°KTB ~ 21°

1.3K 222 2
                                    

Serasa Terhianati



'''^'''



Chandra tengah duduk di tepian kolam ikan dengan sebuah laptop di pangkuannya saat Leo datang dari arah koridor kelas.

Remaja itu lalu mendudukkan dirinya di samping Chandra. Memandang sang sahabat hingga selanjutnya berdecak malas."Gila, capek banget gue. Baru juga gabung udah gila-gilaan aja tugasnya."

Chandra tak merespon, sudah cukup bosen dengan keluhan-keluhan yang sahabatnya itu keluarkan setiap harinya. Jika bukan soal pacarnya, maka tak akan jauh-jauh dari organisasi sekolah yang baru-baru ini dia ikuti.

"Kok Lo diem aja sih Chan?"

Pergerakan tangan Chandra berhenti ketika akan memencet tombol spasi, lalu menatap malas kearah Leo yang ternyata juga tengah melihat kearahnya.

"Gue kan udah bilang, kegiatan kaya gitu tuh cuma bakal ngabisin banyak tenaga. Nggak bakal cocok buat Lo yang ikutan cuma buat narik perhatian cewek-cewek. Lagian Lo kan udah punya pacar, buaya banget sih Lo jadi cowok."

Mendengar itu, Leo mencibir tanpa suara.

"Gitu banget Lo sama sahabat sendiri. Semangatin kek. Lagian doi gue juga dukung-dukung aja tuh." Chandra kembali tak merespon, sedangkan Leo sibuk melempari kerikil-kerikil kecil kearah tengah kolam.

Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing sampai hampir lima menit lamanya.

"Oh iya, gue nggak nyangka kakak Lo bakal ikutan juga. Gue kira dia type orang yang nggak suka sama kegiatan yang ngelibatin banyak orang. Ternyata gue salah, kakak Lo bahkan nyalonin diri buat jadi ketua di periode selanjutnya."

Chandra mengernyit, "siapa sih yang Lo maksud?"

Yang di tanya hanya menipiskan bibir, "Emang kakak Lo ada berapa?"

"Kak Ren. Bang Jendra juga kakak gue kalo Lo lupa, walaupun gue manggilnya abang bukan kakak."

Leo terdiam, merasa bahwa ucapan Chandra ada benarnya. Tapikan bukan itu maksudnya. "Iya juga sih, eh tau ah. Nggak penting juga buat gue."

Chandra kembali menatap aneh sang sahabat, "jadi yang Lo maksud tadi siapa?"

"Rendika."

"Hah?"

"Rendika Chan, Rendika. Budek Lo?"

Sebenarnya Chandra mendengar dengan jelas ucapan Leo, tapi ia masih belum mencerna dengan baik maksud yang sedari tadi sahabatnya itu coba sampaikan.

"Kak Ren ikut organisasi Lo bilang?"

Leo mengangguk, "Iya, udah semingguan ini kalo nggak salah. Bahkan gue denger-denger dia juga nyalonin diri buat jadi ketua di periode selanjutnya."

Dan hanya dengan itu Chandra langsung beranjak dari tempatnya, meninggalkan Leo yang menatap linglung kepergian sang sahabat. "Kok gue di tinggalin?"

Disisi lain Chandra langsung berjalan cepat ke arah ruang OSIS SMA Dwisena. Tujuannya hanya satu, ingin segera menemui sang kakak untuk meminta penjelasan.

Kesabarannya juga sudah mulai habis saat panggilannya tak kunjung tersambung, hingga matanya tak sengaja melihat siluet Rendika yang tengah membelakanginya.

"Yaudah, untuk sekarang itu aja cukup sih menurut gue. Buat selanjutnya kita bisa diskusiin sambil jalan."

Rendika mengangguk mendengar ucapan Raka, ketua OSIS periode ini. Dirinya memang sudah mengutarakan tujuannya untuk menjadi ketua OSIS selanjutnya, dan karena hal itulah beberapa hari terakhir Rendika harus menemui kakak kelasnya itu untuk mendapat bimbingan secara langsung.

Kisah Tak Berkesah { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang