So, This is The Reason

4.8K 377 17
                                    

"Alesha!"

Alesha menoleh saat suara yang sudah sekian bulan tidak dia dengar terdengar di telinganya.

"Bagaimana dia?" Tanya sosok yang kini berdiri di depannya.

Sosok itu kini sudah lumayan lancar berbahasa Indonesia. Alesha menatap sosok itu dengan wajah bingungnya. Dia masih terlalu kaget dengan hal yang baru saja terjadi di depannya. Saat lampu ruang di depannya padam dan pintu ruangan itu terbuka, Alesha langsung berdiri dan memeluk sosok yang baru keluar itu.

"Ssstt... tidak apa-apa. Jangan takut lagi!" Ujar sosok itu menenangkan Alesha. Dia mengusap rambut panjang Alesha dengan sayang. Sebelah tangannya menepuk pelan punggung Alesha.

Sosok itu menjauhkan badannya dari badan Alesha. Dia memegang bahu Alesha dengan perlahan.

"Apa kamu terluka?"

Alesha menggeleng pelan.

"Kamu yakin? Kakak takut kamu terluka,"

Alesha tetap menggeleng. Sosok itu mengusap pipi Alesha dengan perlahan.

"Dia baik-baik saja, okey. Jangan menangis lagi! Dia akan bangun saat obat biusnya habis nanti,"

Alesha tetap menangis.

"Alesha, dia tidak apa-apa. Hanya memar dan retak tulang sedikit. Dia akan baik-baik saja. Kakak juga akan memberikan dia kamar terbaik di rumah sakit kita ini, okey? Jangan menangis lagi, lil' princess!"

Alesha tidak menjawab. Namun, mendengar Keannu baik-baik saja membuat dia merasa sedikit lega, dan saat itu dia merasa tubuhnya lemas.

"Astaga! Alesha!" Suara panik dari kakaknya mengiringi Alesha terjatuh dalam kegelapan.

.......

"Ugh!" Alesha mengerang kecil saat kepalanya terasa sakit. Saat itu juga beberapa tangan besar terasa di kepala, tangan kiri dan juga kakinya.

Alesha membuka matanya dengan perlahan.

"Ya Tuhan, syukurlah!"

Alesha mengernyit saat mendengar tiga suara berat yang penuh wibawa itu. Alesha mengerapkan matanya sejenak sebelum dia menemukan wajah kakak tertuanya berada di depannya dengan tangan yang sedang mengusap kepalanya. Lalu, kakak keduanya sedang memijat kakinya dan kakak ketiganya sedang menggenggam tangan kirinya.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya kakak pertama-nya.

"Apa ada yang sakit?" Tanya kakak ketiga-nya.

"Kamu mau sesuatu, princess?" Tanya kakak kedua-nya

Alesha menggeleng. Ketiga pria itu menghela kecil.

"Jangan membuat kakak takut, sayang!" Ujar kakak pertama-nya lagi.

"Saat Arsen menghubungi kakak, kakak merasa jantung kakak hampir copot dari tempatnya. Kamu membuat kakak takut, princess," ujar kakak kedua-nya.

"Benar itu! Apa lagi kak Ardan, aku hampir ditinju olehnya saat dia sampai tadi," protes Arsen, kakak ketiga-nya.

"Maaf," ujar Alesha.

Ketiga pria itu tersenyum. Ardan, kakak pertamanya langsung mengecup keningnya dengan sayang.

"Mau beritahu kakak apa yang terjadi?"

Pertanyaan itu mau tidak mau membuat Alesha kembali takut. Ardan yang melihat itu langsung duduk di sisi ranjang Alesha. Dia membawa Alesha ke dalam rengkuhannya dan dia mengusap punggung Alesha dengan perlahan.

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang