Alesha dan Ardan

5.2K 305 16
                                    

Dua minggu setelah. Kekosongan tanpa sosok sang pangeran sekolah, akhirnya! Sang pangeran kembali. Sekolah kembali ramai dengan sorakan dari siswi-siswi segala tingkatan yang sibuk mengagumi ketampanannya. Dan Alesha menjadi salah satunya.

"Oh my god! Kak Kean sudah balik... yes! Dia udah balik..." pekik Alesha girang.

Perjuangan mendapatkan Keannu akan kembali dia mulai. Layaknya sebuah medan peperangan, Alesha akan berjuang untuk mendekati sang pangeran. Melawan ratusan siswi di sekolahnya sendiri.

"Jangan mulai deh, Sha!" Ujar Naira pada Alesha.

"Ish! Nai, ini tuh penting. Menyangkut hidup dan masa depan gue tahu!"

"Iya tahu. Tapi, nggak usah begitu juga kan bisa,"

"Nggak bisa. Pokoknya nanti siang I mau ketemu kak Kean," ujar Alesha semangat.

Dan seperti ucapannya. Dengan semangat yang menggebu-gebu, Alesha mencari keberadaan Keannu. Begitu dia menemukannya, dia langsung mendekati sang pangeran dengan senyumnya.

"Hai kak-"

Alesha terdiam di tempatnya. Terlalu terkejut. Alesha tidak menyangka, Keannu akan melewatinya begitu saja. Seolah dia tidak berdiri disana. Alesha berbalik. Dia memanggil Keanny sekali lagi dan responnya adalah dia diabaikan.

'Sakit,' batin Alesha.

Dia merasakan sakit di rongga dadanya. Tapi, dia tidak menyerah. Alesha kembali tersenyum.

"Tidak apa. Besok pasti dia akan menyahut,"

..........

"Kak, boleh bicara sebentar?" Ujar Alesha saat berjumpa dengan Keannu di kantin.

Lagi-lagi, Alesha hanya bisa menelan pil pahit. Keannu mengabaikannya. Pria itu memilih melenggang pergi entah kemana.

"Sha," panggilan Naira membuat Alesha menoleh dan tersenyum.

"I'm fine,"

"Mau ke rumah gue?"

Alesha menggeleng kecil. "Aku mau anterin kakak aku ke bandara,"

"Yang kemarin itu?"

"Iya,"

Naira mengangguk. Alesha memilih masuk ke kelas. Beberapa orang mencibirnya habis-habisan. Menertawainya dan bahkan mengerjainya. Mereka pikir, Keannu tidak lagi melindungi Alesha jadi, mereka bisa berbuat sesuka mereka.

"What?" Alesha menggumam. Dia terlalu kaget melihat mejanya berantakan dengan banyak sampah dan lagi buku-buku catatannya sobek semua.

Tas Alesha juga hilang entah kemana. Alesha mendengus kecil saat mengetahui tasnya ada di sebuah pohon.

"Biar gue aja yang ambil tasnya," tawar Naira.

"Serius Nai?"

"Bener. Gini-gini gue pernah menang lomba panjat pinang. Manjat pohon mangga doang mah kecil!" Ujar Naira yakin.

Alesha hanya bisa mengucapkan terima kasih pada Naira. Gadis itu benar-benar memanjat dan mengambilkan tas Alesha. Alesha memeluk sahabatnya itu saat Naira sampai kembali menginjak tanah.

"Thanks, Nai. Aku nggam tahu lagi deh kalau nggak ada kamu begimana nasib tas aku ini..."

Naira tersenyum dan membalas pelukan Alesha. Dia memang mengakui Alesha adalah perempuan baik hati yang sangat cocok menjadi sahabatnya.

"Nai,"

"Hm?"

"Minggu depan kita ada acara di puncak, kan ya?"

[DS #4] KeaShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang