Keannu tersenyum tipis kala melihat bagaimana adik-adik kelasnya berlari menuju ke kelas mereka. Termasuk disana Alesha, adik kelas yang entah bagaimana bisa menarik rasa penasaran di dalam diri Keannu untuk keluar. Gadis itu juga yang membuat Keannu merasa dia memiliki seseorang yang ingin dia lindungi selain anggota keluarganya.
"Hen na... (aneh)" gumamnya.
Keannu tersenyum menatap tingkah gadis itu. Dia juga tersenyum kala melihat gadis itu memanyunkan bibirnya pada temannya. Entah apa yang menarik dari gadis itu sampai Keannu menjadi seperti ini.
"Kore wa watashi de wanai,"
(Ini bukan diriku,)"Watashi wa hokanohito o ki ni suru toki karedesu ka?"
(Sejak kapan aku peduli pada orang lain?)Keannu menghela napasnya. Dia memilih duduk dan bersandar di pintu masuk rooftop. Memang sejak baru sampai di sekolah tadi pagi, Keannu memilih duduk bersantai di atap sekolah. Well, itu pun karena dia tahu, hari ini sekolahnya di bebaskan dari kegiatan belajar mengajar. Guru-guru sedang rapat membicarakan tanggal berapa ujian semester akan dilangsungkan.
"Sudah hampir setengah tahun," gumamnya.
Ya, Keannu mengenal Alesha sudah hampir setengah tahun. Sejak dia masuk ke sekolah ini tahun kemarin, dia tidak pernah merasa setertarik dan penasaran ini pada siswi di sekolahnya. Tapi Alesha, gadis itu menarik Keannu untuk mendekat, untuk tertarik, dan untuk penasaran.
"Maa...(well,)" Keannu merenggangkan ototnya dan memejamkan matanya.
Keannu membiarkan angin pagi menerpa wajahnya dan menyapu rambutnya. Dia terlelap dengan posisi duduk di atap itu. Keannu mengerutkan keningnya. Dia bangun dari tidur singkatnya kala merasakan ponselnya bergetar.
"Grandpa?" Gumamnya sebelum mengangkat panggilan itu.
"Temui aku di cafe di seberang sekolahmu!" Titah sang kakek sebelum Keannu sempat mengucapkan salam.
Keannu menatap layar ponselnya yang sudah gelap. Dia menghembuskan napasnya dengan gusar. Lalu, dia segera berdiri dan menuju ke tempat yang kakeknya maksud. Keannu menghela saat melihat gedung kecil itu sudah dipenuhi oleh para pengawal sang kakek.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Duduklah,"
Keannu duduk di kursi yang berseberangan dengan kakeknya.
"Aku dengar kau tidak mau kembali ke Jepang,"
Keannu hanya menatap kakeknya
"Kenapa?"
Keannu masih memilih diam. Dia malah memanggil pelayan cafe dan memesan minuman untuknya.
"Kau tahu, nenekmu sudah merengekiku untuk mengajakmu pulang,"
Keannu masih tetap diam. Sampai pesanan miliknya sampai lima menit kemudian. Keannu menerima pesanannya dan menyesapnya.
"Kalau tidak ada yang mau grandpa katakan lagi, aku mau kembali ke sekolah,"
"Kau semakin hari semakin kurang ajar saja!"
Keannu tidak menjawab. Dia hanya kembali menyesap minuman di gelasnya.
"Aku tidak akan melakukan itu kalau aku jadi grandpa. Ini Indonesia, grandpa tidak bisa seenaknya memukul seseorang," ujarnya saat melihat tangan kakeknya sudah terangkat.
Keannu mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu lalu, dia berdiri dari kursinya.
"Terima kasih undangannya,"
Keannu berjalan dengan tenang menuju pintu keluar. Dia mendecak kecil saat pintu di depannya terhalang oleh pengawal kakeknya. Dia terkejut dan berusaha memberontak tatkala kedua lengannya ditahan oleh pengawal kakeknya yang entah sejak kapan sudah berdiri di kedua sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #4] KeaSha
RomanceSequel ke 4 dari From Me To You Mengejar cinta sampai mendapatkannya. Gila? Ya. Bagi kalian hal itu pasti gila. Siapa sangka? Gadis yang selalu menjadi tuan putri di rumahnya harus rela menahan cibiran dan hinaan sebagai akibat dari usahanya mengeja...