"Kontrak perusahaan anda dengan Luzuar berhenti sampai disini pak," ujar Alvaro yang kembali terdengar di telinga Alesha.
"K-kenapa pak?"
Alesha merasakan usapan halus di punggungnya juga kecupan kecil yang ayahnya berikan di puncak kepalanya. Alesha merasa nyaman di pelukan ayahnya. Katakanlah dia manja akan tetapi, siapa juga yang tidak akan takut ketika dia baru saja hampir "disosor" oleh pria hidung belang?
"Saya tidak menyangka kalau bapak Alvaro sangat tidak professional. Hanya karena wanita murah itu bapak membatalkan kontrak dengan perusahaan saya..."
"Jelas saya memilih membatalkan kontrak dengan anda daripada putri saya satu-satunya anda hina seperti itu!" Ujar Alvaro geram
Alesha yakin, klien ayah dan kakak tertuanya itu pasti sudah berwajah pucat sekarang. Terlebih nada suara ayahnya itu sangat amat menyeramkan. Alesha hanya pernah mendengar suara itu satu kali, saat kakak tertuanya dalam bahaya sewaktu di US.
"Dan satu hal lagi, putri saya seorang gadis terhormat pak Joe, jangan sampai anda saya laporkan atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan, pelecehan dan juga pencemaran nama baik!!" Ancam Alvaro dengan telak
"Sebaiknya anda pergi kalau anda sudah mengerti kesalahan anda."
Suara langkah kaki yang menjauh itu membuat Alesha sedikit lega. Dia entah kenapa justru malah menangis. Alvaro mengendurkan pelukannya dan menunduk untuk melihat wajah putrinya. Dia mengusap airmata di pipi putrinya itu.
"Jangan menangis lagi sayang...! Sudah..." ujar Alvaro dengan lembut.
Alvaro mengecup kening putrinya. Ardan membayar tagihan makanan mereka dan segera mengajak ayah juga adiknya keluar dari sana. Ardan bahkan menggendong Alesha meski anak itu sempat menolak.
"Sudah Alesha. Jangan menangis lagi! Kalau kamu masih menangis juga, kamu tahu apa yang akan kakak lakukan padanya, kan?" Ujar Ardan.
"Alesha ikut dengan papi. Kamu masih ada pekerjaan lain?"
Terlihat sekali, sang kakak tidak terima dengan ucapan ayahnya. Namun apa daya? Sang ayah sudah bertitah, Ardan dan Alesha hanya bisa menurut. Sambil menggelengkan kepalanya, Ardan memasukan adiknya ke mobil sang ayah. Dia juga mengecup kening Alesha dengan lembut.
"See you soon..." ujarnya.
Setelahnya Alesha menunggu beberapa saat sebelum sang ayah masuk ke dalam. Saat mobil mulai melaju, Alesha menggeser badannya. Dia duduk di atas pangkuan ayahnya dan bergelung nyaman dalam pelukan ayahnya.
"Sebenarnya ada apa tadi?"
Alesha menarik kuat jas yang ayahnya pakai. Hal itu cukup untuk memberitahu Alvaro kalau dirinya ketakutan. Sang ayah mengusap punggungnya dengan sayang.
"Jadi, tadi kak Ardan meninggalkan Alesha dan pria itu. Kak Ardan ke kamar mandi katanya. Lalu, saat kakak pergi, dia mendekatiku dan mengira aku ini dibayar kakak untuk menemaninya,"
Alvaro kesal. Dia melirik ke arah supir juga asistennya yang ada di kursi depan.
"Dia hampir menciumku kalau kakak tidak datang tadi. Dia sangat menyeramkan, pi. Alesha takut,"
Alvaro mengusap dan mengecup puncak kepala Alesha. Dia menenangkan putrinya dengan desisan halus.
"Sudah, sayang. Jangan menangis lagi! Ada papi, tidak apa-apa,"
Alesha mengangguk kecil. Usapan lembut tangan besar ayahnya membuatnya nyaman. Perlahan-lahan dia jatuh terlelap. Saat Alesha sudah pulas, Alvaro langsung membenarkan posisi duduk Alesha dengan perlahan agar putrinya tidak terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #4] KeaSha
RomanceSequel ke 4 dari From Me To You Mengejar cinta sampai mendapatkannya. Gila? Ya. Bagi kalian hal itu pasti gila. Siapa sangka? Gadis yang selalu menjadi tuan putri di rumahnya harus rela menahan cibiran dan hinaan sebagai akibat dari usahanya mengeja...