Semoga

1.7K 156 22
                                    

Ajaib! Itu adalah satu kata yang sejak tadi berputar di kepala Alesha. Bagaimana tidak? Alesha mencari kakak kelasnya yang hilang dan tak kunjung ketemu lalu sekalinya ketemu sang kakak kelas ada di depan matanya sedang dirangkul mesra oleh kakaknya. Mulut Alesha sampai ternganga karena terkejut.

Sementara di sebelahmya kini, Keannu terkekeh kecil. Alesha menoleh dan melihat Keannu masoh tertawa, dia langsung mencubit pelan lengan Keannu.

"Kak! Jangan tertawa!" Ujar Alesha kesal.

"Maaf, hanya kamu sangat lucu tadi,"

"Ish! Sudahlah! Aku mau bertanya pada kak Maura saja bagaimana dia bisa ada disitu!"

Alesha menghampiri dan hendak bertanya pada Maura. Tapi, saat semua terlaksana, Alesha sudah malah nangis lantaran lega sekaligus sedih dengan kisah sang kakak kelas. Parahnya hal itu memancing kesalahpahaman dari kakak keduanya, yang berujung adu mulut antara sang kakak kedua dengan kakak sulungnya.

"Atau menyalahkan orang lain itu sudah jadu kebiasaanmu, hm?!" Ucapan kakak sulungnya membuat semua orang terkejut termasuk dirinya.

Alesha dan keluarganya sadar kenapa kakak sulungnya berujar demikian. Alesha hanya bisa meneguk ludahnya kasar dan meminta maaf dengan cepat pada kakak kelasnya. Usai meminta maaf dan berbincang sejenak dengan kedua kakak kelasnya, Alesha kembali ke tempat Keannu.

"Jadi, mereka berpacaran?" Tanya Keannu dan Alesha mengangguk.

Alesha berdiri di sisi Keannu sambil mengingat kejadian beberapa tahun lalu, saat dia masih SMA dan sudah putus asa.

"Kak,"

"Hm?"

"Masih ingat dengan kejadian di bawah pohon mangga di dekat lapangan sekolah dulu?"

Mau tidak mau Keannu mengingat kembali saat itu. Hari itu dia berpapasan dengan Alesha di depan perpustakaan. Entah ada angin apa, Alesha hari itu sangat berani padanya. Gadis itu menarik lengan Keannu untuk ikut dengannya. Hingga mereka berhenti di bawah pohon mangga yang sangat besar di dekat lapangan sekolah mereka.

"Ada perlu apa?" Tanya Keannu saat itu

"Kenapa kakak menghindariku?"

Keannu saat itu hanya diam saja.

"Aku menyukai kakak. Berawal sejak MOS lalu, semakin gila saat kakak baik dan dekat denganku. Apa kakak tahu hal itu dan menjauh dariku?"

"Sudah?"

"Belum. Bisa kakak berikan aku kesempatan?"

"Tidak,"

"Setidaknya, biarkan aku mencoba, kak,"

"Tidak. Tidak boleh,"

"Kenapa? Kakak dan Yuki berpacaran?"

Saat itu Keannu sangat ingin menggelengkan kepalanya. Tapi, urung dia lakukan.

"Lalu kenapa? Kenapa tidak memberiku kesempatan?"

"Aku tidak bisa. Maaf,"

Keannu saat itu langsung pergi. Dia tidak yakin jila dia masih disana dia tidak akan memeluk Alesha. Yang Keannu tidak tahu saat itu Alesha mulai putus asa akan sikapnya dan perlahan menutup hati karena ulahnya.

"Ingat," Ujar Keannu pelan.

"Saat kakak pergi hari itu, aku sempat mengatakan sesuatu. Aku yakin kakak tidak akan mendengarnya,"

Keannu menggeleng.

"Aku dengar,"

"Benarkah?"

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang