Kemarahan Alvaro

5.4K 401 13
                                    

"I'm sorry, thank you, and good bye,"

Alesha melepaskan diri dari pria itu. Dia berjalan menjauh. Alesha memasuki kamar mandi dan bersandar di balik pintu kamar mandi dengan mata terpejam. Dia kembali terisak. Semua nampak terlalu nyata meski itu hanya bayangan. Meski pria di depan Alesha tadi bukanlah Keannu. Pria itu sedang berdansa dengan Yuki tadi.

"Dia bukan Keannu!" Ujar Alesha pada dirinya sendiri.

Meski semua yang dia rasakan sama tapi, sosok itu bukan Keannu. Keannu sedang berdansa dengan orang lain. Keannu bukan miliknya dan tidak akan pernah menjadi miliknya. Keannu hanya seperti bintang yang akan menghilang dari kehidupannya.

Alesha memasuki salah satu bilik kamar mandi. Dia menukar pakaiannya, menguncir rambutnya. Setelah menyimpan gaun dan topeng yang dia pakai ke dalam tas, Alesha keluar dan mencuci wajahnya di wastafel. Penampilan polosnya kembali.

"Tidakkah aku nampak seperti the little mermaid dan cinderella?" Gumam Alesha.

Ya, dia seperti Cinderella yang harus pergi sebelum kembali menjadi upik abu. Dia juga sang putri duyung yang harus menjadi buih karena cintanya tidak terbalas. Selama ini Alesha diam layaknya orang bisu. Seperti sang putri duyung yang bisu saat menjadi manusia. Tak sanggup dan tak bisa mengungkapkan perasaan pada sang pangeran. Ingin membunuh pangeran pun dia tidak bisa. Hingga dia akhirnya menjadi buih. Seperti Alesha yang pada akhirnya melepaskan pria itu. Menutup hatinya rapat-rapat. Mematikan perasaan dan emosinya. Menjadi sebuah batu. Itu yang Alesha lakukan sekarang.

"Kalian akan kami pertemukan setelah kamu lulus nanti. Mungkin saat kamu kuliah atau saat kamu wisuda,"

Alesha mengingat ucapan calon mertuanya. Terpaksa menikah. Akankah, kisahnya menjadi seperti cerita di dalam sinteron atau dalam novel? Entahlah, Alesha sendiri tidak tahu. Yang jelas, malam ini, dia sudah selesai dengan perasaannya yang bertepuk sebelah tangan.

Tidak ada lagi Keannu untuk besok dan seterusnya. Tidak akan pernah ada.

"Aku tidak mengenal Keannu. Tidak mengenalnya,"

.................

Two years later,

"Kakak..." Alesha menerobos masuk ke dalam kantor kakak tertuanya.

Kakaknya yang selalu tidak mau kembali ke rumah. Kini setelah dua tahun, sang kakak memenuhi janjinya.

"Alesha? Kenapa kesini?"

"Alesha mau minta diantarkan kakak,"

"Kemana?"

"Itu... Mm... Alesha mau daftar kuliah. Kata kak Natasha, Alesha bisa masuk di kampus dia aja. Jadi, kalau jadwalnya sama aku bisa pulang sama kak Natasha,"

Alesha melihat kakaknya mengangguk. Sang kakak berdiri dan segera menghampiri Alesha. Alesha dan sang kakak berjalan bersebelahan.

"Kakak tuh ya, kalau papi tahu papi bisa marah sama kakak..."

"Jangan bilang papi makanya!"

"Nggak baik kak..."

"Nggak tiap hari dek..."

Alesha hanya bisa menghela napas. Dia menundukan kepalanya dan memainkan jemarinya

"Kak..."

"Hn,"

"Maaf..."

"Kenapa kamu minta maaf?"

Alesha mengangkat kepalanya dan mengambil tangan besar kakaknya untuk dia genggam.

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang