I'm Fine

4.9K 314 12
                                    

Alesha terbangun dan tidakmenemukan kakaknya di sebelahnya. Dia langsung duduk dan segera turun dari ranjang sang kakak. Alesha berlari kecil keluar dari kamar itu. Dia bahkan masih berlari saat dia menuruni tangga di rumahnya.

"Ahh!" Pekiknya saat kakinya terserimpat.

Alesha memejamkan matanya. Dia yakin akan sakit rasanya jika dia terjatuh dan terguling di tangga rumahnya itu. Namun, nyatanya setelah beberapa detik berlalu, dia tidak merasakan sakit. Alesha malah mencium wangi yang tadi dia dapat dari badan kakaknya.

"Hati-hati! Kalau jatuh bagaimana?!" Suara berat yang sedikit membentak itu membuat Alesha membuka matanya dan mendongakkan kepalanya.

Matanya langsung bertemu dengan mata cokelat kakaknya yang tampak shock dan khawatir. Bahkan deru napas sang kakak yang tidak beraturan itu terdengar di telinganya. Sebelum suara ramai dari beberapa langkah kaki terdengar di telinganya.

"Ada apa?" Tanya sang ayah.

Alesha yang masih terkejut itu hanya diam terkaku.

"Ma-maaf kak," ujar Alesha terbata.

Alesha merasakan sepasang tangan besar seseorang di kedua lengannya. Tangan itu membantunya berdiri.

"Kak, ada apa ini?" Suara sang ayah membuat Alesha menyadari kalau tangan yang sedang memegangi lengannya adalah tangan sang ayah.

Alesha menatap kakaknya dan yang ditatap justru malah mengepalkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Setelah itu, sang kakak membalikkan badannya. Alesha dengan tanpa sadar langsung mengulurkan tangannya dan melompat memeluk badan tegap dan besar di depannya.

"Maafin Alesha, kak," ujarnya sambil terisak.

"Lepas," ujar sang kakak dengan suara dingin dan datarnya. Akan tetapi, Alesha yang keras kepala memilih diam dan tidak melepas pelukan itu.

"Lepas Alesha!!!" Bentakan itu membuat semua orang terkejut.

Alesha hanya diam. Dia berkeras tidak mau melepas kakaknya. Alvaro sudah memintanya untuk melepaskan kakaknya. Alesha tetap berkeras diri. Sampai akhirnya badan tegap itu melorot dan terduduk di tangga itu.

"Maafin Alesha, kak," ujarnya lagi.

Alesha memindahkan pelukannya ke bahu kakaknya. Dia memeluk bahu tegap itu dengan erat. Kepalanya dia sandarkan di bahu kekar itu.

"Maafin Alesha,"

Cukup lama sampai Alesha merasakan jemari dari tangan besar yang terasa dingin itu mengusap lengannya. Alesha melepas pelukannya dan langsung turun beberapa anak tangga untuk berdiri di depan kakaknya. Dia memeluk kakaknya, melingkarkan lengan kecilnya di leher sang kakak dengan erat.

"Jangan lakukan lagi!" Ujar sang kakak.

Alesha hanya mengangguk kecil. Alesha bisa mendengar helaan napas kakaknya, disusul dengan pelukan erat dari kedua lengan kekar sang kakak.

"Maaf. Maaf kakak sudah membentakmu,"

Alesha menggeleng kecil.

"Alesha minta maaf. Maaf sudah membuat kakak khawatir,"

Alesha merasakan kakaknya mengangguk kecil dan bahu tegap itu sedikit bergetar. Disusul napas kakaknya yang tidak teratur. Kakaknya menangis. Kakak tertuanya sedang menangis. Alesha langsung menatap sang ayah. Meminta sang ayah mengajak semua orang untuk meninggalkan mereka.

Saat keadaan hening dan sepi, Alesha mengusap punggung tegap itu.

"Maafin Alesha, kak. Alesha janji nggak akan kayak tadi lagi,"

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang