How They Meet

7.1K 412 10
                                    

"Dad?" Keannu memanggil seseorang yang kini sedang duduk di sudut kamarnya.

Tidak mendapat jawaban, Keannu bangkit dan duduk di atas ranjangnya. Keadaan kamarnya cukup gelap. Sepertinya, listrik di sekitar rumahnya tengah dipadamkan.

"Dad?" Panggil Keannu lagi.

Sebelah tangannya sudah meraba bagian bawah bantalnya. Memang Keannu menyembunyikan sebuah pisau di bawah bantalnya. Mata Keannu menyipit saat orang itu berdiri dan menghampirinya.

Semakin dekat orang itu semakin kuat Keannu menggenggam pisaunya. Dan akhirnya, sebuah letusan pistol membuat Keannu refleks melompat dari tempatnya duduk. Keannu langsung menerjang sosok di depannya. Dia menggores leher orang itu dan segera berlari keluar dari kamarnya.

Gelap. Hanya itu yang Keannu tahu. Dia harus berjalan dengan insting-nya saja. Keannu melewati kamar adiknya dan dia membuka pintu kamar itu.

"Gwen?" Panggil Keannu.

Tidak ada jawaban.

"Gwen!"

"Gwenina Russelldy!"

Tidak mendapatkan jawaban apapun membuat Keannu semakin masuk ke dalam dan saat itu kakinya tercengkram oleh tangan kecil seseorang.

"Gwen!" Keannu langsung berjongkok. Dia mengangkat sosok yang tadi mencengkram kakinya.

"Gwen, are you okey?"

Gelap. Dengan keadaan segelap ini, Keannu tidak bisa melihat keadaan adiknya. Jadi, Keannu memilih menggendong adiknya keluar dari kamar itu. Dia akan mencari pertolongan. Mungkin dengan bantuan ayahnya.

Eh? Ayahnya sedang pergi bersama ibu dan paman juga bibinya. Mereka ada misi dari sang kakek malam ini. Lalu, dengan segera Keannu berlari menyusuri koridor. Matanya terbelalak saat salah melihat keadaan adiknya. Keannu tengah berlari melewatu jajaran jendela besar di rumahnya. Cahaya bulan yang masuk membuat Keannu bisa melihat keadaan adiknya.

"Gwen, hang on!"

"Grandpa! Grandpa!"

Keannu berteriak sambil berlari. Dia berlari dan berlari. Melupakan kalau mungkin saja orang yang masuk ke rumah besar mereka mungkin mendengarnya.

"Kyaaa!!!"

Teriakan itu membuat Keannu mempercepat langkah kakinya. Keannu menarik sebuah senter dari laci meja foto di sebelahnya. Dia menuruni tangga dan melihat keadaan sudah kacau balau. Kakak sepupu juga adik sepupunya tengah tersudut akibat melawan sosok itu.

Keannu memejamkan matanya. Dia membukanya dan saat itu Keannu menyerang pria di depan kakak sepupunya. Setelah menjauhkan pria di depan sepupunya, Keannu menitipkan Gwen pada mereka.

"Hubungi daddy, kak!" Ujar Keannu.

Keannu mengambil pistol di tangan kakak sepupunya dan dia berlari menerjang beberapa orang di depannya. Sulit dan merepotkan, dengan usaha dan juga taktik singkat yang Keannu rancang, orang-orang itu tergeletak dengan lubang di dada ataupun kepala mereka.

Duaggh!!!

"Akkhh!" Keannu meringis.

Kepalanya terasa sangat sakit. Setelah kemarin malam kepalanya terbentur keras kini, kepalanya kembali terbentur benda keras. Keannu menembak siapapun yang sudah memukul kepalanya.

"Kean! Uncle dan yang lain akan segera kembali," ujar kakak sepupunya itu.

"Grandpa dan grandma?" Tanya Keannu dengan sedikit meringis.

"Mereka disekap di dapur oleh orang itu,"

Keannu memejamkan matanya sekilas. Kepalanya berputar dan membuatnya mual. Keannu kembali merasakan sesuatu mengalir keluar dari hidungnya. Dia mengelap kasar cairan yang keluar dari hidungnya itu.

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang