dijalankan seperti biasa. Yang membedakan hanyalah peran bunda yang di gantikan oleh Rendika, juga kue coklat berbentuk kepala beruang yang tak lagi ada.
"Lama banget, dari mana aja sih Na?" Chandra menggerutu sebab si bungsu yang terlihat baru datang, bahkan dirinya sudah merebahkan tubuhnya di atas gazebo terhitung sejak beberapa menit yang lalu.
"Ya maaf, lagi nungguin abang-abang gofood tadi." Lalu tangan kanannya mengulurkan sebuah paper bag berwarna abu.
Jendra langsung mendekat, tangannya bergerak membongkar isi dari paper bag itu. "Apaan nih?"
"Lagi kangen sama kue beruang bikinan bunda, jadi aku iseng-iseng buat beli. Yaa walaupun pasti rasanya bakal jauh banget sih sama bikinan bunda."
Mendengar itu, Chandra langsung beranjak dari posisi tidurannya. Mengambil sebuah dan langsung mencobanya. "Enak sih, tapi bener kata kamu, masih kalah jauh sama bikinan bunda."
Rendika yang sedari tadi hanya diam, langsung meminta Narendra untuk mendekat. "Kenapa nggak bilang? Tau gitu tadi kakak bisa coba buatin buat kamu."
"Narendra doang?" Rendika tersenyum, ia tahu saat ini Chandra tengah berpura-pura merajuk kepadanya.
"Emang kamu juga mau?"
"Iyalah. Masa cuma Narendra doang."
Mendengar itu senyum Rendika kian melebar. Lalu tangannya terulur mengusap lembut puncak kepala sang adik. "Yaudah, sharing your failed selanjutnya kakak bakal coba buatin. Tapi maafin ya nanti kalo nggak seenak buatan bunda."
"Pasti di maafin kok kak, asalkan kakak buatnya yang banyak."
Chandra menjentikkan jarinya saat mendengar ucapan Jendra. "Setuju."
"Oke, trus ini siapa yang mau cerita duluan?"
Semua terdiam mendengar pertanyaan Rendika, tak lama Chandra bangkit dan berlalu masuk ke dalam rumah. Ia meminta yang lainnya untuk menunggu sebentar sampai ia kembali.
Tak lama Chandra kembali dengan sebuah botol kosong, lalu meletakkannya tepat di tengah-tengah mereka.
"Kok jadi kayak truth or dare sih mas?"
"Nggak papa Na, biar lebih seru. Anggep aja sharing your failed versi truth or dare."
Lalu tanpa mereka sadari, waktu berlalu begitu cepat. Kegagalan yang mereka ceritakan tak lagi mampu membuat mereka berkecil hati. Yang terjadi malah sebaliknya, tawa suka cita berkali-kali terdengar saling bersahutan. Bukan karena mereka tak peduli dengan setiap kegagalan yang mereka alami, tapi karena mereka sedang berada di tahap mencoba ikhlas dan menerima.
Karena pada kenyataannya, definisi kegagalan tidak harus selalu tentang hasil yang memuaskan. Bahkan hasil terburuk pun akan lebih baik dari pada tak pernah mencoba sama sekali.
Bukankah lebih baik mencoba dan tau hasilnya, daripada takut mencoba dan tak tau apa-apa?
Dengan tak mencoba itu artinya kita juga telah menyia-nyiakan kesempatan, kesempatan untuk tau seberapa besar kemampuan kita dalam suatu hal. Juga seberapa jauh kemampuan kita untuk melangkah semakin maju kedepan.
Bahkan setiap usaha pasti juga tak akan pernah mengkhianati hasil, dengan catatan bahwa Tuhan juga mengizinkannya. Karena jika Tuhan tak mengizinkan, mau sekuat apapun kita berdoa dan berusaha. Semua tak akan pernah terjadi sesuai dengan keinginan kita.
Benar begitu bukan?
'''^'''
Tbc
Pendek banget ya? Sorry:(
Tapi semoga bisa memperbaiki cara berfikir kebanyakan orang yang menurut aku salah.Rev.261121
hd_
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tak Berkesah { END }
FanfictionTerkadang manusia hanya harus hidup seperti air. Yang walaupun harus terjun bebas dari atas tebing dan terbagi menjadi butiran-butiran yang lebih kecil, tapi tak sekalipun ada yang pernah menilai seberapa kuat atau rapuhnya ia. +×+×+× Start : 29 Agu...